Friday, September 4, 2015

PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK (04)

D.    Usia 10-12 Bulan
Gerakan Kasar
Pada usia ini anak sudah mengembangkan kemampuan gerak tubuh dan keseimbangan yang baik, seiring dengan menguatnya otot dada, pinggang, pinggul, dan kaki. Dengan kemajuannya itu, anakpun mampu melangkahkan kaki-kaki mungilnya dan mulai berdiri sendiri serta berjalan sambil berpegangan pada dinding. Anak menjadi lebih mandiri dan lebih aktif, sehingga tak jarang ia mengalami kecelakaan. Ibu dan ayah harus ekstra hati-hati dalam menyiapkan lingkungan yang aman untuk dijelajahi oleh anak. Bila ada tangga dirumah, pastikan akses (kesempatan) untuk menaiki dan menuruni tangga hanya dapat dilakukan anak dengan panduan orang dewasa. Pastikan juga keamanan laci atau lemari yang bisa saja melukai anak atau menjepit jari-jari mungilnya. Ingatlah selalu, anak usia inio penuh raswa ingin tahu yang besar sehingga ia akan menoba berbagai cara untuk dapat mmemenuhi keingintahuannya. Jeruji-jeruji pagar atau teralis tangga bisa juga menjadi sumber bahaya bila kepala mungil anak terjepit diantaranya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
  • Latih anak untuk berdiri dengan berpegangan pada kursi/furnitur yang kuat sebagai alat bantu. Arahkan tangan ibu dan ayah ke kursi/furnitur, lalu mintga anak untuk perpegangan pada kursi/furnitur itu
  • Buatlah permainan yang menyenangkan. Jika Ibu dan ayah menggerutu atau memaksa anak untuk berlatih berjalan, itu tidak membuat anak semangat dan justru berhenti mencoba. Buatlah situasi yang menyenangkan sehingga anak mau berlatih dan terus mencoba.
Gerakan HalusPada usia sekitar 12 bulan, kemampuan kerja sama mata, tangan yang dikuasai oleh anak pun meningkat. Ia mulai dapat melakukan tugas-tugas yang lebih rumit, seperti menyusun balok, atau memasangkan bentuk puzzle (mainan keping gambar) yang tepat. Anak juga mulai suka mencoret-coret apa saja yang ada dihadapannya. Dengan makin berkembangnya kemapuan anak,, ibu dan ayah dapat memberikan perintah sederhana yang melibatkan kerjasama mata-tangan. Contoh, “Nak tolong ambilkan gelas itu,” maka anak akan mencari gelas yang dimaksud, kemudian mengambilnya dan memberikan kepada ibu/ayah
Kegiatan yang dapat dilakukan:
  • Bermain permainan tangan seperti pok ame-ame. Ibu dan ayah dapat mengajarkan permainan sederhana yang menggunakan gerakan tangan, seperti “topi saya bundar”.
  • Makan sendiri. Biarkan anak terlibat dalam kegiatan makannya. Anak dapat mengambil makanan dengan jari mungilnya atau menyuapkan makanan dengan sendok atau minum sendiri dari gelas kecilnya. Beri kesempatan juga baginya untuk merasakan tekstur makanan dengan jari-jari mungilnya, bahkan telapak tangannya.
  • Tawarkan solusi. Jika anak terlihat kesulitan untuk menyelesaikan permainannya. Semisal kesulitan memasukkan balok yang sesuai bentuknya, berikan solusi bagaimana ia dapat menyelesaikannya. Dampingi anak ketia ia mencoba untuk menyelesaikan permainannya.
Bermain bersama. Meskipun terlihat mandiri, anak paling senang bila ibu dan ayahnya mau bermain bersamanya. Berikan kesematan kepada anak mencoba berbagai hal baru dan menjelajah lingkungannya dengan ibu dan ayah teteap berada di dekatnya untuk memberi dukungan.

Sumber : Seri Bacaan Orang Tua Dit. BinPAUD, Kemdikbud