Thursday, January 13, 2011

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN SEJAK USIA DINI


PENDAHULUAN

Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia sudah lama dilakukan, bahkan di dalam program pemerintah yaitu repelita. Mutu pendidikan sangatlah penting untuk dimasukkan ke dalam agenda kurikulum pemerintah, pemerintah melakukan segala upaya agar mutu pendidikan di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain dan tidak mendapat julukan negara yang mutu pendidikannya rendah, maka pemerintah melakukan berbagai program dan inovasi pendidikan, seperti pengadaan buku ajar dan buku referensi lainnya, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan, peningkatan manajemen pendidikan serta pengadakan fasilitas penunjang selalu dilakukan. Namun sampai saat ini mutu pendidikan masih jauh dari harapan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan peningkatan sumber daya manusia. Namun, sampai saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih sangat rendah di banding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam, dengan demikian kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, Indonesia kini menghadapi dua persoalan di dalam SDM, yaitu tantangan dari dalam dan dari luar negeri. Dari dalam negeri, kondisi ekonomi Indonesia semakin hari keadaannya semakin memprihatinkan sehingga banyak pengangguran di mana-mana. Hal ini salah satunya disebabkan oleh banyak lulusan SLTP tidak melanjutkan ke SLTA, begitu pula dari SLTA tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi, sementara bekal keterampilan mereka sangat minim sekali. Sementara dari luar negeri, tantangan sangat kompleks, diantaranya adanya kesepakatan AFTA(Asean free Trade Area) dan ALFA(Asean Free Labour Area), konsekuensinya adalah tenaga kerja Indonesia harus memiliki SDM yang bagus dan mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar khususnya negara-negara ASEAN.

Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Mereka tidak hanya cukup menguasai teori-teori saja, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial dan mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut pengamatan penulis, pendidikan yang mampu untuk mengatasi hal tersebut di atas yang paling tepat adalah pendidikan yang berorientasi jiwa entrepreneurship, yaitu jiwa yang berani dan mampu menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problem tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Salah satu jiwa entrepreneurship yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak usia dini adalah kecakapan hidup (life skill).

Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikululm yamg dikembangkan di sekolah.

Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat penting, karena pendidik adalah “Agen Of Change” yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa entrepreneur bagi peserta didiknya. Di samping itu, jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inofatif, produktif, dan mandiri.

KADERISASI WIRAUSAHA

Jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dapat ditanamkan oleh para orang tua ketika anak-anak mereka masih berusia dini. Kewirausahaan lebih mengarah pada perubahan mental. Jadi, tak perlu dipertentangkan, apakah kemampuan wirausaha berkat adanya bakat atau hasil pendidikan. Mien Uno mengatakan bahwa untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan karakter unggul, yaitu meliputi:

1. Pengenalan terhadap diri sendiri (Self Awareness)
2. Kreatif
3. Mampu berpikir kritis
4. Mampu memecahkan permasalahan (Problem Solving)
5. Dapat berkomunikasi
6. Mampu membawa diri diberbagai lingkungan
7. Menghargai waktu (Time Orientation)
8. Empati
9. Mau berbagi dengan orang lain
10. Mampu mengatasi stress
11. Bisa mengendalikan emosi
12. Mampu membuat keputusan

Karakter tersebut, masih menurut Mien Uno, akan terbentuk melalui sebuah proses yang panjang. Dalam proses ini, orang tua anak perlu mengambil peranan. Orang tua perlu menyupervisi anak dengan memberi contoh yang baik dan menjaga agar ucapannya sama dengan tindakan. Selain itu, orang tua ikut memotivasi anak, mengevaluasi, dan memberikan apresiasi atas prestasi anak. Membangun jiwa kewirausahaan memang sangat penting, lebih-lebih dengan meningkatnya angka penganguran terdidik.

Mengutip pendapat sosiolog, Davit Mc. Celland, suatu negara bisa menjadi makmur jika memiliki sedikitnya dua persen entrepreneur (wirausahawan) dari jumlah penduduk. Sedangkan menurut data statisk BPS (2007), Indonesia baru memiliki 400.000 wirausahawan atau 0,18 persen dari jumlah penduduk. Untuk itu, Indonesia perlu secara serius mempersiapkan lahirnya generasi entrepreneur untuk mencapai kemajuan ekonomi yang pesat.

Bagi sebagian orang, pendidikan bisa menjadi faktor pendorong kesuksesan untuk berwirausaha. Seseorang memang tidak perlu berpredikat sarjana untuk menjadi pengusaha, tetapi dengan latar belakang pendidikan akademik, berarti akan banyak kesempatan terbuka, karena lebih luas wawasanya dalam melihat peluang bisnis yang ada. Jadi, problem utama dalam membangun jiwa kewirausahaan adalah kurangnya kesadaran akan arti penting dan urgensinya menjadi pemuda yang mandiri dan berwirausaha.

Kini masih banyak pemuda terdidik dari organisasi kepemudaan yang lebih berorientasi kepada penggerak politik dan kekuasaan, karena mereka cenderung memilih cara instan untuk menjadi terkenal dan politisi handal, tetapi dari aspek ekonomi mereka jauh tertinggal. Jadi, tahap awal yang harus dilakukan dalam memberdayakan pemuda adalah membangun jiwa pemuda yang mandiri dan menanamkan semangat hidup berwirausaha agar kemandirian mudah dibangun. Dalam konteks ini, pendidikan seharusnya bukan sekedar untuk mencetak generasi terampil serta memiliki kompetensi tinggi, tetapi juga harus mampu mencetak generasi berjiwa wirausaha.

Ikon bahwa sekolah hanya mencari ilmu, lantas mencari pekerjaan, harus diubah menjadi mencari ilmu dan mengaplikasikannya di lapangan. Dengan demikian, pendidikan nasional harus mampu membawa generasi terdidik untuk menciptakan pekerjaan. Pendidikan kewirausahaan yang diajarkan sejak SD bisa mengubah tipe pendidikan nasional kita yang sudah terlanjur menjadi birokrasi minder karena melulu difokuskan untuk mencetak generasi baru yang hanya untuk mengisi kantor-kantor saja.

Dengan fakta angka pengangguran terdidik yang makin melonjak dari tahun ke tahun, kini tipe pendidikan birokrasi mendidik tidak layak dibiarkan terus menerus. Sekarang saatnya anak-anak sejak SD diajari untuk mengenal berbagai jenis kewirausahaan, sebagai alternative menghadapi masa depan di luar cita-cita menjadi pegawai kantor. Mental priyayi sebagai konsekuensi dari birokrasi minder, yang selama ini menjadi tipe pendidikan nasional kita, harus mulai dihapus, sebab faktanya menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di kantor selalu terbatas, sebaliknya, peluang kerja di luar kantor terbuka lebar untuk semua generasi.

Jika pendidikan nasional dibiarkan bertipe birokrasi minder, dikhawatirkan akan menambah angka pengangguran terdidik dari tahun ke tahun. Masih terlalu banyak lulusan perguruan tinggi yang bermental priyayi, sehingga tidak bersedia merintis usaha kecil dan memilih menganggur sambil mondar-mandir keluar masuk kantor menawarkan surat lamaran kerja yang dilampiri ijazah sarjana. Jika generasi muda dibiarkan bermental priyayi, ujung-ujungnya banyak di antara mereka yang hanya akan menjadi kuli di negara lain, sehingga makin menguatkan citra Indonesia sebagai bangsa kuli. Hal ini hanya bisa dihentikan dengan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada anak-anak sejak SD.

Sepenggal kisah/contoh kewirausahaan sejak dini yang mengkisahkan seorang wirausaha yang sukses di kota Bandung, sebut aja namanya Asep, waktu Asep masih duduk di bangku SD, kebiasaan setiap habis sekolah dia selalu mencari kardus-kardus bekas dan dikumpulkan, setelah terkumpul, kardus-kardus itu dijual ke lapak. Hasil dari penjualan kardus tersebut sebagian ditabung dan sebagian untuk uang jajan. Setelah menginjak usia remaja, uang itu terkumpul banyak dan akhirnya dia memutuskan untuk memperbesar bisnis limbahnya dengan membuka lapak sendiri, yaitu mengambil limbah-limbah kardus dan kertas-kertas dari pengepul. Dari keuletan dan kerja kerasnya tersebut, akhirnya Asep yang telah dewasa mulai mengembangkan bisnis barunya dengan jaul beli kain dari sisa-sisa eksport dari beberapa pabrik di kota Bandung dan Jakarta. Dari bisnis limbah kertas dan kain itulah akhirnya Asep meraih puncak kesuksesannya dan menjadi seorang pengusaha yang cukup terkenal di kota Bandung dan bahkan bisnis yang sekarang dia geluti semakin maju dan semakin bayak jenis usahanya.

APAKAH WIRAUSAHA ITU?

Dari segi karakteritis perilaku, wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan atau usaha milik sendiri. Wirausaha adalah mereka yang biasa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan memberdayakannya. Dari definisi di atas, mengadung asumsi bahwa setiap orang yang sehat akal dan pikirannya dapat mempelajari kewirausahaan dan bisa menjadi seorang wirausaha.

Di dalam melakukan kewirausahaan, menurut Mc. Clallend, ada beberapa karakter pokok yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, antara lain:

1. Dorongan berprestasi

Semua wirausaha yang berhasil memiliki kegiatan besar untuk mencapai suatu prestasi.

2. Bekerja keras

Sebagian besar wirausaha mabuk kerja demi mencapai sasaran yang ingin diciptakannya.

3. Memperhatikan kualitas

Wirausaha menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai bisa mandiri, sebelum dia memulai usaha barunya.

4. Sangat bertanggung jawab

Wirausaha sangat bertanggung jawab atas usaha mereka baik secara moral, legal maupun mental.

5. Berorientasi pada imbalan

Wirausaha mau berprestasi, kerja keras dan bertanggung jawab, dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan tersebut tidak hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan dan penghormatan.

6. Optimis

Wirausahawan hidup dengan doktrin bahwa semua waktu baik untuk berbisnis dan segala sesuatu itu bisa.

7. Berorientasi pada hasil karya yang baik

Seringkali wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol dan menuntut segala yang prima (first class).

8. Mampu mengorganisasikan

Kebanyakan wirausaha mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam upaya mencapai hasil maksimal bagi usahanya, mereka umumnya diakui sebagai komandan yang berhasil.

9. Berorientasi pada uang

Uang yang dikejar oleh para wirausahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan.

Ada 10 karakter kunci sukses mayoritas pengusaha sukses dalam menjalankan usahanya, yaitu:

1. Berpikir sukses

Untuk mendapatkan kesuksesan yang diinginkan, Anda perlu bermimpi besar, setiap kesuksesan dimulai dengan impian besar. Anda perlu memiliki impian besar bagi diri Anda, Anda ingin menjadi kaya, terkenal atau berkecukupan. Namun, mimpi saja tidak cukup. Anda harus aktif memvisualkan sukses dalam pikiran Anda sehingga dapat Anda rasakan. Bagaimana rasanya melipat gandakan income Anda? Dan bagaimana hidup akan berubah?

2. Memiliki hasrat pada apa yang Anda kerjakan

Anda memulai bisnis untuk merubah sebagian atau seluruh hidup Anda. Untuk melakukan perubahan, Anda perlu mengembangkan atau membuka hasrat personal melakukan perubahan. Keberhasilan akan datang jika Anda mencintai apa yang Anda kerjakan.

3. Fokus pada kelebihan Anda

Anda tidak menjadi apapun bagi semua orang , kita memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar lebih efektif, Anda harus mengenali kelebihan dan berkonsentrasi pada hal tersebut, Anda akan menjadi sukses jika mampu menggabungkan upaya Anda dengan area yang Anda kuasai dengan baik.

4. Pantang memikirkan kemungkinan gagal

Sebagai seorang pengusaha, Anda harus sepenuhnya percaya dengan sasaran apa yang Anda lakukan. Pikirkan apakah yang Anda kerjakan akan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan Anda sendiri? Anda harus memiliki keyakinan yang kuat atas ide dan kemampuan diri Anda sendiri. Anda harus yakin, dibalik bayangan keraguan, Anda memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengatasinya, semakin Anda mengembangkan keyakinan untuk mencapai sasaran, semakin cepat Anda mendapatka keyakinan Anda.

5. Rencanakan dengan baik

Anda memiliki visi dan yakin dapat mencapai visi Anda. Maka untuk mencapainya, Anda harus memiliki tujuan kongkrit sebagai batu loncatan untuk visi Anda. Jangan melakukan sesuatu untuk berfantasi. Anda harus merencanakan tindakan Anda agar memberikan kontribusi untuk meraih visi. Kemampuan Anda untuk menetapkan sasaran dan membuat perencanaan adalah keterampilan yang diperlukan untuk sukses.

6. Kerja keras

Setiap pengusaha sukses harus bekerja keras, tidak ada orang sukses hanya berpangku tangan, seperti yang dikatakan Brain Tracy, “Anda bekerja selama delapan jam sehari untuk bertahan hidup, setelah delapan jam sehari adalah untuk kesuksesan,” dan pengusaha sukses bekerta lebih dari enam puluh jam dalam seminggu di awal bisnis mereka. Kerja keras akan mudah jika Anda memiliki visi, sasaran yang jelas, dan hasrat pada sesuatu yang anda kerjakan.

7. Terus menerus memperluas jaringan

Di dalam bisnis, Anda nilai perusahaan yang Anda jalankan dari tim manajemen, dewan direksi, dan rekan strategik. Bisnis selalu memerlukan bantuan, terlebih usaha kecil, sangat penting membentuk aliansi dengan orang-orang yang dapat membantu Anda dan yang dapat Anda bantu agar berhasil dalam bisnis. Anda harus memiliki keterampilan networking yang bagus dan selalu jeli melihat peluang yang ditawarkan.

8. Kemauan untuk belajar

Untuk berhasil menjalankan bisnis, Anda harus banyak belajar, mau bertanya, ingin tahu, tertarik dan membuka pengetahuan baru. Kemauan untuk belajar menjadi hal yang penting seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan menjalankan bisnis.

9. Memiliki ketangguhan dan keyakinan

Tidak ada seorangpun yang mengatakan jalan menuju sukses itu mudah. Di samping intensitas dan kerja keras, terkadang Anda mengalami kegagalan. Beberapa pengusaha sukses mengalami kemuduran dan kekalahan, bahkan bangkrut. Namun mereka segera bangkit untuk membuat perhitungan. Ingatlah, jika Anda memiliki ketanguhan, tidak ada yang dapat menghentikan Anda.

10. Disiplin pribadi

Thomas Huxley mengatakan, ”Lakukan apa yang harus Anda lakukan, baik Anda menyukainya ataupun tidak.” Disiplin diri adalah kunci sukses, kemauan yang kuat akan mendorong diri Anda untuk menembus harga kesuksesan, melakukan apa yang tidak disukai orang lain, menempuh perjalanan panjang, bertarung dan menjadi pemenang.

PENUTUP

Jiwa kewirausahaan seseorang bukanlah faktor keturunan semata, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun. Yang penting dan yang utama adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman, “ gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa“, mungkin seperti itulah gambaran yang harus dikembangkan oleh manusia, khususnya di Indonesia, agar tetap eksis dalam pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

Pekerti, Anugrah. 1997. ”Mitos dan Teori dalam Pengembangan Kewirausahaan” (Makalah dalam Lokakarya Kewirausahaan PT). Jakarta: DP3M Dikti.

Depnaker RI. 1999. Situasi Kerja dan Kesempatan Kerja Di Indonesia (Suatu tinjauan yang dilaksanakan pada tahun 1998). Jakarta

Instruksi Presiden RI No.4. 1995. Tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan Kewirausahaan. Jakarta

Martaja. 2009. Kaderisasi Wirausaha Sejak Dini. http//www2.ilmci.com/. Akses Januari 2010

Gymnastiar, Abdullah. Rahasia Sukses Menjadi Wirausahawan. Akses Januari 2010.

ditulis oleh: Oleh: Sukristin, S.E., M.M.(STKIP Melawi)

0 comments: