Thursday, November 26, 2015

PERANGSANGAN GERAKAN KASSAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK (05)

E. USIA 13-18 BULAN

Gerakan Kasar
Mayoritas anak usia ini mulai bisa berjalan. Ibu dan Ayah sangat berperan untuk mengembangkan rasa percaya diri dan keseimbangannya ketika anak berjalan. Terkadang anak merasa ragu ketika ia berdiri sendiri di atas kedua kakinya, karena dunia seakan berbeda. Anak memerlukan pujian dan semangat dari orang di sekitarnya, terutama ibu dan ayah sebagai orangtuanya, agar ia dapat melangkah dengan yakin.
Jika usia 15 bulan anak belum juga berjalan, tenanglah. Pada beberapa anak mereka akan berjalan di usia yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Semua bergantung pada kematangan dan kesiapan anak, serta rangsangan yang ibu dan ayah berikan. Yang perlu diperhatikan, apakah anak menunjukkan tanda-tanda atau usaha berjalan, seperti berusaha merangkak, menggerakkkan kaki ketika berbaring, berdiri sendiri dengan berpegangan, dan terlihat tertarik dengan mainan. Jika tanda-tanda tersebut ditunjukkan oleh anak, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan . Dengan kesempatan berlatih serta bantuan dari ibu dan ayah untuk meyakinkan dirinya, sebentar lagi anak akan berjalan. Jika Ibu dan Ayah masih khawatir juga, konsultasikan perkembangan anak dengan dokter anak atau psikolog.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan
  • Biarkan anak memanjat tanpa bantuan. Tentu saja ibu dan ayah harus tetap mengawasinya. Kegiatan ini merupakan tantangan yang kompleks untuk dirinya, tapi akan menjadi terampil nila diberi waktu yang cukup untuk berlatih menyeimbangkan kemampuan geraknya. Bila perlu, berikan contoh bagaimana cara memanjat dan turun yang benar.
  • Minta anak mengambil mainannya dari lantai. Kegiatan ini akan membantunya untuk berlatih keseimbangan dengan berjongkok dari posisi berdiri dan sebaliknya.
  • Bermain menendang bola. Untuk permulaan, anak tidak akan mampu berdiri dan menendang bola dengan baik, bahkan tidak mungkin ia akan terjatuh, tetapi percayalah anak akan sangat menikmati permainan ini.
  • Beri ruang gerak. Pada saat ini anak adalah balita yang sangat dinamis dan rasa ingin tahu membawanya bergerak ke sana kemari. Beri kesempatan dan ruang gerak yang cukup untuk anak menyempurnakan kemampuan berjalan dan keseimbangannya secara spontan, tanpa banyak diarahkan. Latihlah anak juga mengetahui bahaya di sekitarnya. Katakan, "Hati-hati, Nak ..... ini ada tangga kecil,' sehingga ia akan berhenti terlebih dahulu sebelum menaiki atau menuruni  undakan.
Gerakan Halus
Di usia 13-18 bulan ini, anak mengembangkan kemampuan gerakan halus yang cukup baik. Namun ia masih suka memasukkan benda-benda ke mulut. Oleh karena itu, ibu dan ayah harus waspada emngawasi kegiatannya. Dengan kemandiriannya anak juga mampu menjelajah lingkungannya sendiri dan mengantisipasi kegiatan yang ingin ia lakukan. Perkembangan gerakan halus tidak hanya terbatas pada jari-jari tangannya saja tetapi juga pada kemampuan seperti menyusun tiga balok mainan dan kegiatan lain yang melibatkan kerjasama mata-tangan
Kegiatan yang dapat dilakukan
  • Beri waktu yang cukup banyak untuk menyelesaikan tugas/permainannya, terutama pada kegiatan yang melibatkan pengendalian dari tangan dan jari. Biarkan anak mencoba menyelesaikan pekerjaannya dan merasa bangga. Jika memungkinkan berikan tempat agar hasil karya anak dapat dipajang.
  • Berikan rasa nyaman jika ia merasa frustasi. Anak sedang berusaha melatih dirinya agar menguasai keterampilan-keterampilan yang lebih baik lagi. Anak membutuhkan ibu dan ayah untuk memberikan rasa nyaman dan dukungan ketika ia tidak berhasil melakukan tugasnya. 
  • Dominasi tangan. Pada usia ini kadang anak berubah-rubah pilihan dalam menggunakan tangannya. Jangan memaksakan anak menggunakan salahsatu tangannya. Biarkan pilihan tangan ini berkembang secara alami.
  • Bermain bola gelinding. Berdirilah sekitar 3-4 meter jauhnya dari anak. Gelindingkan bola kecil ke arah anak. ia akan menyenangi permainan ini. ia dapat memukul bola kembali atau mencoba menangkapnya. Minta anak menggelindingkan bola kembali kepada ayah dan ibu
  • B ermain telepon-teleponan. Anak pasti sudah sering melihat ibu dan ayah menelepon. Kini gilirannya untuk menelepon. Biarkan ia melakukan kegiatan pura pura ini. anak akan belajar meletakkan gagang telepon ditempatnya serta memencet mencet nomor telepon.
  • Bermain tepuk tangan juga bisa menjadi kegiatan yang mengasyikkan bagi anak.
sumber: Seri bacaan orangtua, Direktorat PAUD, Kemendikbud

Friday, September 4, 2015

PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK (04)

D.    Usia 10-12 Bulan
Gerakan Kasar
Pada usia ini anak sudah mengembangkan kemampuan gerak tubuh dan keseimbangan yang baik, seiring dengan menguatnya otot dada, pinggang, pinggul, dan kaki. Dengan kemajuannya itu, anakpun mampu melangkahkan kaki-kaki mungilnya dan mulai berdiri sendiri serta berjalan sambil berpegangan pada dinding. Anak menjadi lebih mandiri dan lebih aktif, sehingga tak jarang ia mengalami kecelakaan. Ibu dan ayah harus ekstra hati-hati dalam menyiapkan lingkungan yang aman untuk dijelajahi oleh anak. Bila ada tangga dirumah, pastikan akses (kesempatan) untuk menaiki dan menuruni tangga hanya dapat dilakukan anak dengan panduan orang dewasa. Pastikan juga keamanan laci atau lemari yang bisa saja melukai anak atau menjepit jari-jari mungilnya. Ingatlah selalu, anak usia inio penuh raswa ingin tahu yang besar sehingga ia akan menoba berbagai cara untuk dapat mmemenuhi keingintahuannya. Jeruji-jeruji pagar atau teralis tangga bisa juga menjadi sumber bahaya bila kepala mungil anak terjepit diantaranya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
  • Latih anak untuk berdiri dengan berpegangan pada kursi/furnitur yang kuat sebagai alat bantu. Arahkan tangan ibu dan ayah ke kursi/furnitur, lalu mintga anak untuk perpegangan pada kursi/furnitur itu
  • Buatlah permainan yang menyenangkan. Jika Ibu dan ayah menggerutu atau memaksa anak untuk berlatih berjalan, itu tidak membuat anak semangat dan justru berhenti mencoba. Buatlah situasi yang menyenangkan sehingga anak mau berlatih dan terus mencoba.
Gerakan HalusPada usia sekitar 12 bulan, kemampuan kerja sama mata, tangan yang dikuasai oleh anak pun meningkat. Ia mulai dapat melakukan tugas-tugas yang lebih rumit, seperti menyusun balok, atau memasangkan bentuk puzzle (mainan keping gambar) yang tepat. Anak juga mulai suka mencoret-coret apa saja yang ada dihadapannya. Dengan makin berkembangnya kemapuan anak,, ibu dan ayah dapat memberikan perintah sederhana yang melibatkan kerjasama mata-tangan. Contoh, “Nak tolong ambilkan gelas itu,” maka anak akan mencari gelas yang dimaksud, kemudian mengambilnya dan memberikan kepada ibu/ayah
Kegiatan yang dapat dilakukan:
  • Bermain permainan tangan seperti pok ame-ame. Ibu dan ayah dapat mengajarkan permainan sederhana yang menggunakan gerakan tangan, seperti “topi saya bundar”.
  • Makan sendiri. Biarkan anak terlibat dalam kegiatan makannya. Anak dapat mengambil makanan dengan jari mungilnya atau menyuapkan makanan dengan sendok atau minum sendiri dari gelas kecilnya. Beri kesempatan juga baginya untuk merasakan tekstur makanan dengan jari-jari mungilnya, bahkan telapak tangannya.
  • Tawarkan solusi. Jika anak terlihat kesulitan untuk menyelesaikan permainannya. Semisal kesulitan memasukkan balok yang sesuai bentuknya, berikan solusi bagaimana ia dapat menyelesaikannya. Dampingi anak ketia ia mencoba untuk menyelesaikan permainannya.
Bermain bersama. Meskipun terlihat mandiri, anak paling senang bila ibu dan ayahnya mau bermain bersamanya. Berikan kesematan kepada anak mencoba berbagai hal baru dan menjelajah lingkungannya dengan ibu dan ayah teteap berada di dekatnya untuk memberi dukungan.

Sumber : Seri Bacaan Orang Tua Dit. BinPAUD, Kemdikbud

Monday, August 31, 2015

PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK (03)

C. Usia 7-9 Bulan
Gerakan Kasar
Di rentang usia ini, biasanya anak mulai merasa frustasi bila ia tidak berhasil mendapatkan keinginannya. Hal ini terjadi karena anak sudah memiliki banyak keinginan, namun kemampuannya masih terbatas. Contoh, anak ingin meraih mainan yang terletak 1 meter di hadapannya. Dengan segala upaya ia mencoba bergerak mendekati mainan itu, tetapi tidak berhasil. Anak kemudian merasa kesal dan menunjukkan emosinya dengan berteriak atau menangis. Hal ini wajar saja. Sebagai orangtua, ibu dan ayah dapat menenangkannya dan memberi semangat dengan mendekatkan mainan itu atau bila perlu memberikan mainan yang di inginkan. Yang penting adalah berikan kesempatan kepada anak untuk berusaha dan mencoba sendiri melakukan keinginannya. Ibu dan ayah harus dapat menyeimbangkan antara kesempatan dan latihan serta meredakan anak dari frustasi.
Kegiatan yang dilakukan:
  • Biarkan anak berdiri untuk beberapa saat dengan cara dipegangiagar ia tidak jatuh, tetapi tidak perlu memintanya melangkahkan kaki.
  • Permainan gelitik telapak kaki. Telapak kaki merupakan area yang sangat sensitif untuk disentuh apalagi digelitik. Ketika menggelitik, posisi tangan ibu dan ayah tidak perlu memegangi kaki anak. Biarkan ia memilih apakah akan menarik kakinya karena tidak tahan geli atau justru sebaliknya, menikmati ketika kakinya digelitik.
  • Berikan pertanyaan atu arahan sederhana. Ketika anak sedang duduk dan bermain bersama mainan-mainannya, tanyakan misalnya, “Mana boneka (sebutkan boneka yang dimiliki anak)?” Biarkan ia mencari boneka yang di maksud di antara mainannya dan mengambilnya.
  • Bermain ambil mainan. Duduklah berhadapan dengan anak, sodorkan mainan kepadanya. Lakukan beberapa kali sampai anak paham bahwa ia harus mengambil mainan yang diarahkan kepadanya. Kemudian, ketika ibu dan ayah menyodorkan mainan selanjutnya, tahan posisi mainan lebih dekat ke arah ibu dan ayah sehingga anak harus mencondongkan badan untuk menggapainya.
  • Pura pura menjatuhkan mainan. Untuk melatih dada dan pinggangnya, ibu dan ayah dapat bermain pura-pura menjatuhkan mainan. Biarkan anak mengambil mainan yang terjatuh didekatnya. 
Gerakan HalusSelain mudah frustasi, anak mungkin juga mudah menyerah ketika ia berhadapan dengan kesulitan yang melibatkan kegiatan geraknya. Ketika ia kesulitan menggenggam mainan balok atau memasang ring donat, mungkin ia menyerah dengan meninggalkan mainannya atau bahkan menangis. Yang perlu ibu dan ayah lakukan adalh memberikan dukungan semangat ketika anak kesulitan melakukan sesuatu. Berikan kata-kata positif tanpa menjatuhkan atu menghibur secara berlebihan. Jika perlu, berikan contoh dengan ibu dan ayah “pura-pura” terlibat kesulitan, tapi kemudian berhasil mengatasi masalah dengan tersenyum.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
  • Berlatih menunjuk. Ketika ibu/ayah dan anak duduk bersama, arahkan jari ibu/ayah untuk menunjuk sesuatu dan katakan ,”Lihat bunga itu.” Anak akan mengarahkan pandangannya ke arah yang ibu/ayah tunjuk. Selanjutnya minta ia menunjuk benda yang ada disekitar ibu/ayah.
  • Permainan gelitik telapak tangan. Sambil bernyanyi lagu-lagu sederhana, gelitik telapak tangan anak.
  • Bermain sendiri. Terkadang, anak bangun lebih awal dari ibu dan ayah. Sediakan beberapa mainan yang aman untuk dimainkan tanpa pengawasan ibu dan ayah, sehingga ketika ia terbangun lebih awal, ia bisa mainannya dan bermain sendiri.
Sumber : Seri bacaan Orangtua Dit. PAUD, Kemdikbud

PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK (02)

B. Usia 4-6 Bulan
Gerakan Kasar
Pada usia sekitar 4 bulan, anak sudah menunjukkan kemampuan berguling dari satu sisi ke sisi lain. Kemampuan luar biasa ini melibatkan kerjasama antara kepala, leher, dada, pinggang, lengan, dan kaki. Anak sudah bisa melakukan gerakan-gerakannya secara mandiri, tidak lagi bergantung pada keberadaan orang lain. Anak juga memperluas jangkauan jelajahnya. Dengan dikuasainya kemampuan berguling, anak menunjukkan bahwa ia telah siap untuk mampu duduk, merangkak, lalu berjalan.
Kegiatan yang dapat dilakukan :
  • Permainan gelitik dibawah lengan dan sepanjang tubuhnya. Anak akan mengerak-gerakkan lengan dan kakinya sebagai pertanda ia merasa gembira. Namun ingat, jangan berlebihan dalam melakukan permainan ini, karena anak bisa saja menangis lantaran terlalu gembira atau bahkan ketakutan.
  • Dalam posisi telungkup, letakkan mainan di luar jangkauannya, anak akan berusaha meraih mainan itu. Ia akan menyadari bahwa ia dapat bergerak ke arah mainan tersebut. Hindari meletakkan mainan terlalu jauh, anak bisa frustasi dan menolak untuk berusaha mengambil mainannya.
  • Berbicara sambil bergerak disekitara anak. Kegiatan ini dapat dilakukan bila anak berada dalam posisi duduk yang stabil, misalnya duduk di kuris makan atau di kereta dorong. Ibu dan ayah dapat bercakap-cakap dengan anak sambil bergerak ke arah yang berlainan. Tujuannya agar kepala anak dapat bergerak mengikuti arah ibu dan ayah. Dengan demikian, ia mengembangkan kemampuan pengendalian dan keseimbangan dari kepala dan tubuh bagian atas.
  • Beri mainan yang dapat digenggam ketika anak  sedang di pangku. Keterampilan anak untuk mempertahankan keseimbangannya akan makin berkembang ketika ia memusatkan perhatiannya pada kegiatan lain dalam waktu bersamaan.
Gerakan Halus
Anak suka bermain-main dengan jari tangannya dan memasukkan benda-benda yang dipegangnya kedalam mulut. Ibu dan ayah harus waspada dan berusaha meminimalkan kecelakaan yang mungkin terjadi dengan memberikan benda-benda yang aman saja bagi anak untuk diraih dan dipegang. Bila anak terlihat memasukkan benda yang membahayakan dirinya, bersikaplah wajar, tetapi sigap: ambil barang tersebut tanpa panik atau marah-marah atau trkejut, dan katakan pada anak bahwa barang-barang itu tidak boleh masuk kedalam mulut. Demikian pula bila anaka ingin menjangkau benda berbahaya, seperti stop kontak (colokan listrik) atau benda tajam, segera pindahkan anak dan katakan bahwa ia tidak dapat menyentuh benda tersebut. Ibu dan ayah harus mengingatkan anak berulangkali. Yang paling penting adalah menjaga keselamatan anak dengan menghindarkan benda-benda tersebut dari wilayah jelajahnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
  • Tunjukkan kesungguhan ibu dan ayah ketika ananda melakukan jelajahnya. Si buah hati ingin membuata ibu dan ayahnya senang dalam setiap kesempatan. Jadi, senyum dan pujian kita ketika ia melakukan kegiatan jelajahnya akan membuatnya lebih bersemangat dalam melakukan kegiatannya.
  • Tunjukkan pada anak cara memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lainnya. Keterampilan ini akan dapat dikuasai oleh anak bila ia mendapatkan contoh bagaimana cara melakukannya. Memang terlihat mudah bagi kita, namun tak demikian halnya bagi anak, dia memerlukan latihan agar trampil melakukannya 
Sumber : Seri bacaan orangtua Dit. PAUD, Kemdikbud

Thursday, August 6, 2015

PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK (01)

A.    Usia 0-3 Bulan
 
Gerakan Kasar
Jika diperhatikan, di usia bebrapa pekan bayi mulai dapat menggerakkan kepala/lehernya dari kiri atau kanan, meskipun biasanya ia akan meletakkan kepalanya ke arah sebelah kanan. Melewati usia 3 bulan, ia mulai dapat mengangkat kepalanya dari tempatnya tertelungkup. Berkembangnya kemampuan untuk mengendalikan pergerakan kepala ini membuat anak memiliki kesempatan untuk melihat keadaan sekelilingnya.

Kegiatan yang dapat dilakukan:
-    Biarkan anak menendang sesuka hati. Hal ini menunjukkan rasa senangnya. Jaga agar anak tidak tergelincir.
-    Berbaringlah bersama anak. Tiak hanya ketika tidur ibu dan ayah menemaninya sembil berbaring, tetapi juga ketika trjaga. Anak akan merasa nyaman dan berusaha untuk melihat kita, juga bergerak ke arah kita.
-    Letakkan mainan di salah satu sisi tempatnya berbaring. Lakukan secara bergantian, kali ini sisi kiri, besok sisi kanan. Dengan mengubah letak mainan, secara tak langsung ibu dan ayah merangsang anak untuk menggunakan otot tubuh yang berbeda agar dapat meraih mainan yang menarik perhatiannya.

Gerakan Halus.
Untuk merangsang kemampuan gerakan halus anak, yang pertama kali harus kita lakukan adalah mendapatkan perhatiannya. Aneka jenis mainan yang aman dapt membantu anak memusatkan perhatian dan berusaha untuk meraihnya. Anda dapat menggantungkannya di atas tempat tidur bayi. Pastikan bahwa mainan yang anda gantungkan berada dalam jangkauan jarak pandang dan anak dapat menggapainya. Cara lain adalah dengan membiarkan anak melihat apa yang anda lakukan dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anda merapikan pakaian anak, anda dapat memperlihatkan bagaimana anda dapat menyusun pakaian. Anak akan tertarik dengan kegiatan berulang-ulang yang anda lakukan dan berusaha untuk meraihnya dengan menggerak-gerakkan tangannya.

Kegiatan yang dapat dilakukan:
-Sediakan mainan yang dapat di genggam oleh tangan mungilnya, Mainan berukuran besar seringkali membuat anak kesulitan menggenggamnya. Bila anak mengalami kesulitan, kadang ia pun kehilangan rasa tertarik untuk mencoba meraihnya. Anak senang meraih benda dan mengamatinya dari jarak dekat.
- Letakkan mainan dalam jangkauan anak. Usahakan anak tertarik dan berusaha meraihnya. Jangan terlalu jauh meletakkannya agar anak tidak merasa putus asa dan kehilangan rasa tertarik terhadap mainan tersebut. Sesekali ayah dan ibu dan ayah dapat membantunya dengan memberikan mainan yang ia minati bila ia terlihat kesulitan untuk mendapatkannya.
- Bermain tangan. Tidak harus mainan yang berwarna-warni atau berbagai bentuk, anak pun akan ertarik bermain dengan tangan ibu dan ayah. Gerakan tangan ibu dan ayah dengan Variasi agar anak pun berusaha untuk meraih atau meniru gerakan tangan ibu dan ayah.

Sumber: Seri Bacaan Orangtua Direktorat PAUD

Monday, August 3, 2015

MENGASAH KETERAMPILAN BERGERAK ANAK USIA 0-2 TAHUN (02)

Perkembangan Gerakan Kasar dan Gerakan Halus Pada Anak Usia 0-2 Tahun
Pada usia ini, perkembangan kemampuan gerakan kasar dan gerakan halus seorang anak terlihat sangat pesat dan menakjubkan. Bayangkan, dari seorang bayi yang tidak berdaya dan tidak mampu mengendalikan gerakannya, dalam waktu 12 bulan, anak mengembangankan kemampuan fisik yang luar biasa. Kuncinya terletak pada kematangan fisik dan saraf-sarafnya. Buktinya, dengan latihan sekeras apapun, kita tidak akan bisa membuat bayi berusia dua bulan untuk berjalan, meskipun kemampuan melangkahkan kaki sudah dimiliki bayi sejak lahir. Jadi Perkembangan fisik tidak semata karena latihan, tetapi juga melibatkan faktor kesiapan fisik.
Kemampuan gerakan kasar adalah kemampuan manusia menggerakkan bagian tubuh yang berfungsi untuk berpindah tempat, seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat. Agar dapat berpindah tempat, manusia harus memiliki kemampuan dasar seperti duduk dan menegakkan tubuh. Tidak mungkin seseorang yang hanya mampu berbaring lalu dapat berjalan tanpa bantuan. Nah, untuk dapat melakukan kegiatan berpindah tempat, maka kaki menjadi bagian tubuh yang paling penting. Sedangkan kemampuan gerakan halus melibatkan mata dan tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan gerakan tangan. Misalnya, untuk mengambil suatu benda, menulis, menggambar, dan kegiatan lainnya yang menggunakan tangan serta kerjasamanya dengan mata.
Agar perkembangan fisiknya optimal, anak memerlukan kesempatan untuk melatih kemampuannya. Anak yang memiliki kesempatan untuk merangkak yang lebih baik dibandingkan anak seusianya yang hanya sesekali dibiarkan merangkak. Demikian juga ketika anak belajar menaiki dan menuruni tangga. Strategi yang paling baik adalah memberikan semangat kepada anak untuk melatih kemampuannya dengan tetap mengingat perkembangan fisik dan saraf-sarafnya.
Kemampuan Mengendalikan Gerakan
Setiap bayi memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, namun secara umum kemampuan bayi untuk mengendalikan gerakan tubuhnya berkembang selama 2 tahun pertama. Kemampuan mengendalikan gerakan ini terbagi menjadi dua bentuk
a.    Dari Arah Kepala Ke Kaki
Bayi mengembangkan pengendalian gerakan dari bagian atas tubuhnya ke bagian kaki. Coba perhatikan, bayi pasti mampu menahan posisi kepalanya agar tegak sebelum ia mampu menahan posisi badannya untuk duduk. Bayi juga harus bisa enahan badannya untuk tegak ketika duduk sebelum ia bisa berjalan
b.    Dari Dada ke Luar
Bayi mengembangkan kemampuan mengendalikan gerakan dari bagian tengah tubuhnya (kepala, dada, punggang/perut) terlebih dahulu sebelum ia mampu mengendalikan gerakan tangan dan kakinya. Bayi dapat mengangkat dadanya dari posisi tengkurap sebelum akhirnya ia bisa menjangkau mainannya dengan tepat. Bayi juga akan mengembangkan kemampuannya mengambil benda dengan jari-jari tangannya sebelum ia mampu menendang bola dengan kakinya.
Kedua bentuk pengendalian gerakan ini sejalan dengan perkembangan otaknya. Dengan kata lain, bagian dari otak yang memiliki peranan dalam pengendalian gerakan kepala dan dada berkembang lebih cepat dibandingkan bagian otak yang berhubungan dengan gerakan lengan dan kaki.
Bila kita mampu memahami perkembangan kemampuan pengendalian gerakan ini, kita akan menyadari bahwa untuk mampu berjalan, anak memerlukan kematangan dari segala bagian anggota tubuhnya, tidak hanya kakinya. Anak yang kakinya sudah kuat untuk melangkah dan menahan bobot tubuhnya, namun ia masih belum mampu untuk mengarahkan gerakan kepala dan menahan badannya agar tegak, pasti tidak bisa berjalan. Anak membutuhkan kestabilan tubuh bagian atas untuk pengendalian pinggul agar ia dapat seimbang  ketika berjalan. Jadi sebenarnya, anak belajar untuk bisa berjalan jauh sebelum kaki-kakinya kuat, yaitu ketika ia baru lahir dan belajar mengangkat kepalanya untuk melihat lingkungan sekelilingnya.

Setiap Anak Adalah Unik
Inilah salah satu bagian yang menakjubkan dari perkembangan bayi. Meskipun kebanyakan dari mereka melelui tahapan perkembangan fisiknya pada usia yang setara (misalnya, usia 6 bulan dapat duduk tegak sendiri), namun variasinya sangat besar dalam cara menguasai kemampuan itu. Contoh paling jelas, trlihat ketika bayi merangkak dan berjalan. Bayi Ibu dan ayah mungkin lebih senang merangkak dengan gaya merangkak berlutut seperti merangkak pada umumnya, sedangkan bayi lain merangkak dengan cara mengankat lututnya sehingga ia bergerak hanya dengan tangan dan kakinya. Dua-duanya merangkak, tapi dengan caranya sendiri. Yang penting adalah tujuan perkembangannya tercapai. Jangan terlalu cemas bila ananda tidak mengikuti pola secara tepat, karena pada akhirnya ia juga bisa menguasai kemampuan tersebut dengan caranya sendiri.

Kerja sama Tangan dan Mata = Gerakan Halus
 Kemampuan gerakan halus melibatkan mata dan tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan gerakan tangan. Namun ingat, meski kemampuan gerakan halus berkembang, anak belum memahami akibat dari kegiatan yang dilakukannya. Itu sebabnya anak dapat dengan tenang merampas kacamata yang sedang kita kenakan, atau merobek-robek kertas yang ia temukan di atas meja. Perilaku ini wajar dan disebabkan oleh rasa penasaran anak yang muncul terhadap lingkungan di sekitarnya. Sebagai orang dewasa, ibu dan ayah diharapkan mengerti dan membantu agara anak dapat melakukan proses penjelajahan dan latihan secara efektif dan aman. Untuk beberapa saat, ibu dan ayah harus terbiasa dengan rumah yang berantakan karena diacak-acak oleh anak. Tahan emosi dan kemarahan kita, karena dapat mengakibatkan anak takut dan menolak untuk menjelajah. Padahal anak perlu berlatih agara kemampuannya berkembang dengan baik.

Kemampuan Kerjasama dan Keseimbangan
Di awal penguasaan kemampuan geraknya, anak terlihat masih canggung dan sering tidak seimbang sehingga jatuh. Kondisi ini wajar karena anak baru saja menguasai keterampilan geraknya. Ibu dan ayah tidak perlu khawatir berlebihan apalagi sampai melindungi anak agar tidak jatuh. Sikap demikian, merugikan anak karena ia tidak mengembangkan kepercayaan diri bahwa ia mampu melakukan keterampilannya sendiri. Ingatlah, semua kemampuan di dapatkan dari proses, tidak instan. Bantulah anak agar ia dapat melatih kemampuannya dengan lebih baik.

Faktor Keamanan
    Agar anak dapat berkembang dengan baik, ibu dan ayah harus menyediakan lingkungan yang aman. Anak memerlukan area untuk melatih kemampuan geraknya, tidak hanya di dalam rumah, tetapi juga di luar rumah. Selain tetap mengawasi tingkah polah anak,, ibu dan ayah juga harus memastikan keamanan peralatan yang digunakan anak untuk bermain. Demikian pula dengan benda-benda di sekitar anak, pastikan tidak ada yang membahayakan, terutama yang berukuran kecil atau sudut-sudut yang tajam.

Sumber : seri Bacaan Orang Tua Direktorat PAUD, Kemendikbud

Thursday, July 30, 2015

MENGASAH KETERAMPILAN BERGERAK ANAK USIA 0-2 TAHUN (01)

Setiap orangtua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang optimal; sehat, ceria dan cerdas. Untuk mempersiapkan masa depan anak, ibu dan ayah harus melakukannya sejak dini. Pengasuhan anak sebenarnya adalah suatu kegiatan alami yang telah dijalani manusia sejak awal adanya kehidupan. Namun di masa sekarang, tuntutan akan keahlian yang harus dikuasai oleh seeorang semakin berkembang. Sebagai orangtua kita pun berusaha agar ananda memiliki keterampilan yang membuatnya dapat mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel ini bertujuan agar ibu dan ayah dapat memahami aspek perkembangan anak pada enam tahun pertama kehidupannya. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan ibu-bapak dapat mendampingi dan menyediakan lingkungan yang lebih baik untuk anak mengembangkan kemampuannya. Terdapat empat aspek utama perkembangan anak yang dibahas dalam artikel ini, yaitu aspek gerakan kasar, dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial emosi.
Setiap aspek perkembangan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang terhadap aspek perkembangan akan lebih efektif dibandingkan fokus terhadap satu aspek saja. Setiap kegiatan bisa berdampak pada beberapa aspek dan beranfaat bagi perkembangan kemampuan anak.
Ibu dan ayah dapat memahami setiap aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Ketika lahir kemampuan gerak seorang bayi memang sangat terbatas, tapi ketika berusia sekitar setahun anak sudah dapat jalan sendiri dan berkeliling melakukan penjelajahan di lingkungannya seperti anak naik turun tangga. Di usia 2 tahun, kebanyakan anak sudah menguasai keterampilan melompat dan memanjat dengan cukup baik.
Penting di ingat, tujuan utama memahami tahap perkembangan anak adalah agar kita dapat memberikan perangsangan secara berhasil guna, dengan berbagai cara dan variasi. Untuk itu, ibu dan ayah dituntut kreatif dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan anak. Contoh kegiatan yang ada dalam artikel ini daapt dikembangkan sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Setiap anak adalah unik dan kita harus dapat memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Apalagi bila ibu dan ayah merasa bahwa anak lain yang seusia dengna anak sudah dapat melakukannya. Bila anak belum dapat melakukan kegiatan yang dirangsangkan atau terlihat belum tertarik, cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
Didalam pembahasan mengenai aspek gerakan kasar dan gerakan halus, artikel ini akan memberi kan contoh perangsangan dan kemampuan yang dapat dikuasai anak pada usia tertentu. Penjelasan tersebut tidak bersifat kaku atau suatu keharusan. Ingat, setiap anak adalah unik dan hasil dari perangsangan dapat berbeda antar anak.

Sumber : Seri buku Orangtua Direktorat PAUD

MANFAAT DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Cara Pantau Tumbuh Kembang Anak

Ibu-bapak pasti mendambakan anak yang cerdas, ceria dan sehat. Tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan masa yang penuh kesempatan dan tantangan dalam perkembangan anak. Untuk mewujudkan itu, peranan orangtua dan pengasuh (nenek, kakek, pengganti ibu-bapak) dalam keluarga sangatlah penting, karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama mereka.
Ibu-bapak merupakan pengasuh, guru dan teman bermain yang utama di rumah.  Harapannya, dapat memberikan perhatian yang hangat, pengasuhan yang tepat, penuh kasih sayang dan rasa aman bagi anak. Ini merupakan modal penting bagi perkembangannya kelak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri.
Pengalaman pada usia dini merupakan landasan yang penting untuk perkembangan anak dan menjadi modal penting bagi kehidupan selanjutnya. Faktor yang tidak kalah penting adalah perangsangan dini yang dapat dilakukan oleh ibu-bapak dan pengasuh anak dalam keluarga di rumah.
Sebelum melakukan perangsangan ibu-bapak dan pengasuh anak hendaknya mengetahui perkembangan anak, dan perangsangan apa saja yang sesuai untuk anak tersebut.
Ibu-bapak dan pengasuh anak usia dini dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya melalui kartu menuju sehat (KMS) yang terpadu atau kartu deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) dengan membawa ke POS PAUD.
Selanjutnya, guru dan petugas kesehatan di POS PAUD akan membantu ibu-bapak untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan cara mendeteksi.

Proses Tumbuh Kembang Anak

Enam tahun pertama sangatlah penting dan merupakan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat bagi seorang anak. Untuk itu penting memantau pertumbuhan dan perkembangan anak agar tumbuh kembangnya tidak terlambat. Dalam hal ini, peranan ibu-bapak dan pengasuh menjadi sangat penting.
Harapannya, dengan mengetahui tumbuh kembang anak maka ibu-bapak dan pengasuh dapat mengetahui perangsangan yang sesuai agar tidak mengalami keterlambatan. Seandaianya pun terjadi keterlambatan pada tumbuh kembang anak, sebaiknya ibu-bapak dan pengasuh mengetahui langkah yang seharusnya diambil.
Bila ibu-bapak pengasuh kurang  memahami tentang tumbuh kembang anak dan bimbang  akan perangsangan yang harus diberikan , tak perlu khawatir. Sebaiknya segeralah pergi ke POS PAUD atau Posyandu untuk meminta bantuan pada tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Apa Yang Dimaksud Proses Perkembangan Anak?
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan dalam ukuran tubuh dan merupakan sesuatu yang dapat diukur seperti tinggi badan, berat badan, lingkar kepala yang dapat dipaca pada buku pertumbuhan.
Sedangkan perkembangan lebih ditujukan pada kematangan fungsi alat tubuh. Seperti, kaki untuk melompat (gerakan kasar), jari jari tangan untuk menulis, mengancingkan baju (gerakan halus), pemahaman (bagaimana anak belajar dari lingkungannya untuk mengerti anggota tubuh, warna), bicara (anak mampu mengungkapkan sesuatu yang dimaksud) dan sosialisasi.
Proses perkembangan anak selalu dihubungkan dengan perkembangan otak. Perkembangan otak dimulai semenjak kehamilan. Saat dilahirkan, otak masih belum berkembang sempurna. Otak mengalami perkembangan yang pesat pada usia 0-3 tahun.
Pusat-pusat saraf di otak ini bertanggung jawab untuk berbagai fungsi di otak. Ada bagian yang mengurusi fungsi untuk melihat, bicara, menggerakkan anggota badan dan sebagainya. Bagian di otak ini apabila dirangsang sesuai dengan daerahnya akan membentuk serabut saraf dan menghubungkan pusat-pusat penting di otak seperti di atas.
Contoh bayi berumur 8 bulan, dia akan melihat wajah ibunya melalui indra penglihatan dan mendengar suara ibunya melalui indra pendengaran. Semua itu akan diproses di otak sehingga bayi akan kenal dengan wajah dan suara ibunya. Perkembangan otak sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan dan biasanya periode ini berlangsung semenjak lahir sampai umur 3-5 tahun.
Anak belajar sangat cepat dari lingkungannya. Untuk itu, tak perlu heran bila seorang anak umur 3 tahun sudah lancar berbicara, cepat menghapal lagu yang didengarnya. Masa ini yang disebut masa emas perkembangan otak seorang anak. Sesudah periode ini, otak tetap masih dapat dirangsang, namun hasilnya tidak secepatpada periode sebelumnya.
Oleh sebab itu, ibu-bapak dan pengasuh seharusnya dapat memberikan perangsangan yang sesuai untuk perkembangan anak pada masa emas perkembangan otak anak.
Umumnya bayi dan anak mengikuti pola perkembangan yang khas pertahapan usia. Ada juga beberapa anak yang pola perkembangannya lebih cepat atau bahkan terlambat. Misal, anak berumur 2 tahun sudah biasa berlari, malompati 1 garis, menunjuk anggota tubuhnya tetapi belum lancar bicara. Sedangkan pada sebagian anak lain tahapan berbiaranya, lanar dan mampu merangkai 2 kata.
Ubtuk mengetahui itu, orangtua harus mengetahui pola dan tahapan perkembangan anak yang tercantum pada buku DDTK, selain juga, dapat mengetahui melalui kartu menuju sehat (KMS) tumbuh kembang dan kartu DDTK.

Sumber : Seri bacaan orangtua Direktorat PAUD

Monday, July 27, 2015

PERANGSANGAN KECERDASAN ANAK USIA 3-4 TAHUN

Perubahan utama yang ditampilkan anak usia ini adalah ia mampu memusatkan perhatian secara maksimal pada setiap kegiatan yang dilakukannya, sehingga anak bisa memperoleh informasi lebih banyak lagi. Ia pun menjadi lebih percaya diri dalam belajar, sehingga membuatnya bersemangat dalam mempelajari banyak ahal baru. Anak pun tertarik dengan kegiatan berhitung dan saat ini ia lebih memahami arti bentuk serta warna dengan lebih baik lagi. Mendekati ulangtahunnya yang ke -4, anak mulai menggunakan daya ingatnya secara maksimal, misalnya untuk menemukan letak suatu benda dan untuk mengingat informasi yang penting baginya. Kemampuannya terhadap pengenalan angka juga berkembang.

-         Beri contoh
Ingatlah anak belajar lebih baik dengan memerhatikan bagaimana ibu-ayah mengatasi situasi. Jelaskan pada anak bagaimana ibu-ayah menyelesaikan suatu tugas sehingga ia bisa mempelajari strateginya. Contoh, ibu kesulitan membuka tutup botol selai, katakan “wah tutupnya licin. Ibu ambil serbet dulu ya, supaya membkanya lebih mudah karena sudah tidak licin lagi.”
-        
          Mengatur meja makan
Ketika saatnya makan bersama, minta anak menghitung ada berapa orang yang akan makan bersama serta bagaimana cara mengatur piring dan gelas.
-        
           Bermain tepuk tangan
Bertepuklah dengan irama sederhana dan minta anak mengulanginya. Lakukan sambil bermain. Jika anak sudah menguasai satu irama, lanjutkan dengan irama yang lain
-        
           Pengenalan angka
Tunjukkan angka yang berada di sekitarnya, misalnya nomor rumah, angka pada jam dinding, dan sebagainya. Minta anak mengenali angka tersebut dan menyebutkannya.
-        
           Bermain tebak benda
Minta anak mengingat benda-benda yang ibu-ayah letakkan di atas sebuah baki, kemudian tutuplah baki itu dan minta anak untuk menyebutkan benda-benda apa yang dilihatnya.


Sumber : Seri Bacaan Orangtua Direktorat PAUD, Kemdikbud

PERANGSANGAN KECERDASAN ANAK USIA 2 -3 TAHUN

Anak sangat menikmati kebersamaannya dengan ibu dan ayahnya, selain juga senag dengan kehadiran teman sebayanya. Melalui kegiatan bermain bersama dan bercakap-cakap dengan temannya, anak mempelajari banyak keterampilan baru. Bukan tidak mungkin ibu-ayah akan terpengarah dibuatnya.  Di sisi lain, anak tampak tertarik dengan detail yang membuatnya penuh rasa ingin tahu. Ibu-ayah dapat mendukung rasa ingin tahunya ini dengan memberikan kesempatan mengetahui benda atau tempat-tempay baru bagi perangsangan baru.

-    Berkunjung ke kebun binatangBersiaplah untuk menjawab semua pertanyaan anak seperti “ Mengapa burung punya sayap?, Kok aku enggak punya?”atau “Kenapa harimau memiliki belang di tubuhnya?” mungkin juga ia akan meminta gajah sebagai hewan peliharaan di rumah, ibu-ayah perlu menjelasakan kepadanya bahwa kita tidak bisa memelihara gajah di rumah karena rumah kita tidak muat untuk tubuh gajah yang sangat besar, misalnya.

-    Membacakan buku ceritaAnak tidak hanya mendengarkan cerita ibu-ayah, tetapi juga akan bertanya benyak hal mengenai cerita yang ibu-ayah bacakan. Sebaiknya libatkan anak dalam cerita yang ibu-ayah bacakan dengan menanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya

-    Ajarkan konsep angkaBerikan satu mobil-mobilan sembil berkata “Ini satu untukmu,” kemudian tambahkan satu lagi dan katakan “jadi dua untukmu.” Anak akan memahami pengertian angka sampai tiga atau empat pada periode ini

-    Memilah mainanMinta anak untuk mengelompokkan mainan sesuai dengan kelompok yang sudah ibu-ayah buat. Misalnya, kelompok mainan binatang, mobil-mobilan, dan boneka. Biarkan anak berpikir terlebih dahulu sebelum meletakkan mainan sesuai kelompoknya.

-    Mengenali tulisan namanyaPada awalnya anak tidak paham perbedaan antara tulisan namanya dengan tulisan lain. Tunjukkan mana yang bertulisakan namanya dan minta ia menemukan tulisan namanya di antara kata yang lain.


Sumber : Seri Bacaan Oragtua Direktorat PAUD, Kemdikbud

Tuesday, July 14, 2015

Mengasah kecerdasan anak usia 2-4 tahun

Selama periode usia anak 2-4 tahun, anak menunjukkan perubahan di seluruh aspek perkembangannya. Dari bayi yang sangat bergantung pada orang lain menjadi anak yang mandiri dan dapat bergerak bebas kemanapun ia inginkan. Dari hanya bisa menangis, sekarang anak dapat berbincang-bincang dengan asyik mengenai banyak hal dengan ibu-ayah. Demikian pula perkembangan sosialnya, anak menikmati sekali bermain dengan teman-teman sebayanya. Iapun belajar berbagai keterampilan sosial dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya.
Terdapat empat aspek utama perkembangan anak, yaitu: aspek gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial emosi. Setiap aspek perkembangan memiliki keterkaitan satu sama lain.
Tujuan utama memahami tahap perkembangan anak adalah agar kita dapat memberikan perangsangan secara tepat, dengan berbagai cara dan variasi. Untuk itu ibu dan ayah dituntut kreatif dalam menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan anak. Setiap anak adalah unik dan kita harus dapat memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Apalagi bila ibu-ayah merasa bahwa anak lain yang seusia dengan anak sudah dapat melakukannya. Bila anak belum bisa melakukan kegiatan yang dirangsangkan atau terlihat belum tertarik, cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
Setiap hari ibu-ayah akan menemukan contoh-contoh bagaimana anak memahami suatu konsep baru dan menyelesaikan pesolan yang ia hadapi. Ia menunjukkan perubahan dalam berpikir dan belajar.

KEMAMPUAN YANG DIMILIKI
Berikut adalah kemampuan berpikir/belajar/kecerdasan yang ditunjukkan anak pada periode usia 2-4 tahun.
-          Anak mampu mengenali simbol-simbol ia lihat memiliki arti tertentu, seperti logo suatu produk atau toko. Selain itu, anak juga mulai dapat membayangkan suatu benda yang tidak berada di hadapannya, misalnya, anak dapat menyebutkan mainan apa saja yang ia miliki di rumah
-          Anak mulai berlatih mengendalikan perhatian pada suatu benda atau kegiatan yang menarik sehingga rasa ingin tahunya terpenuhi. Dengan anak memiliki kemampuan untuk memusatkan perhatian yang cukup terhadap suatu hal/informasi, maka ia dapat mengerti maksud dari informasi tersebut.
-          Anak dapat mengingat pengalaman yang baru saja terjadi (ingatan jangka pendek) dan yang terjadi beberapa waktu lalu (ingatan jangka panjang)
-          Anak dapat menggunakan bahasa untuk bertanya, menyampaikan ide-idenya, dan untuk memeprbaiki pemahamannya terhadap lingkungan sekitarnya. Perkembangan bahasa yang luar biasa bukan hanya akan memengaruhi keterampilan berbicaranya, tetapi juga kemampuannya belajar.

CARA BELAJAR
Anak tetap belajar dengan cara menjelajahi lingkungannya dan bermain, juga melalui mendengar, berbicara, dan berdiskusi (tukar pikiran). Tidak masalah ia bermain dengan kotak kosong, mainan karet, bermain dengan sendok ketika makan, bermain puzzle (kepingan gambar), atau bahkan tidak menggunakan mainan apapun. Selama ia melakukannya dengan senang dan menikmati pengalamannya dengan lingkungan, maka ia akan belajar banyak hal baru.
Banyak kegiatan bisa kita lakukan untuk merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak. Tetapi, tetap ingat bahwa pembelajaran yang positif dan bermanfaat justru terjadi malalui rutinitas sehari-hari. Contoh, kegiatan memakai pakaian di pagi harimelibatkan tugas yang tidak sederhana. Ada kemampuan untuk memilih (mau pakai baju pergi atau baju rumah), mencocokkkan (baju merah dengan celana merah, mencari pasangan kaus kaki), koordinasi (memasukkan kaki kanan terlebih dahulu sebelum kaki kiri), daya ingat, dan konsentrasi. Percayalah, setiap hari anak akan belajar berbagai hal baru.

KEMAMPUAN BERPIKIR MASIH TERBATAS
Penting untuk tetap memahami kemampuan berpikir anaka yang masih terbatas. Ibu – ayah harus ingat, anaka memiliki dua karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa.
-          Pertama, anak belum memahami maksud dari “ sebaba akibat” secara sempurna. Ia pun masih kesulitan untuk mengenali hubungan antara dua kejadian. Contoh, ketika bohlam lampu putus dan pada saat yang bersamaan anak sedang bersin, ia bisa beranggapan lain anak bersin. Maka ia berharap ada lampu yang mati karenannya. Oleh karena itu, ibu-ayah harus menjelaskan kondisi yang terjadi sesunguhnya kepada anak. Ia mungkin tidak percaya dan belum mengerti, sehingga bisa jadi ia akanmeminta ibu-ayah untuk menjelsakannya berulangkali.

-          Kedua kemampuan berpikir anak masih menunjukkan kecenderungan bahwa ia melihat segala kejadian hanyha dari sudut pandangnya saja. Itulah sebabnya, ia masih kesuliatan untuk memahami perasaan orang lain. Ia baru akan memulai memahami sudut pandang orang lain sekita akhir tahun ketiganya.

S   Sumber Seri Bacaan Orangtua Direktorat PAUD Tahun 2013

S

Monday, June 1, 2015

PERANGSANGAN BAHASA USIA 19-24 BULAN

Proses penguasaan bahasa terus berlanjut. Pada rentang usia ini anak menyadari bahwa bicara dan berbahasa tidak hanya bertujuan untuk mengkomunikasikan ide dan perasaannya. Ada tujuan yang lain yaitu untuk menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya. Anak mulai tertarik pada kegiatan bincang-bincang. Perbendaharaannya berkembang pesat, demikian pula dengan susunan kalimatnya

Kegiatan yang dilakukan

  • Bernyanyi bersama. Kegiatan ini sangat menyenangkan bagi anak. ia akan mempelajari kata kata baru dengan cepat dan menggunakannya dalam situasi sehari hari.
  • Bermain sambil belajar bahasa. Gunakan mainan yang disukai oleh anak untuk mengenalkan konsep bahasa seperti konsep arah (atas, bawah) atau ukuran (besar, kecil). Minta anak untuk meletakkan mainannya (boneka/bola/mobil-mobilan) di atas meja atau dibawah meja. Anak juga sudah mulai bisa memilih mana bola yang besar dan kecil
  • Mengenali anggota keluarga. Manfaatkan foto keluarga agar anak bisa mencari dan menetapkan anggota keluarga lainnya. Foto dengan suasana tertentu misalnya hari raya, arisan, atau liburan, dapat menjadi bahasan untuk bercakap-cakap dengan anak
  • Membaca cerita bersama. Ketika membacakan cerita yang sudah dikenal oleh anak, ubahlah jalan ceritanya (misalnya nama salah satu tokohnya). Perhatikan apakah anak memerhatikan dan membetulkan kesalahan tersebut


Sumber: seri bacaan orangtua direktorat PAUD tahun 2013

PERANGSANGAN BAHASA USIA 13-18 BULAN

Jika sampai saat ini anak belum bisa bicara, jangan khaawatir terlebih dahulu. Setiap anak mengembangkan pola tersendiri, meski sebagian besar anak sudah menyebutkan kata pertamanya sebelum berusia 1 bulan. Perhatikan apakah tanda-tanda perkembangan bahasa yang lainnya sudah sesuai usia atau tidak.
Mampukah anak memahami pembicaraan yang ditujukan kepadanya (bahasa reseptif) dan dapat membalasnya dengan baik. Perhatikan kemampuan anak untuk memusatkan perhatian. Apakah sudah sesuai dengan usianya atau tidak?
Jika ragu, periksa dan bertanyalah ke dokter anak atau psikolog anak untuk memantau perkembangan anak.
Sekitar usia 16 bulan, anak sudah memiliki perbendaharaan yang cukup banyak dan dapat menggunakannya dalam situasi yang tepat. Demikian pula dengan lafal bicaranya sudah cukup jelas sehingga dipahamioleh orang lain. Kemampuannya untuk memusatkan perhatian juga sudah lebih baik seingga akan lebih memahami pembicaraan yang didengar.

Kegiatan yang dilakukan

  • Pengenalan warna. Anak mulai dapat mengena; warna, sebutkan warna-warna yang berada disekitarnya
  • Tunjukkan reaksi positif ibu dan bapak setiap kali anak mengucapkan kata
  • Bermain boneka jari. Permainan yang penuh khayalan ini akan merangsang anak untuk berbicara. Bermainlah bersama anak, gerakan boneka jari dan ajaklah anak untuk bercakap-cakap menggunakan boneka jari
  • bernyanyi bersama, saat ini anak pasti punya lagu kesukaanya. Biarkan ia menyebutka kata terakhir dari setiap baris lirik lagu
  • Tunjukkkan perhatian ketika anak berbicara, karena ia ingin menyampaikan sesuatu.
  • Dengarkan baik baik dan berikan tanggapan [ositif, bahkan ketika ibu dan ba[ak tidak mengerti dengan jelas apa maksudnya


Sumber : Seri bacaan orang tua direktorat PAUD tahun 2013

PERANGSANGAN BAHASA USIA 10-12 BULAN

Apakah saat ini bayi sudah mengucapkan kata pertamanya? Ketika ia mengucapkan kata pertamanya, berarti tahapan utama dalam perkembangan bahasanya telah terlampaui. ia sudah dapat berkomunikasi. Perbendaharaan kata akan berkembang selama beberapa waktu mendatang.

Kegiatan yang dapat dilakukan

  • Tetaplah berbicara sepanjang hari, in akan sangat membantu bayi untuk mengembangkan koda kata yang dimilikinya
  • Perintah sederhana. Minta bayi untuk melakukan perintah sederhana seperti "Tolong ambilkan sendok" dan berikan respon positif berupa senyuman atau pelukan bila dapat memahami perintah itu. Jika belum memahami, ulang perintah dan tunuukan sendok kepadanya
  • Bacakan cerita. Jadikan kegiatan ini sebagai ritual bersama. Pangku bayi atau duduklah bersebelahan. Cermati perilakunya. Lakukan tanpa ada gangguan dari suara televisi, radio atau percakapan orang lain


Sumber: seri bacaan orangtua Direktorat PAUD

Sunday, April 26, 2015

PERANGSANGAN BAHASA ANAK USIA 7-9 BULAN

Jika ibu-bapak memperhatikan suara bayi, maka akan mengenali suatu pola. Bayi akan mengeluarkan suara dengan kombinasi tertentu pada siruasi yang tertentu pula. Ini merupakan tanda bahwa bayi mulai mengoceh, tidak lagi acak. Artinya ia menggunakan bahasa dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Cermati kemampuan mendengar anak. Kemampuan mendengar yang lemah dapat menghambat perkembangan antara lain tidak memberikan tanggapan pada suara yang ada, reksi terhadap suaratidak sejalan dengan pandangan matanya. Ini ditunjukkan dengan tidak memberikan tanggapan dengan segera ketika ibu – bapak datang  karena ia tidak mendengar suata itu.
Kegiatan yang dilakukan
-        Biarkan anak bermain liur. Perhatikan ketika bayi bermain dengan air liurnya, ia akan mengeluarkan suara-suara. Kegiatan ini membantu bayi untuk memperkuat otot-otot disekitar mulut dn bibirnya.

-        Bermin ciluk bad an bernyanyi. Kegiatan ini akan menarik bagi bayi. Ia akan mendengarsuara berulang-ulang seperti, “tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk ketika bernyanyi naik delman. Sedangkan permainan ciluk ba akan membantu anak untuk berlatih memusatkan perhatian.

      sumber : serial bacaan orang tua direktorat PAUD Kemdikbud 

Tuesday, April 21, 2015

PERANGSANGAN BAHASA ANAK USIA 4 – 6 BULAN

Pada usia 4 – 6 bulan bayi sudah masuk pada tahap mengoceh. Sepanjang hari bayi akan mengoceh dan mengeluarkan suara suara dari mulut mungilnya, terutama ketika sedang bermain dengan orangtuanya atau sedang sendirian

Kegiatan yang dapat dilakukan
  •         Putar music dengan berbagai tempo dan irama. Bayi akan menunjukkan reaksi terhadap berbagai jenis music yang didengarnya. Musik dengan irama yang cepat mungkin akan membuatnya bersemangat dan tertawa, sedangkan music yang lembut akan membuatnya tenang dan nyaman.
  •       Wajah saling berhadapan ketika berbicara. Ketika sedang menggendong, hadapkan bayi pada wqajah ibu dan bapak, kemudian ajaklah berbicara dan ceritakan tentang apa yang di lihat. Demikian pula ketika sedang berbaring di tempat tidur atau kereta dorong. Berikan tanggapan bila bayi mengeluarkan suara-suara ketika sedang berbicara.
  •       Bunyikan suara-suara baru, untuk memperkaya suara yang didengar, perkenalkan suar-suara baru ketika menggendongnya. Biarkan anak mendengar suara dan mencoba menirukannya


Sumber : Seri Bacaan Orangtua Direktorat PAUD, Kemdikbud 

Monday, April 20, 2015

PERANGSANGAN BAHASA ANAK USIA 0 – 3 BULAN

Ketika baru lahir, bayi belum bias berbicara. Bentuk komunikasi yang digunakan adalah menangis, mimic wajah, dan gerak tubuh. Dengan cara itu bayi berusaha menyampaikan kebutuhannya kepada orang tua. Perangsangan bahsa yang dilakukan pada periode ini adalah sat permulaan dari proses pengembangan kemampuan berbahasanya.

Kegiatan yang dapat dilakukan
  •  Bicara,bicara,bicara. Orangtua harus terus berbicara kepada bayinya, meski ia hanya membalas dengan menangis atau tatapan mata. Ketika menggendong, Ibu dan bapak dapat mengobrol atau menceritakan apa saja yang dilihat. Gunakan kalimat pendek dengan tekanan dan pengucapan yang jelas. Bukan bahasa yang dicadelcadelkan. Ketika bayi menagis pun, usahakan untuk mengartikan tangisannya, misalnya, “ananda menangis karena lapar ya?
  • Memberikan tanggapan ketika bayi mengeluarkan suara. Ketika bayi bersuara, meski tidak jelas, Ibu dan Bapak dapat memberikan balasan dengan tersenyum dan berbicara seperti sedang mengobrol.
  • Bermain agar bicara. Bayi yang senang mengeluarkan suara-suara untuk menyampaikan perasaannya, demikian pula ketiak bermain dengan orangtuanya. Berikan tanggapan yang sekaligus mengajak untuk berlatih mendengarkan. Ibu dan Bapak dapat berbisik atau memanggil namanya. Kemampuan mendengarkan adalah bagian yang penting dalam komunikasi

S   Sumber : Seri Bacaan Orang Tua Direktorat PAUD


Wednesday, April 15, 2015

TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 0-2 TAHUN



Kemampuan berbahasa ketika bayi adalah luar biasa. Bayangkan, ketika lahir, ia hanya menangis, selanjutnya ia mampu mengucapkan kata pertama yang segera diikuti dengan rentetan kata-kata selanjutnya.
Perkembangan bahasa bayi berlangsung dalam tahapan yang tersusun dan teratur. Bayi menghadapi tantangan yang lebih sulit dari pada ketika kita belajar bahasa asing. Ia harus menyesuaikan diri dengan segala bunyi-bunyian bahasa dari lingkungan di sekitarnya dan kemudian memahaminya. Pada sebagian besar bayi, kemampuan dan keterampilan berbahasa didapatkan secara alami.
Banyak penelitian menyimpulkan bahwa bayi memiliki kemampuan alami untuk belajar berbahasa. Jadi ketika lahir, bayi sudah mempunyai kemampuan awal untuk memahami bunyi-bunyian yang nantinya berkembang menjadi kemampuan berbahasa. Selain itu, ada factor lain yang juga berperan penting, yaitu perangsangan bahasa oleh lingkungan.

TAHAPAN BERBAHASA
Apapun bahasa ibu si bayi, semua bayi di dunia memiliki tahapan berbahasa yang sama dan terjadi pada kisaran usia yang sama pula. Tahapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
  •      -    Tangisan dan bahasa tubuh (nnon verbal). Sampai sekitar usia 6 minggu, bayi tidak dapat mengeluarkan suara tertentu, kecuali menangis. Bentuk komunikasi lain adalah dengan bahasa tubuh, seperti gerakan lengan dan kaki, ekspresi wajah, dan kontak mata.
  •       Suara-suara adalah bunyi-bunyian vocal yang berulang, seperti ‘u…..u..’  atau ‘a…..a…’ yang disuarakan ketika ia merasa nyaman. Ini muncul ketika bayi berusia 2 bulan dan beberapa bulan kemudian, digantikan dengan kemampuan selanjutnya.
  •          Mengoceh (acak). Bunyi mengoceh (acak) adalah sekumpulan suara yang dikeluarkan bayi ketika mendapatkan perhatian orang lain. Sekitar usia 5 bulan, bayi mulai dapat mengeluarkan bunyi yang lebih bervariasi. Hal ini dimungkinkan karena pita suara dan kemampuan bernafas bayi sudah lebih matang dan lebih baik.
  •         cMengoceh. Untuk beberapa bulan ke depn bayi mengeluarkan ocehan dengan bunyi yang lebih terkendali, bahkan, mulai mampu mengobrol . Terkadang, mulai menggaunakan suara yang berualang dan lebih jelas seperti ‘papapapa’, ‘babababa’, ‘mamamama’.
  •          Bicara awal. Mendekati tahun pertama, anak sudah mampu mengeluarkan suara seaka-akan berbicara dengan ibu dan bapak. Ekspresi wajah dan intonasi suaranya sudah tampak seperti benar-benar berbicara, tetapi belum ada kata yang jelas di ucapkannya.
  •          Kata pertama. Jantung ibu dan bapak seakan berhenti berdetak ketika bayi mengucapkan kata pertamanya. Kosa katanya akan bertambah dengan pesat, sekitar 50 kata di usia 18 bulan.


MENDENGAR DAN BERBICARA
Manusia berkomunikasi dengan dua cara, berbicara dan mendengar. Demikian pula dengan bayi. Pertema, bahasa reseptif, yaitu mendengar suara dan bunyi-bunyian, kemudian mengartikan apa yang ia dengar. Keterampilan ini membuat bayi mampu mamahami suara atau bunyi yang didengarnya. Misalnya, bayi akan paham bila ibu-bapak menyuruhnya untuk meletakkan gelas di atas meja meskipun ia belum mampu berbicara.
Kedua, bayi juga memiliki kemampuan bahasa ekspresif. Bayi mampu membuat suara atau bunyi sendiri sehingga dapat berkomunikasi dengan ibu-bapak, ketika melakukan perangsangan berkomunikasi, pusatkan perhatian pada keduanya, bahasa reseptif dn ekspresif.
Biasanya kemampuan bahas reseptif berkembang terlebih dahulu, dibandingkan bahasa ekspresif. Bayi memahami banyak kata yang didengar dan menunjukkkan pemahamannya, missal, bayi akan tersenyum atau menengok ketika ibu dn bapak memanggil namanya, mampu melekukan yang diminta, atau memerhatikan ibu-bapak ketika berbicara dengan orang lain. Itu pertanda, bayi memiliki semangat untuk memberikan tanggapan, meskipun belum mampu untuk berbicara.


Sumber: Seri bacaan orang tua direktorat PAUD Kemdikbud.

Tuesday, April 14, 2015

Ini Cara Seru Agar Si Kecil Suka Matematika



Anda bisa membantu si kecil menguasai matematika dasar cukup dengan mengajaknya bermain dengan hal-hal yang ada di sekitar mereka.
Jika Anda ingin membuat mereka jatuh cinta dengan angka, maka tunjukan bahwa matematika dan angka merupakan bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.Yuk coba tip seru ini yang buat anak suka matematika:
1. Berburu angka.
Ketika sedang jalan-jalan bersama si kecil, dorong anak untuk melihat angka-angka yang ada di jalan atau toko, dan plat mobil. Tunjuk angka dan sebutkan angka yang dimaksud. Ini akan bantu anak meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenal angka berikut namanya.
2. Menyambungkan titik-titik.
Metode lama ini tetap mampu membantu anak Anda untuk mengerti urutan angka. Bahwa setelah 1, ada 2, 3, dan seterusnya. Pilihlah buku berlatih dengan sampul karakter yang si kecil sukai.
3. Permainan berhitung.
Manfaatkan kesempatan bersama si kecil dengan menghitung apapun yang ada di sekitar Anda dan anak. Seperti, orang yang sedang antre, atau jumlah anak tangan di perpustakan.
4. Berburu bentuk di rumah.
Ajak si kecil untuk mencari benda-benda di rumah yang memiliki bentuk kotak, segitiga, bulat, bintang, dan bentuk-bentuk lain.
5. Membuat buku katalog berhitung.
Aktivitas ini akan melatih si kecil dalam membaca dan berhitung. Caranya: Ambil majalah atau buku katalog bekas, ajak si kecil untuk mencari segala benda yang diawali dengan huruf tertentu, misal ‘A’.
Kemudian, tempel semua benda yang sudah dipotong ke dalam buku kosong. Ketika semua sudah selesai, minta anak untuk menghitung berapa banyak gambar benda berawalan huruf ‘A’ yang mereka berhasil temukan.
6. Belajar sambil snack time.
Berikan si kecil satu genggam biskut berbentuk ikan. Lalu, Anda gambar akuarium di secarik kertas kosong. Kemudian minta si kecil meletakan biskuit ikan mereka ke dalam akuarium sambil menghitungnya. Ambil satu ikan, dan minta mereka menghitungnya kembali.
7. Senandungkan nyanyian berhitung.
Lagu anak-anak seperti ‘Balonku Ada 5’ atau ‘Satu-satu Aku Sayang Ibu’ juga bisa menjadi salah satu media mengajarkan angka pada anak. Variasi berhitung dalam nada akan mengenalkan anak pada ilmu dasar pertambahan dengan cara yang menyenangkan. (tabloidnakita)

sumber :http://pekanbaru.tribunnews.com/

Thursday, January 22, 2015

Kenalkan Kata Ajaib untuk Sopan Santun Sejak Dini

Hampir seluruh dunia mengenal kata ajaib terima kasih, tolong, dan maaf. Di Indonesia kata ajaib ditambahkan permisi. Kata ajaib ini akan terus dibawa sampai anak dewasa dan akan diwariskan kepada anak dan cucu mereka.

Anak mulai bisa dijelaskan konsep dan diajarkan meminta maaf, berterima kasih, meminta tolong dengan sopan dan meminta izin sejak dini. Menurut Alzena Masykouri, MPsi, psikolog klinis anak dari Klinik Kancil, Jakarta, pembelajaran kepada anak yang paling efektif adalah dengan memberikan contoh dan pembiasaan.

"Berdasarkan pengalaman, anak usia 2 tahun baru mulai meniru tanpa paham apa maksudnya. Sementara anak usai 2 tahun sudah mulai bisa dibiasakan untuk mengucapkan kata-kata seperti maaf, terima kasih, tolong, permisi, silakan. Anak 3 tahun ke atas biasanya mulai memahami fungsi dari kata-kata ajaib dan dapat menggunakan kata-kata tersebut dengan tepat," jelas Alzena.

Berikut kata ajaib yang perlu dikenalkan pada anak sejak dini seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com.

Terima Kasih

Biasakan anak mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberikan sesuatu, entah itu dalam bentuk barang ataupun pertolongan.

Tolong

Biasakan mengucapkan kata tolong saat meminta bantuan siapa pun, termasuk juga kepada pengasuhnya. Walaupun anak batita umumnya baru dapat merangkai 2-3 kata, tapi kata tolong bisa diucapkan saat dia minta sesuatu seperti, "Tolong ambilkan minum."

Maaf

Ajarkan dia meminta maaf ketika berbuat nakal. Misalnya saat dia menjambak temannya. Bimbinglah dia meminta maaf. Mulai dari sekedar membuatnya menyodorkan tangan untuk bersalaman meminta maaf, sampai benar-benar mengucapkan, "maaf, ya." Intinya, biasakan agar tidak tidak segan mengucapkan kata maaf. Selain itu mintalah dia berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan nakalnya.

Permisi

Jelaskan bahwa setiap orang punya barang masing-masing, jadi kalau dia ingin meminjamnya, dia harus meminta izin. Ini juga berlaku saat ingin bertamu ke rumah orang lain, atau bahkan ingin masuk ke dalam kamar kakaknya. Ajarkan kata seperti misalnya, "Permisi tante, boleh aku masuk?" Untuk anak yang sudah lebih besar. Untuk yang masih kecil, kata permisi saja juga boleh.

sumber: republika.co.id

Tuesday, January 13, 2015

Bagi Anak Laki-Laki Menunda Waktu TK tak Selalu Buruk

anak bermain


Memilih sekolah bagi anak memang tidak pernah mudah. Sejumlah faktor perlu jadi pertimbangan matang orang tua. Bagi orang tua dengan anak laki-laki faktor sekolah yang tepat, waktu yang istirahat yang memadai, serta semangat yang terjaga adalah unsur yang harus jadi perhatian orang tua. 

Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan orang tua dari anak laki-laki. Berikut beberapa diantaranya, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com. 

Beri dia perhatian
Meskipun Anda ingin memberikan pengajaran di rumah, hindari untuk mengajak anak belajar membaca atau menulis ketika mereka baru pulang dari sekolah. Setelah seharian belajar di kelas, anak perlu waktu untuk berlari-lari dan bermain. 

“Biarkan putra Anda memanjat, melempar, bermain sepeda, tembak-tembakan, atau apa saja yang ingin dia lakukan,” ujar Dr. Thompson. Memberikan dia kesempatan bergerak akan meningkatkan kewaspadaannya ketika tiba waktunya belajar.

Jangan terlalu cepat memberi label
Anak-anak laki-laki yang penuh energi dan emosional adalah magnet yang kuat untuk label ADHD. Tetapi dokter dan psikolog mengingatkan, cukup sulit untuk mendiagnosis secara akurat adanya kelainan pada anak di bawah 6 tahun. 

Kalau guru anak Anda mengungkapkan keprihatinan mengenai perilaku dan perhatiannya, tanyakan kepadanya secara spesifik. Menggeliat-geliat selama pelajaran yang panjang tidaklah berkaitan dengan ketidakmampuan mengikuti arahan dan menunjukkan perilaku yang berbahaya dan impulsif (seperti berlari ke jalan mengejar bola selama istirahat). 

Doker anak Anda bisa menolong anak dengan memisahkan perilaku anak (lelaki) normal dari perilaku anak-anak yang berpotensi mengidap kelainan. Dan kalau kemungkinannya ADHD, dia bisa merekomendasikan kursus-kursus yang membantu untuk meminimalkan efeknya.

Pertimbangkan untuk menunggu di tahun berikutnya
“Redshirting”, praktik menunggu atau menunda satu tahun untuk masuk TK, telah menjadi cara yang sangat umum untuk memberi waktu anak untuk menyesuaikan diri dengan ruang akademik dan sosial. Ini mungkin akan terasa sempurna bagi Anak Anda. Bicaralah dengan guru TK-nya untuk mengukur apakah dia sudah siap untuk langkah berikutnya. 

Jika dia sudah bisa bermain dengan baik bersama anak lainnya; melihat buku, huruf, angka yang diminatinya; dan sudah bisa fokus bermain puzzle dan menggambar hingga 5 menit, berarti dia sudah siap.

Kalau Anda memutuskan langkah terbaik baginya adalah menunggu, tidak perlu khawatir anak Anda akan tertinggal di belakang teman-teman sebayanya. “Pendidikan bukankan pertandingan,” kata Dr. Sax. “Tujuannya bukanlah untuk melihat siapa yang duluan bisa melakukan sesuatu tetapi mengembangkan rasa cinta belajar."

sumber: http://gayahidup.republika.co.id/

Monday, January 12, 2015

Ini Mengapa Ortu Harus Peka Sejak Anak Usia Dini

Orang tua masa kini sudah menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan sejak memengaruhi pertumbuhan anak, bahkan hingga ia dewasa. Perlakuan orang tua juga akan senantiasa terbawa dalam benak anak sampai seumur hidup.

Kepekaan orang tua yang dipupuk sejak dini terhadap anak memang bisa memengaruhi kepribadian maupun prestasi anak.

Inhabitots, dikutip Senin (12/1) melaporkan, sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development menemukan bahwa kepekaan orang tua terhadap anak di awal masa pertumbuhannya akan berdampak positif bagi kemampuan bersosialisasi serta akademik anak.

Penelitian ini memanfaatkan informasi dari Minnesota Longitudinal Study of Risk and Adaptation yang melakukan analisis terutama pada 243 Ibu di bawah garis kemiskinan. Dan juga sekaligus mengikuti perkembangan bayi mereka.

Interaksi orang tua juga diamati hingga anak berusia tiga setengah tahun. Sang Ibu dipersilakan bertindak sebagaimana biasanya mereka menghadapi anak dengan usia yang mungkin merupakan masa di mana anak mulai sangat aktif.

Ibu juga diberitahu tentang bagaimana untuk memecahkan masalah yang dihadapi terkait anak. Setelah itu, para Ibu dievaluasi melalui skala sensitivitas Ainsworth terkait tingkat kemampuan dan pemahaman mereka menafsirkan isyarat dari bayi. Juga bagaimana cara Ibu merespons dengan tepat dan segera.

Setelah evaluasi awal, para peneliti kemudian fokus pada efek dari pola asuh itu pada anak.

sumber: gayahidup.republika.co.id

Monday, January 5, 2015

PAUD, UNTUK GENERASI GEMILANG

anak bermain


Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan sebuah bangsa. Melalui pendidikan dibentuklah Sumber Daya Manusia yang berkarakter, bertanggungjawab, kompeten serta berdaya saing tinggi. Namun, semua hal tersebut tidaklah bisa diwujudkan dalam waktu singkat atau dengan kata lain hanya dengan memfokuskan pendidikan saat seorang anak memasuki jenjang pendidikan persekolahan. Pembentukan karakter misalnya, untuk membentuk karakter yang baik pada seseorang, maka hal ini perlu dilakukan saat seseorang tersebut dalam usia 0-6 tahun dimana otak berkembang sangat cepat hingga 80%. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang baik untuk mengasah kecerdasan anak-anak dengan materi-materi budi pekerti, etika sopan santun dalam rangka membangun karakter anak. Karenanya sangatlah penting mengoptimalkan pendidikan anak usia dini untuk mencetak SDM yang berkualitas.
olah raga dan olah rasa tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapan anak didik memasuki pendidikan formal. Dengan  merangsang gerakan motorik dasar anak juga ampuh untuk mengoptimalkan tumbuh kembang syaraf otak anak secara berimbang. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih aktif, ceria, kreatif dan mampu dengan mudah mengerti penjelasan yang diberikan pendidik.
Ibarat sebuah rumah, Pendidikan anak usia dini adalah pondasinya. Untuk membangun sebuah rumah yang megah, pastlah perlu membangun pondasi yang kokoh terlebih dulu. Menyadari pentingnya hal tersebut, pemerintahpun secara serius mengembangkan PAUD sebagai langkah awal dalam penciptaan generasi “golden age”. Salah satunya adalah penggelontoran dana besar untuk pembangunan dan pengembangan PAUD serta program satu desa satu PAUD. Hal ini terbukti ampuh dalam merangsang pertumbuhan lembaga PAUD di Indonesia. Untuk menjaga kualitas pendidikan lembaga PAUD, pemerintah melalui PAUDNI terus melakukan pengawasan dan pengembangan model pembelajaran. Tentu saja dengan harapan mampu mencetak generasi yang unggul, kreatif, cerdas dan berkarakter.
Melaui PAUD dengan berbagai model pembelajaran  diharapkan mampu membantu menciptakan generasi muda yang berimtak, beriptek, kreatif dan berdaya saing tinggi. Generasi gemilang yang kelak mampu menjadi pemimpin- pemimpin hebat menuju Indonesia Gemilang.

sumber: www.bppnfi-reg4.net