Friday, September 27, 2013

Tahapan Masa Pertumbuhan Batita



Membangun hubungan dengan bayi Anda dimulai di detik saat ia lahir. Saat pertama kali melihat bayi Anda yang baru lahir, penampilannya mungkin akan mengejutkan Anda.
Beberapa orangtua merasa cemas saat melihat bayi yang baru lahir karena tidak terlihat sesuai dengan yang dibayangkan. Kulitnya keriput dan mungkin lebih mirip pria tua ketimbang bayi.
Dengan melihat kondisi pertumbuhan bayi baru lihat hingga usia bayi tiga tahun, Anda tentu akan mengerti pertumbuhan apa saja yang terjadi pada si kecil.
Silakan cek kondisi pertumbuhan bayi Anda hingga usia tiga tahun agar Anda lebih siap dalam merawatnya

Bulan Pertama Masa Pertumbuhan Batita
Usia 0 Bulan
Ketika bayi baru lahir, menangis merupakan respons alami bayi karena menyesuaikan terhadap lingkungannya yang baru.
Pada wajah dan mata si kecil kemungkinan akan terlihat sedikit bengkak saat jam-jam pertama. Si kecil pun memiliki sejumlah refleks 'primitif', termasuk mengisap, menggenggam dan mencari puting.

Usia 1 Bulan
Saat berumur sebulan, si kecil akan sangat suka tidur. Namun, ia memerlukan beberapa waktu sebelum dapat membedakan pagi dan malam. Sebab, pigmen mata bayi belum berkembang sempurna dan warnanya akan berubah perlahan pada minggu dan bulan-bulan mendatang. Bayi juga menangis jika merasa lapar. Ia juga secara naluri menggenggam jemari Ibunya. Bayi akan kembali ke berat lahirnya saat berumur 10 hari. Berat badannya kemudian akan bertambah secara rutin, jadi ia akan berubah dengan cepat.

Bulan ke-2 Masa Pertumbuhan Batita
Si kecil sudah dapat melihat lebih jauh dan tidak lama lagi ia akan mulai mencoba meraih benda yang ada di dekatnya. Jika ia melihat ibunya pasti ia akan tidak bisa diam dan menggeliat kesenangan. Ketika ia mulai mengenal tangannya, maka ia akan memasukkan tangannya ke dalam mulut.

Bulan ke-3 Masa Pertumbuhan Batita
Bayi mulai memerhatikan dan mendengar suara Ibunya dengan girang melalui ikatan batin. Bayi juga sudah mampu menggenggam mainan walau sebentar. Dalam tahap ini, gerakan si kecil akan mulai lebih disengaja dan ia bahkan mungkin akan mulai berguling dari punggung ke sisinya dan mulai dapat mengendalikan kepalanya seiring menguatnya otot lehernya.

Bulan ke-4 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia ini si kecil mulai sering belajar bermainan dan 'mengobrol' dengan orangtuanya. Saat mengenal kedua kakinya, bayi akan memegang dan menghisap kedua kakinya sehingga membuatnya gembira bermain sendiri.
Selain itu si kecil sangat suka belajar soal tekstur dengan mengeksplorasi suatu barang menggunakan mulutnya, bukan tangannya. Setelah tiga bulan, si kecil akan tidur lebih lama pada malam hari dan berkurang pada siang hari.

Bulan ke-5 Masa Pertumbuhan Batita
Bulan kelima ini si kecil akan mulai menghabiskan botolnya dengan cepat sekali jika ia sedang lapar. Secara sosial si buah hati peduli dengan sekelilingnya dan mulai lebih berinteraksi dengan cara mengeluarkan suara dan tawanya.
Si kecil akan tertarik melihat benda kecil dan mencoba meraihnya. Ia juga merespons permainan seperti cilukba dengan kegirangan. Perkembangan fisik yang terjadi pada bulan kelima yaitu si kecil dapat mengangkat kepala sejajar badannya saat memegang tangannya dan menariknya ke posisi duduk.

Bulan ke-6 Masa Pertumbuhan Batita
Si kecil mulai menginisiasi interaksi sosial. Ia akan melambaikan tangannya untuk minta digendong dan tersenyum jika melihat Ibunya. Masa ini adalah masa serba pertama bagi buah hati. Ia sudah mampu duduk tanpa dibantu, merangkak, bahkan mungkin berdiri dengan berpegangan.
Saat si mungil dibaringkan telentang, ia akan mulai mengangkat kepala dan bahunya. Saat dibaringkan tengkurap, ia akan menarik lututnya ke atas, atau menggunakan tangannya untuk mengangkat badan atasnya.

Bulan ke-7 Masa Pertumbuhan BatitaSaat ini si mungil sudah mulai merasakan enaknya makanan padat karena sudah memperlihatkan gigi pertamanya. Ia juga sudah bisa memegang dua benda sekaligus. Emosi secara keseluruhan juga akan muncul, menjadi sangat lengket dengan sang ibu dan akan menangis jika ia tidak menemukan Ibunya di sampingnya.
Pada bulan ketujuh ini buah hati akan mengulang suku kata konsonan seperti 'bababa' dan meniup dengan mulut mencibir. Senang pada situasi sosial dengan ditandai melonjak-lonjak kegirangan bila tahu saatnya untuk bermain.

Bulan ke-8 Masa Pertumbuhan BatitaPada umur delapan bulan, si kecil sudah pandai meniru suara sang ibu dan mulai mengerti nada bicara ibunya dan mungkin akan menangis jika sang ibu marah. Perkembangan motorik yang terjadi pada usia ini ditandai oleh si kecil yang dapat melepas sesuatu dengan sengaja dan dapat memungut benda yang lebih kecil.
Si kecil juga dapat mengingat kejadian yang baru terjadi. Dan secara emosional ia akan menangis karena tidak sabar.

Bulan ke-9 Masa Pertumbuhan Batita
Bayi seusia ini sangat senang mengacak-ngacak untuk mencari mainan dan mengeksplorasinya. Saat giginya mulai tumbuh ia sangat suka sekali menggigit mainan yang keras.
Si kecil juga sudah dapat menikmati segala jenis musik, mulai dari krecekan buatan sendiri hingga nyanyian sang ibu.

Bulan ke-10 Masa Pertumbuhan Batita
Dalam mengembangkan kemampuan menggenggam, mainan menjadi sangat penting untuk menstimulasi otak si kecil. Permainan fisik seperti mengelitik membuat si kecil ketagihan dan berteriak kegirangan.
Beberapa bayi mampu melangkah untuk pertama kalinya sebelum berusia satu tahun, tapi banyak juga yang baru mulai berjalan lama sesudahnya

Bulan ke-11 Masa Pertumbuhan Batita
Pada masa ini si kecil mulai memperhalus gerakan tangannya. Ia akan mulai menunjuk dan tidak lagi meraup dengan seluruh tangannya, tetapi akan menggunakan jempol dan telunjuknya untuk menjepit.
Si kecil sangat suka mendorong mainannya begitu ia bisa merambat, ia juga akan mulai berputar dan menoleh saat ibunya memanggil namanya

Bulan ke-12 Masa Pertumbuhan Batita
Pada ulang tahun pertamanya, ia sudah bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan. Pandai menggunakan peralatan seperti sikat gigi, sisir dan memegang botol.
Si buah hati mulai menunjuk sesuatu dengan jari telunjuknya. Bahkan, si kecil juga meniru gerakan seperti menepuk tangan. Salah satu kemampuan sosialnya yang baru ialah melambaikan tangan selamat tinggal.

Bulan ke-13 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia 13 bulan si kecil memerlukan ruang gerak dengan cara bermain di taman atau di kebun kapan pun memungkinkan. Si kecil mulai mencoba kata-kata pertamanya ditambah beberapa kata yang ia kenali.
Ia juga tahu bagaimana cara memenuhi keinginannya. Ketika ia ingin turun ia akan menunjuk ke bawah, ketika ingin bermain ia akan menunjuk benda-benda yang ia kenal.

Bulan ke-14 Masa Pertumbuhan Batita
Di kisaran usia ini batita mampu merespons melalui ocehan yang berisi semua nuansa pertanyaan, perintah, infleksi, dan irama sebagaimana laiknya percakapan. Memakan makanan dengan penuh kegembiraan dan terampil dalam menggunakan sendok.
Kemampuan motorik yang ada pada usia ini adalah batita sudah bisa berdiri sendiri dan membungkuk kemudian berdiri kembali. Hal hebat lainnya batita sudah mencoba-coba memanjat, menaiki sofa, dan menuruni anak tangga.
Ia sudah pandai merangkai beberapa kata dan belajar lebih banyak setiap harinya. Ia juga memiliki ide atau inisiatif tentang apa yang ia inginkan dan berupaya gigih untuk mencapainya.

Bulan ke-15 Masa Pertumbuhan Batita
Batita mulai berjalan sendiri dengan cukup baik dan mungkin sudah bisa berjalan mundur. Berjongkok untuk mengamati sesuatu yang menarik perhatian di lantai.
Pada usia ini, anak mungkin akan senang bila diajak bermain game dengan Anda, seperti menunjuk bagian tubuh atau gambar saat ia ditanya.
Dalam mengembangkan kepribadiannya ia cenderung fleksibel dan beradaptasi dengan mudah terhadap perubahan dan lingkungannya. Ia semakin pandai menggunakan sendok atau garpu dan juga sudah bisa melepas kaus kaki yang ia kenakan.

Bulan ke-16 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia 16 bulan anak memiliki hasrat untuk menulis dan membuat garis dengan menggunakan pensil warna. Selain itu ia pun senang membantu ibunya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Perkembangan si kecil sangatlah pesat, ia sudah mulai bisa berlari-lari dan tertarik untuk naik turun tangga tanpa bantuan. Menjelajah dan mencari tahu segala sesuatu sebelum melakukannya seperti membuka bungkusan kado, mencuci tangan dan duduk di kursi.

Bulan ke-17 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia 17 bulan batita sudah mampu mengucapkan kelompok kata dan cepat menangkap kata-kata baru. Selain memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata, anak sudah dapat mengembangkan komunikasi dengan menggunakan gerakan tubuh, tangisan, atau mimik wajah.
Ia memilih permainan interaktif sebagai favoritnya, ia sangat suka bermain peran dan ingin menjadi seperti Ayah atau Ibunya. Karena sudah lancar berjalan ia senang menarik mainan untuk menemaninya berjalan.
Pada usia ini batita kerap pilih-pilih makanan dan hanya mau makanan tertentu saja. Pada umumnya jika sang anak memiliki kemampuan baru biasanya akan mengalami kesulitan tidur siang karena ia sedang bersemangat untuk mencoba kemampuan barunya itu terus-menerus.

Bulan ke-18 Masa Pertumbuhan Batita
Sekitar usia 18 bulan, banyak batita sudah mampu makan sendiri menggunakan sendok dan garpu khusus anak-anak. Namun, batita sudah bisa menolak makanan yang tidak ia sukai.
Pada perkembangan kepribadiannya, si kecil suka mencari perhatian dan senang mengulang tingkah laku yang mendapatkan respons, akan tetapi ia mudah marah dan frustasi jika kelelahan.
Si kecil juga sudah pandai dalam memilih mainan, ia jadi lebih suka telepon selular sungguhan daripada telepon mainannya

Bulan ke-19 Masa Pertumbuhan Batita
Batita semakin berkeinginan kuat untuk melakukan segala sesuatu sendiri dan mulai terikat pada benda miliknya. Ia semakin terampil berjalan, naik turun tangga, dan bahkan mulai berlari.
Batita sudah mulai paham ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan ide orang dewasa. Meskipun begitu, ia sangat suka dilibatkan dalam tugas sehari-hari.

Bulan ke-20 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia 20 bulan batita mencoba menendang atau melempar bola. Pada usia ini perilaku anak lebih agresif, ia bisa saja memukul, mendorong, menggigit, atau menarik. Dalam hal ini orangtuajangan beraksi berlebihan terhadap perilaku anaknya. Jelaskanlah dengan tenang dan sabar bahwa tindakan tersebut tidak baik.
Si kecil sudah mampu melepas bajunya sendiri dengan sedikit pertolongan dari sang ibu. Kemampuan lainnya si kecil sudah mampu minum dari cangkir terbuka dengan hanya sedikit tumpah. Selain itu anak sudah mampu menggabungkan dua kata atau lebih kata untuk membentuk frasa.
Bulan ke-21 Masa Pertumbuhan Batita
Perkembangan motorik pada usia 21 bulan berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sederhana merupakan hasil pola interaksi yang kompleks. Dengan perkembangan ini ia sangat tertarik untuk menata ulang perabotan yang ada di dalam rumah dan bersedia membantu pekerjaan rumah tangga.
Batita mulai mengambil inisiatif dalam bermain, ia dapat memungut benda kecil atau mainan favoritnya dengan ibu jari atau jari telunjuknya. Dan sangat senang memainkan alat musik yang sederhana. Bahkan pada usia ini, ia bisa mengenakan pakaian sendiri, mencuci serta mengeringkan tangannya sendiri.
Batita sudah tidak lagi menggunakan popok dan sudah paham kapan ia ingin pergi ke toilet bila akan buang air kecil atau buang air besar.

Bulan ke-22 Masa Pertumbuhan Batita
Menginjak 22 bulan batita mulai memiliki ide yang sangat cerdas tentang apa yang ingin ia capai, seperti menggelindingkan bola ke arah sasaran, mendorong mobil-mobilnya ke jalan secara bersamaan.
Batita senang memanjat, melompat, dan berlari. Dan berusaha melindungi dirinya dari bahaya.
Saat ini permainnya berkembang dari cilukba ke petak umpet. Sebab, ia ingin seseorang menemukannya meski tempat persembunyiannya tidak terlalu tersembunyi.

Bulan ke-23 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia 23 bulan, ia mulai senang memerintah, misalnya berkata 'cerita sekarang', 'jangan ngomong papa', atau 'stop'. Di usia ini perbendaharaan kata batita berkembang dengan sangat cepat. Berbicara dengan baik, menggunakan beberapa kata.
Pada bulan ini anak Anda sudah jago bersenandung atau bernyanyi. Ia mungkin sudah mulai mencoba menggambar lingkaran dan membuat garis. Selain itu ia juga sudah pandai menyalakan televisi serta memainkan remote dan belajar mengupas pisang.
Ia mungkin suka meniru bagaimana kakak atau saudaranya yang lebih tua menggiring bola dan mengikuti anak-anak lainnya bermain.

Bulan ke-24 Masa Pertumbuhan Batita
Pada akhir tahun keduanya ia mulai bisa berinteraksi dan cenderung bermain berdampingan dengan anak-anak. Tetapi jika Anda menjumpai batita Anda bersikap posesif terhadap mainannya ini suatu kewajaran dan bukan bentuk kenakalannya.
Masa-masa ini banyak batita belajar berbagi ketika diberi waktu, dorongan, dan pujian. Ia memiliki kemampuan untuk menggunakan simbol berupa kata-kata, gambaran atau aksi yang mewakili sesuatu.
Daya ingatnya pun akan meningkat sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru lebih cepat.
Kebiasaannya mengompol sudah mulai berkurang, sebab batita mulai berlatih menggunakan pispot untuk bisa buang air di situ

Bulan ke-25 sampai 26 Masa Pertumbuhan Batita
Pada usia ini si kecil sudah dapat berjalan dengan baik. Bahkan langkahnya sudah lebih banyak dengan penguasaan tumit dan kaki laiknya orang dewasa. Ia juga semakin jago dalam melompat, melempar bola, menyikat gigi tanpa bantuan, dan mencuci serta mengeringkan tangan.
Sekarang si kecil belajar untuk membuat kalimat. Menggunakan kurang lebih 50 kata tunggal membentuk beberapa kalimat sederhana. Dan dapat mengikuti perintah seperti, “Tolong ambilkan sepatumu di rak”.
Setelah ulang tahunnya yang kedua, proporsi tubuhnya akan semakin tumbuh. Cobalah untuk memberikan kesempatan si kecil untuk bermain di luar, karena dengan bergerak akan membantunya membangun kekuatan dan meningkatkan koordinasi antar anggota tubuh.
Saat ini kebutuhan tidur si anak juga berkurang, setidaknya ia membutuhkan waktu tidur antara 9 hingga 13 jam dalam sehari.

Bulan ke-27 sampai 28 Masa Pertumbuhan Batita
Pada perkembangan fisiknya si kecil sudah bisa menggunakan benda-benda kecil sebagai objek mainannya dengan mudah. Ia dapat membentuk sebuah bangunan dari tumpukan kubus, membuka lembar halaman buku, dan memegang cangkir dengan satu tangan.
Si kecil secara perlahan mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan tindakannya. Akan tetapi pada usia ini ia masih rentan terhadap perilaku yang negatif seperti mendorong, berteriak dan mengamuk. Sebaiknya Anda mengingatkannya dengan cara-cara yang positif, karena dengan upaya membangun komunikasi pada anak akan mendapatkan hasil yang baik ketimbang perlakuan fisik.

Bulan ke-29 sampai 30 Masa Pertumbuhan Batita
Saat ini batita sudah dapat menunjuk sekitar enam bagian tubuhnya ketika diminta. Dengan melihat gambar dengan mudah ia dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih. Ia juga bisa menyeimbangkan tubuhnya dengan bertumpu pada satu kaki selama beberapa detik.
Pada periode ini, anak sedang membangun dan memperluas kemampuan verbalnya terhadap apa yang ia katakan. Misalnya, jika ia mengatakan “Mobil pergi”, maka Anda membantu mengembangkan dengan berkata “Ya, mobil merah itu akan melaju dengan cepat”. Sejalan dengan pertumbuhannya ia pasti membutuhkan kosakata yang lebih besar dan struktur kalimat yang rumit.
Bulan ke-31 sampai 32 Masa Pertumbuhan Batita
Perkembangan kognitif yang terjadi pada masa ini, kebanyakan anak sudah memiliki kosakata lebih banyak. Anak pun mulai belajar merangkai kalimat sederhana berdasarkan kosakata yang telah kuasai. Apabila ibu atau ayahnya bertanya tentang sesuatu yang ia kenal, biasanya anak sudah pandai menjawab dengan kata-katanya.
Anak juga sudah mampu mendengarkan ayah dan ibunya bercerita tentang suatu kisah. Bahkan ia pun sudah bisa menceritakan suatu pengalaman baru yang dialaminya pada ibu dan ayahnya.

Bulan ke-33 sampai 34 Masa Pertumbuhan Batita
Mendekati ulang tahun ketiga, anak-anak menjadi lebih tertarik pada pemahaman apa yang memotivasi orang-orang di sekitarnya. Dengan meningkatkan kesadaran emosi, anak menjadi ingin tahu tentang suasana hati orang lain dan bertanya-tanya pada ibu dan ayahnya mengapa sepupunya marah atau mengapa ibu sedih. Orangtua pun wajib memberikan penjelasan karena ini membantu anak belajar bahwa emosi merupakan hal yang normal dan baik-baik saja.
Seiring bertambahnya usia, anak-anak tertarik untuk bersosialisasi. Membuat kelompok bermain dan memainkan permainan sederhana bersama teman sebayanya. Si kecil juga mulai berpikir bahwa berbagi dan memberi adalah bagian dari persahabatan.

Bulan ke-35 sampai 36 Masa Pertumbuhan Batita
Pada ulang tahun ketiganya ini, si kecil sudah pandai memakai kaos kaki sendiri, menggambar garis vertikal, dan bahkan sudah bisa menyiapkan semangkuk sereal untuk dirinya sendiri.
Banyak dari gerakan dasar anak telah menjadi kebiasaannya. Ia tak lagi membutuhkan fokus saat ia berjalan, berdiri, berlari atau melompat. Beberapa tindakannya, seperti berdiri dengan satu kaki mungkin masih memerlukan konsentrasi serta usaha.
Aktivitas si kecil mulai meningkat. Keterampilan sosialnya semakin canggih, ia sudah bisa bermain game dengan orang lain.

sumber : health.detik.com

Thursday, September 26, 2013

Tahapan Masa Pertumbuhan Balita

Usia bayi tiga sampai 5 tahun disebut juga sebagai usia emas (golden age) dimana kondisi fisik dan otaknya sedang dalam masa pertumbuhan terbaiknya. Apa saja yang dialami anak-anak usia 3 hingga 5 tahun, tentu setiap hari akan menjadi hal yang menakjubkan bagi orangtuanya. Anda bisa mengikuti perkembangannya yang demikian cepat dengan melihat tahapan pertumbuhan balita ini. Saat-saat usia ini, anak juga mulai menunjukkan minat dan bakatnya. Dengan mengikuti masa pertumbuhan anak yang terus membesar, Anda pun menjadi lebih siap mengantar anak untuk melangkah ke tahapan kehidupan berikutnya, Tahapannya adalah sebagai berikut :

Masa Pertumbuhan Balita Usia 3 Tahun
Pada usia 3 tahun, anak sudah mulai mengeksplorasi diri melalui kata dan bahasa. Senang bercerita dan humor. Mereka aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan diantaranya melompat dengan satu kaki, melangkah dengan cara jinjit, memakai sepatu sendiri, mencuci tangan dan mengambil minum sendiri, bernyanyi, dan menggambar bentuk garis lurus atau bentuk-bentuk yang sederhana.

Masa Pertumbuhan Balita Usia 3 1/4 Tahun
Usia 3 1/4 tahun, anak sudah jago mengayuh sepeda roda tiga, mengenal 2-4 warna, dan pandai berhitung dari 1-3. Anak juga sudah mengetahui umur dan jenis kelaminnya sendiri. Dalam kegiatan sosialnya anak senang membantu sang ibu untuk menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga, seperti menyapu, menyiram bunga dan sebagainya

Masa Pertumbuhan Balita Usia 3 1/2 Tahun
Anak berusia 3 1/2 tahun mempunyai hasrat keingintahuan yang tinggi, mulai banyak bertanya kenapa, apa, siapa dan dimana. Anak usia ini memiliki kemampuan konsentrasi selama 3 menit serta mengingat kejadian-kejadian sehari sebelumnya

Masa Pertumbuhan Balita Usia 3 3/4 Tahun
Perkembangan sosial yang terjadi pada anak usia 3 3/4 tahun dapat ditandai dengan kemampuan untuk mengerti perbedaan antara dirinya dan anak yang lebih muda, namun belum mengerti perbedaan antara dirinya dengan anak yang lebih tua. Merasa malu jika tertangkap melakukan kesalahan. Dan mengerti jika dirinya dalam bahaya.

Masa Pertumbuhan Balita Usia 4 Tahun
Perkembangan pada anak usia 4 tahun ditandai dengan meningkatnya ketajaman panca indra. Mengenal beberapa warna dan pandai berhitung dari 1 hingga 20. Anak juga senang mendengarkan cerita yang dibawakan oleh orangtuanya. Keahlian lain yang dimiliki oleh anak usia 4 tahun ialah dapat berdiri pada satu kaki, melompat dan menaiki tangga.

Masa Pertumbuhan Balita Usia 4 1/4 Tahun
Anak usia ini sudah mampu untuk mengenali kata-kata seperti menyebut nama lengkapnya sendiri tanpa dibantu. Dapat memahami konsep ukuran dan bentuk. Anak juga sudah bisa memegang pensil dan menggambar berbagai bentuk seperti menggambar orang dengan 3 bagian tubuh, lingkaran dan tanda silang. Selain itu, ia juga sudah jago dalam menyusun puzzle.

Masa Pertumbuhan Balita Usia 4 1/2 Tahun
Perkembangan kognitif yang terjadi pada anak usia 4 1/2 tahun yakni mulai mahir dalam hal berbahasa. Bicaranya mudah dimengerti dalam menyebutkan huruf, angka atau nama-nama hari. Untuk membentuk suatu kalimat sudah mulai menggunakan keterangan waktu. Dan sudah dapat menyanyikan lagu dengan syair yang begitu pendek. Beberapa hal yang sudah bisa dilakukan secara mandiri pada anak usia ini ialah mengenakan sepatu sendiri, mengenakan celana atau baju sendiri dan menggosok gigi tanpa dibantu.

Masa Pertumbuhan Balita Usia 4 3/4 Tahun
Pada kehidupan sosialnya, anak usia ini sudah mulai senang bermain di luar rumah serta mengakrabkan diri dengan teman sebayanya. Perkembangan lainnya, anak sudah bisa bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok. Anak juga sudah tidak rewel lagi bila ditinggal sang ibu.

Masa Pertumbuhan Balita Usia 5 Tahun
Perkembangan fisik pada bayi usia lima tahun ditandai dengan ukuran kepala menyerupai kepala orang dewasa, tubuh sudah proporsional, dan membutuhkan energi sebanyak 1800 kalori per hari. Kemampuan motorik balita biasanya sudah bisa berdiri pada satu kaki selama beberapa detik, mampu melompat, dan menangkap bola kecil dengan kedua tangan. Perkembangan kecerdasan lainnya ditandai dengan kemampuan untuk menghafal beberapa huruf, mengenal warna, menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap, atau menggambar sebuah garis lurus atau segi empat.
Perkembangan kognitif dan bahasa pada usia bayi lima tahun adalah ia telah bisa menyebutkan nama, umur dan tempat tinggal. Memahami konsep bentuk dan ukuran, pandai menghitung dari 1 hingga 50, dan sudah bisa membaca jarum jam. Anak usia ini sangat bersemangat belajar hal-hal yang baru, mereka juga mudah sekali untuk mengingat sesuatu. Perbendaharaan kata meningkat dan kemampuan bercerita dan mengungkapkan simpati sudah nampak pada anak usia ini.
Selain itu, nampak juga kemampuan untuk memulai hidup mandiri seperti memakai sepatu dan baju sendiri, pergi ke toilet sendiri dan makan sendiri. Ia juga sudah mengenal dan bersosialisasi pada teman-temannya. Senang bermain dan mengerti bahwa permainan memiliki aturan yang mesti ditaati.

Sumber : detikhealth.com

Monday, September 23, 2013

Inilah yang Harus Dilakukan Agar Otak Tak Lemot

Jika tubuh agar tetap sehat maka diperlukan olahraga yang teratur. Nah hal tersebut juga diperlukan oleh otak. Agar proses berpikir bisa lebih cepat, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatihnya.

Proses berpikir yang cepat bisa membantu meningkatkan kemampuan orang dalam melakukan banyak tugas diwaktu yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, butuh pelatihan otak sederhana namun efektif sehingga kebugaran pikiran meningkat.

Dilansir dari Timesofindia, berikut 10 hal yang bisa dilakukan agar otak tidak lemot dan dapat berpikir cepat:

1. Lakukan seni

Seni adalah sumber latihan yang membantu meningkatkan bagian di otak yang bekerja mengekspresikan diri secara non-verbal. Seni membuat orang jadi kreatif, menggunakan keterampilan motorik halus dan berpikir analitis.

2. Memperluas kosa kata

Membaca artikel, berita atau novel bisa membantu mempelajari kata-kata baru yang sebelumnya tidak akrab didengar. Teknik ini akan membantu mempertajam memori dan meningkatkan kosakata.

3. Gunakan tangan yang tidak dominan

Saat melakukan tugas dasar yang membutuhkan konsentrasi, cobalah menggunakan tangan yang tidak dominan. Kegiatan ini akan memerlukan perhatian ekstra sehingga membuat diri lebih fokus menyelesaikan tugas-tugas sederhana.

4. Jangan gunakan kalkulator

Untuk perhitungan dasar atau harian sebaiknya jangan menggunakan kalkulator, tapi pilihlah metode kuno seperti menghitung dengan jari atau menghitungnya di kepala. Ini adalah cara yang sangat umum untuk menjaga otak tetap aktif.

5. Belajar bahasa asing

Mempelajari bahasa asing baru tidak hanya bisa meningkatkan karir profesional dan pengetahuan baru, tapi juga menjadi sumber latihan untuk pikiran karena menjaga otak tetap sibuk.

Thursday, September 19, 2013

Ingin Anak Tumbuh Sehat dan Tinggi? Penuhi Ini Dulu

Tubuh anak sebetulnya hanya memerlukan zinc dalam jumlah sedikit. Bayi hingga berusia tiga tahun membutuhkan sekitar sekitar tiga mg per hari. Jumlahnya bertambah dua mg per hari begitu anak menginjak usia empat tahun. Angka kebutuhannya masih sama hingga empat tahun kemudian.

Persoalannya, tubuh tak mampu memproduksi zinc. Un tuk mencukupi kebutuhan gizi, anak perlu mendapat asupan zinc dari aneka bahan makanan. Mineral ini besar peranannya dalam proses metabolisme dan tumbuh kembang anak. “Studi masalah gizi mikro di 10 provinsi pada 2006 memperlihatkan prevalensi balita kekurangan zinc mencapai 32 persen dan asupan zinc mereka hanya 30 persen dari angka kecukupan gizi,” ungkap Kepala Seksi Standardisasi Konsumsi Makanan Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Titin Hartini.

Lantas, apa dampak kekurangan mineral tersebut? Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof Hardinsyah MS menjelaskan dampak defisiensi zat gizi mikro terkait tumbuh kembang anak bersifat jangka panjang. Kasus ini terjadi erat kaitannya dengan ketidakmampuan masyarakat secara ekonomi untuk memperoleh bahan pangan hewani serta masyarakat yang kurang memahami pola gizi seimbang. Sebagai akibatnya, mereka rentan mengalami kekerdilan, keterlambatan pematangan tulang, dan keterlambatan kematangan seksual. “Lantaran kasusnya sering kali tersembunyi dan tidak disadari, kekurangan zat gizi mikro sering juga disebut hidden hunger.”

Untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro, Hardinsyah menomorduakan suplemen. Ia berpendapat memperbaiki pola konsumsi makanan harian jauh lebih bermakna untuk memperbaiki kondisi anak dengan defisiensi zinc. “Tidak seperti suplementasi zinc yang hanya mengandung satu mineral, bahan pangan alami lebih kaya akan kandungan zat gizi sehingga dapat meningkatkan status gizi anak secara keseluruhan.”

Tanpa mengonsumsi pangan hewani dan sayuran, akan sulit bagi tubuh untuk memenuhi kecukupan asupan zat gizi mikro. Hardinsyah menyarankan makanan, seperti daging merah, gandum utuh, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Zinc juga ada pada sereal yang telah diolah, beras, ayam, daging ber lemak serta ikan, tiram, umbi-umbian, dan beberapa sayuran hijau. “Konsumsi pangan tambahan yang telah difortifikasi dengan zat gizi mikro juga dapat dijadikan alternatif.

Sumber : www.republika.co.id

Meneriaki Anak Sama Saja dengan Memukulinya

Masalah yang ditimbulkan dari teriakan orang tua kepada anak usia remaja ternyata serupa dengan memukul. Kedua tindakan itu dapat meningkatkan risiko de presi dan perilaku agresif pada remaja. Temu an terbaru itu dimuat dalam laman jurnal Child Development.

Perilaku remaja ada kalanya ber benturan dengan peraturan orang tua. Ketika suasana memanas, orang tua yang tak mampu mengendalikan emosi kerap memukul atau meneriaki anaknya. Efek negatif dari teriakan, kutukan, ataupun cercaan serta pemberian label buruk akan lengket di benak anak. Bahkan, hubungan baik yang terjalin dengan orang tua tak akan melindungi anak dari dampak yang tak diinginkan.

Di Amerika, memukul anak telah menjadi tabu. Stigma sosial yang sama belum berlaku bagi teriakan. Kebanyakan orang tua masih berpikir teriakan akan membuat anak-anak mau mendengar dan mengoreksi perilaku nya. Misalnya, dengan menuding ia pemalas atau bodoh.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh dan University of Michigan membuktikan sebaliknya. Berteriak tidak akan mengatasi masalah perilaku buah hati. “Lebih dari itu, meneriaki anak hanya akan mem buat persoalan semakin runyam,” tutur Ming-Te Wang, peneliti yang juga assistant professor dari Department of Education and Psychology University of Pittsburgh.

Sumber : www.republika.co.id

Balita Jangan Dibiasakan Menonton Tayangan Televisi

Jika anda sayang dengan buah hati yang masih berusia dini, jangan membiasakannya dengan asupan tayangan televisi, apalagi dalam durasi waktu lama.
Mengajak balita menonton tayangan televisi dalam durasi yang lebih, ternyata merupakan sebuah kebiasaan yang kurang baik bagi tumbuh kembang sang anak.
Hal ini terungkap dalam Gathering Bidan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, bertajuk ‘Pola Tumbuh Kembang Anak’ di ruang Islamic Teaching Hospital (ITH), Jumat (13/9).
Dokter Spesialis Anak RSI Sultan Agung, dr Hj Pujiati Abbas SpA mengatakan, selama ini banyak yang salah kaprah di tengah masyarakat. Terutama mereka yang menjadikan televisi sebagai instrumen perangsang tumbuh kembang anak.
"Jangan sekali-kali mengajak balita untuk menonton televisi dalam durasi yang lama. Justru kebiasaan itu bisa melambatkan perkembangan tumbuh kembang anak," katanya.
Dalam periode balita, jelasnya, seharusnya orang tua memberikan rangsangan berupa gerakan motorik kasar seperti pergerakan dan sikap tubuh. Bisa juga diberikan rangsangan gerakan motorik halus, seperti menggambar, cara memegang suatu benda, kemampuan bahasa seperti merespons suara, mengikuti perintah dan berbicara.
"Sering menonton televisi dan dalam waktu yang lama, bisa membuat malas anak. Sehingga anak akan malas bergerak dan mengakibatkan obesitas," tambahnya.
Alasan lain, jelas Pujiati, saat ini tontonan televisi hampir tidak ada yang bersifat tuntunan. Semuanya hampir menggambarkan perilaku hedonis dan kekerasan.
Menurut dokter yang praktik di polianak RSI Sultan Agung ini, saat balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita inilah kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan selanjutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian sang anak juga dibentuk pada masa balita ini.

Sumber : http://www.republika.co.id

Thursday, March 21, 2013

Perkembangan Anak Pada Masa Usia Dini

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.

Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi fondasi bagi anak untuk menjalani kehidupannya di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari potensi kecerdasan manusia berkembang dengan pesat pada usia dini.

Perkembangan anak pada masa-masa tersebut memberikan dampak terhadap kemampuan intelektual, karakter personal dan kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungan. Kesalahan penanganan pada masa perkembangan anak usia dini akan menghambat perkembangan anak yang seharusnya optimal dari segi fisik maupun psikologi.

Perkembangan anak usia dini, secara khusus ditujukan untuk mendefinisikan perkembangan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan anak berbeda dengan pertumbuhannya. Perkembangan anak lebih merujuk pada parameter kualitatif. Sedangkan pertumbuhan anak, kebih bersifat kuantitatif. Dengan demikian, yang dimaksud dengan perkembangan anak usia dini adalah kemajuan kualitas fungsi fisik, psikologi maupun sinergi dari keduanya.

Perkembangan anak usia dini meliputi beberapa bagian, yaitu:

1. Perkembangan kemampuan motorik.
Seiring dengan pertumbuhannya, sistem syaraf anak anda semakin matang. Ada 2 tipe kemampuan motorik. Yang pertama adalah kemampuan motorik di mana anak anda mampu menggerakkan bagian tubuhnya yang besar, seperti tangan dan kaki. Berjalan, berlari, keseimbangan tubuh dan koordinasi gerak merupakan bentuk perkembangan anak usia dini pada kemampuan motorik.

Yang perlu dievaluasi pada tahap perkembangan ini adalah kekuatan otot, kualitas gerakan dan sejauh mana anak mampu melakukan gerakan. Sedangkan perkembangan kemampuan motorik yang ke dua adalah kemampuan anak untuk menggerakkan bagian-bagian kecil dari tubuhnya. Seperti jari tangan, jari kaki dan mata. Kemampuan motorik ini dapat dilihat dari kemampuan anak melempar dan menangkap sesuatu, menggambar maupun meraih benda.

2. Perkembangan fungsi fisik.
Perkembangan anak usia dini pada fungsi fisiknya mengikuti pola tertentu, diantaranya; perkembangan bagian tubuh yang besar lebih awal dibandingkan bagian tubuh yang kecil. Misalnya, perkembangan fungsi tangan dan kaki lebih dulu dibandingkan jari. Pola selanjutnya adalah perkembangan bagian-bagian utama tubuh lebih dahulu dibandingkan bagian lainnya.

Bagian-bagian utama seperti lambung, jantung dan organ inti lainnya lebih dulu dan lebih kuat dibandingkan perkembangan fungsi kaki dan tangan. Dan pola yang terakhir adalah dari bagian atas tubuh menuju bagian bawah. Perkembangan anak usia dini untuk memfungsikan fisiknya dimulai dari kepala baru kemudian ke bagian kaki. Inilah sebab mengapa bayi lebih dulu mampu mengangkat kepalanya dibandingkan berguling.

3. Perkembangan kemampuan kognitif.
Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan kemampuan kognitifnya. Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan daya ingat, kemampuan menganalisa maupun kemampuannya memecahkan masalah. Anak usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi yang sehat antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya.

4. Perkembangan kemampuan berbahasa.
Penelitian menunjukkan bahwa bagaimana cara orang tua berbicara akan memainkan peran penting dalam perkembangan kemampuan berbahasa pada anak. para peneliti meyakini bahwa penggunaan bahasa ibu akan memudahkan anak untuk belajar bahasa lebih cepat. Awalnya anak hanya mampu mengoceh, kemudian dia mulai bisa mengucapkan sebuah kata. Dengan terus berlatih, anak anda akan mulai bisa menggabungkan 2 kata, hingga kemudian bisa membuat sebuah kalimat sederhana. Kemampuan anak berbahasa merupakan cermin dari kecerdasan anak.

Selain dukungan dari orang-orang terdekat maupun lingkungan sekitarnya, perkembangan anak usia dini perlu didukung pula oleh suplai nutrisi yang mencukupi. Ini dikarenakan pada masa perkembangan anak usia dini dibutuhkan zat-zat gizi penting untuk proses pematangan jaringan tubuhnya dan untuk menyediakan energi dalam proses anak bereksplorasi.

Sedekah: Ajarkan Anak Jadi Pemurah


Seringkali kita merasa iri menyaksikan seorang anak kecil yang begitu pemurah kepada peminta-minta atau fakir. Karena disisi lain, sering kita dapatkan anak kita sendiri begitu 'hemat' alias tidak suka berbagi kepada orang lain. Sebaliknya, karena kita sebagai orang tua membiasakan agar anak-anak terbiasa memberi sebagian nikmat yang mereka dapatkan kepada yang membutuhkan, tentu merasa kesal jika melihat anak lain yang pelit. Like son like father, begitu pepatah barat mengatakan. Tentu pepatah itu berlaku umum, artinya sang orangtualah yang sangat berperan mendidik anak secara langsung maupun tidak langsung sifat dan karakter anak-anaknya, hasilnya bisa positif dan bisa negatif. Pendidikan anak sejak dini secara langsung, tentu saja dilakukan secara sengaja dengan mengajarkan hal-hal positif dan bermanfaat kepada anak. Sedangkan yang tidak langsung, sesuai dengan sifatnya yang suka meniru, anak-anak selalu melakukan apa yang orangtua lakukan. Uniknya, tidak sedikit para orangtua yang tidak menyadari hal ini, atau setidaknya sedikit lengah bahwa perilaku mereka sangat berdampak kepada tingkah laku anak. Melatih anak agar menjadi pemurah, tentu menjadi hal yang relatif lebih mudah jika kita sebagai orangtua juga terbiasa berbagi. Dalam berbagai kesempatan kita bisa mengajarkan si kecil agar terbiasa menjadi pemurah, ini dimaksudkan, agar kelak sampai dewasa ia menjadi orang yang pemurah, suka bersedekah. Oleh karena itu, ajarkan anak-anak kita menjadi pemurah, karena dengan demikian kita juga mengajarkan mereka untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Caranya?
1. Dari Tangan Anak
Biasakan memberi shodaqoh kepada orang lain melalui tangan anak-anak kita. Hingga tangan mungilnya itu terbiasa memberi meski tidak kita perintahkan. Bahkan, ada orangtua yang 'kerepotan' karena anaknya selalu memaksa untuk memberi kepada setiap orang yang dikiranya hendak meminta. Sejak kecil, ajaklah mereka ke tempat-tempat biasa kita menyalurkan zakat dan infaq semisal ke yayasan yatim piatu. Mungkin mereka tidak mengerti apa yang kita lakukan meski kita sudah mencoba memberinya pengertian. Tapi, memorinya akan merekam pengalaman tersebut dan sekaligus mengajarkan mereka untuk senantiasa memberi kepada 'si lemah'.
2. Infak di Masjid
Untuk anak laki-laki, selipkan uang secukupnya setiap kali mereka pergi sholat Jum'at untuk infak (tromol) masjid. Sekecil apapun, tentu bukan nilainya yang penting. Anak-anak secara langsung akan belajar berinfak sehingga suatu saat, setiap ia memasuki masjid (tidak mesti Jum'at) tangannya terbiasa mengulurkan uang untuk diinfakkan. Kuncinya, sang ayah tentu harus sering-sering mengajak anak-anak ke masjid.
3. Berbagi Makanan
Membawa makanan saat sekolah di Playgroup tentu menjadi kesenangan tersendiri bagi setiap anak. Tambahkan kesenangan mereka dengan dengan satu kebiasaan memberi sebagian makanan bawaan mereka kepada temannya. Jadi, dengan sedikit berkorban, lebihkan bawaan anak-anak kita untuk dibagikan kepada satu atau dua temannya.
4. Makan Bersama Teman di Rumah
Sesekali, pilih satu hari khusus (tidak mesti saat berulang tahun) untuk mengundang teman-teman anak makan di rumah. Suruhlah ia yang langsung mengundang beberapa temannya, agar terasa langsung mereka yang mengajak. Anak-anak akan secara langsung dapat mempererat hubungan persaudaraan dengan teman-temannya dalam acara makan bersama itu.
5. Menabung untuk si Fakir
Bukan maksud memberi lebih uang kepada anak, melainkan sebagiannya untuk ditabung. Ajarkan anak menabung untuk dua hal, satu tabungan untuk masa depan dan satu lagi untuk diberikan kepada anak-anak yatim piatu dan para fakir setiap bulannya. Sekali lagi, tidak penting berapa jumlah yang ia bisa berikan kepada si fakir, tetapi pembiasaannya jauh lebih penting.
6. Saling Hantar kepada Tetangga
Dalam rangka mempererat hubungan, saling memberi makanan atau hadiah (oleh-oleh perjalanan) kepada para tetangga tentu bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Ajarkan anak-anak untuk juga melestarikan budaya ini. Biarkan anak-anak yang menhantarkan makanan kepada tetangga setiap kali kita memasak lebih. Jelaskan pula kepadanya manfaat dari budaya saling memberi itu.

Sumber : Eramuslim

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK

Hakikat Perkembangan
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara bertahap dan berurutan.

Perkembangan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti. 2) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. 3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu. 4) Perkembangan terjadi pada tempat yang berlainan. 5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. 6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan anak usia TK yang terentang antara usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.

Ketika anak mencapai tahapan usia TK (3 sampai 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.

Dilihat dari tahapan menurut Piaget, anak usia TK berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal.

Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.

Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain menjadikan fungsi sosial anak semakin berkembang.

Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga dapat menambah perbendaharaan kata.

sumber : http://paudonline.blogspot.com

Ini lho Rahasianya agar Anak Anda Cerdas & Pintar

Orang tua mana yang tidak ingin anak-anaknya cerdas dan pintar? Tentu semua orang tua menginginkannya. Tapi terkadang banyak orang tua yang bingung, cara apa yang harus ditempuh untuk meningkatkan kecerdasan anak-anaknya.

Sekolah dan tempat pendidikan bukanlah satu-satunya tempat yang bisa mencerdaskan otak anak Anda. Ada faktor-faktor lain yang turut memepengaruhi tingkat kecerdasan si buah hati.

Nah, berikut 6 hal yang bisa Anda lakukan untuk memaksimalkan tingkat kecerdasan anak-anak Anda baik di sekolah maupun dalam kehidupan sosial.

1. ASI Eksklusif
Jika Anda memiliki buah hati yang masih bayi, berarti peluang Anda untuk meningkatkan kecerdasan anak Anda masih terbuka lebar. Salah satu cara efektif untuk meningkatkan kecerdasan bayi adalah dengan memberinya ASI eksklusif selama 9 bulan.
Sebuah studi di Denmark mengungkap bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif selama 9 bulan mengalami pertumbuhan yang signifikan dan lebih cerdas dari bayi yang hanya mendapatkan ASI satu bulan atau kurang.

2. Cukupi Gizinya
Ajarkan kebiasaan mengonsumsi makanan sehat sejak dini, seperti tindak memberi buah hati makanan-makanan junk food dan menggantinya dengan sayuran serta buah-buahan segar. Di masa pertumbuhan, otak anak Anda membutuhkan nutrisi penting, seperti asam lemak Omega-3 yang bisa didapatkan dari ikan. Beberapa studi membuktikan bahwa anak-anak yang gemar menyantap ikan seperti, tuna, salmon, dan cod, memiliki pikiran yang tajam dan mencatat hasil yang baik dalam ujian.

3. Kenalkan Musik
University of Toronto menyebutkan bahwa memperkenalkan musik kepada anak bisa menjadi langkah yang tepat untuk melatih kemampuan otak kanan. Mereka juga menyatakan bahwa anak-anak yang bermain musik memiliki kemajuan yang pesat dalam IQ dan kemampuan akademik saat mereka menginjak usia remaja.

4. Kenalkan Olahraga
Tim peneliti dari University of Illinois membuktikan bahwa ada hubungan yang kuat antara kebugaran fisik dengan prestasi akademik anak-anak. Secara umum aktivitas fisik saat berolahraga berkaitan erat dengan prestasi belajar anak-anak. Meningkatnya aliran darah dan oksigen ke otak saat berolahraga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan anak saat mengerjakan soal-soal ujian.

5. Biasakan Sarapan
Ini adalah kebiasaan kecil yang masih sering diabaikan oleh apra orang tua. Membiasakan anak sarapan dapat meningkatkan memori dan konsentrasi saat belajar. Anak-anak yang tidak terbiasa sarapan akan cepat lelah dan sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran yang diterimanya. Ini berhubungan dengan asupan gizi yang tidak ia dapatkan di pagi hari, sehingga pada siang hari kemampuan otaknya menjadi menurun


Budayakan Membaca
Membaca baik untuk segala usia, termasuk anak-anak. Membaca merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan perkembangan kognitif anak-anak. Menurut Paul C. Burns, Betty D. Roe & Elinor P. Ross, pakar pendidikan anak dari Amerika Serikat, ada delapan aspek yang bekerja saat anak-anak terbiasa membaca, yaitu aspek sensori, persepsi, sekuensial (tata urutan kerja), pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, dan afeksi, di mana semua aspek tersebut merupakan faktor penting dalam meningkatkan kecerdasan dan kemampuan otak anak.

sumber :http://id.she.yahoo.com/ini-lho-rahasianya-agar-anak-anda-cerdas-pintar-090056628.html

Saturday, February 23, 2013

Mengenal Abjad Dengan Tutup Botol Bekas

Selama ini tutup botol bekas biasa berakhir di tangan pengamen jalanan sebagai “kecrekan”. Tapi sebenarnya tidak juga. Di tulisan ini, saya akan mengajak Anda memanfaatkan tutup botol bekas sebagai sarana belajar anak-anak.

Meski berbentuk sederhana dan terkesan remeh, tutup botol memiliki sejarah panjang. Syahdan pada tahun 1892, seorang insinyur asal Amerika Serikat bernama William Painter menciptakan tutup botol berjenis “mahkota” yang terbuat dari lempengan logam dan lembaran karet di bagian dalam. Karena dicetak khusus, bagian tepi tutup botol membentuk gerigi seperti mahkota (crown).

Setelah karyanya itu dipatenkan, William Painter pun memulai perusahaan pengemasan minuman dan bir bernama Crown Cork & Seal Company di Baltimore, Amerika Serikat.

Kini, lebih dari 100 tahun kemudian, entah berapa juta tutup botol memenuhi planet bumi sebagai sampah, ketika terlepas dari botolnya. Padahal dibutuhkan waktu 500 tahun untuk menghancurkan sampah logam ini secara alami.

Kita bisa berpartisipasi mengurangi sampah tutup botol mahkota dengan mengubahnya menjadi alat belajar mengenal abjad bagi anak-anak di rumah.

Bahan dan alat

1)Tutup botol mahkota bekas sejumlah huruf-huruf yang ingin dibuat.

2) Abjad, masing-masing huruf dicetak dalam lingkaran berdiameter 2,5 cm dapat Anda cetak dengan printer.

3) Magnet, kardus bekas dan lem.

Cara pembuatan

Gunting lingkaran-lingkaran abjad yang telah dicetak sesuai dengan ukuran diameter 2,5 cm. Tempelkan pada sisi luar tutup botol. Setelah itu potong kardus bekas bebentuk lingkaran dengan diameter 2,5 cm untuk mengisi bagian dalam tutup botol. Setelah itu baru tempelkan magnet.

Biasanya cairan plastik resin digunakan juga untuk mengisi bagian dalam tutup botol supaya rata atau untuk melapisi gambar. Namun perlu diingat, cairan plastik resin adalah bahan kimia yang sangat beracun dan bebahaya bagi kesehatan. Jadi sebaiknya pertimbangkan dahulu sebelum menggunakan bahan tersebut.

Setelah jadi, kini Anda pun dapat mengajak anak bermain sekaligus belajar mengenal huruf. Dan yang terpenting, Anda mengajarinya cara melestarikan lingkungan dengan mengurangi sampah di sekeliling.


penulis: Tarlen Handayani
sumber: http://id.berita.yahoo.com

Monday, January 21, 2013

Pilih Sekolah yang Tepat, Apa Saja Pertimbangannya?


Setiap orangtua tentu tak ingin sembarangan mencari sekolah untuk sang buah hati. Seperti sudah disinggung dalam tulisan sebelumnya, jangan pula asal-asalan memilih sekolah yang tepat untuk anak. Pasalnya, pendidikan dasar merupakan “investasi jangka panjang” bagi masa depan anak-anak tersayang.

Biaya yang mahal rela ditanggung demi meraih pendidikan yang berkualitas. Namun, sebenarnya apa saja yang harus dipertimbangkan dalam memilih sekolah yang tepat untuk anak Anda?

Psikolog dan pengamat pendidikan anak, Seto Mulyadi, mencatat sejumlah poin kriteria yang bisa menjadi acuan orangtua dalam memilih sekolah yang tepat untuk anak. Menurut Kak Seto, kriteria-kriteria ini perlu diperhatikan dengan baik.

1. Lihat visi misi sekolah tersebut. Visi misi sekolah akan menentukan kurikulum yang digunakan. Sesuaikah visi misi sekolah tersebut dengan pandangan pendidikan di keluarga dan harapan orangtua?

2. Pertimbangkan sekolah bagus dengan tenaga pengajar yang bagus juga. Guru adalah ujung tombak yang menentukan anak akan belajar dan bermain dengan menyenangkan atau tidak.

3.  Perhatikan kondisi sekolah dan lingkungan di sekitarnya, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Cukupkah untuk mendukung proses belajar-mengajar yang menyenangkan bagi anak?

4. Perhitungkan jarak sekolah dari rumah. Jangan sampai terlalu jauh sehingga anak lelah di jalan dan tidak semangat belajar.

5. Kenali karakter anak dan kebutuhannya untuk menentukan sekolah yang sesuai dengan anak. Misalnya, anak yang suka bergerak cocok disekolahkan di sekolah alam.

6. Pengenalan akan karakter dan kebutuhan juga membantu mengenali durasi bersekolah dan komposisi durasi pengajaran di sekolah, misalnya dengan untuk menentukan butuh sekolah dengan durasi yang lebih banyak waktu bermain atau belajar.

7. And last but not least, pikirkan matang-matang kemampuan finansial Anda untuk membayar segala biaya yang dibutuhkan, baik uang pangkal maupun uang bulanan ke depannya. Pastikan Anda memiliki sumber-sumber dana yang cukup untuk konsisten membayar ke depannya.

Di masa kini, pertimbangannya bukan lagi sekadar biaya mahal menentukan kualitas. Orangtua harus cerdas melihat seberapa besar dampak yang bisa diberikan sekolah bagi pertumbuhan kecerdasan kognitif dan emosional anak dengan seimbang.

Jika Anda sudah mempertimbangkan ketujuh kriteria di atas, ada satu hal yang paling penting yang harus orangtua pertimbangkan lagi untuk mengambil keputusan. Apa itu? Nantikan artikel: Libatkan Anak Saat Memilih Sekolah.


sumber: edukasi.kompas.com

Belum Cukup Usia, Jangan Paksa Anak Bersekolah

Lantaran ingin buah hatinya siap dalam menghadapi dunia pendidikan dan cepat mahir, banyak orang tua berlomba mendaftarkan anaknya untuk mengenyam bangku pra-sekolah. Bahkan, terkadang orang tua langsung memasukkan anak ke sekolah dasar (SD), padahal usianya belum sampai enam atau tujuh tahun.

Psikolog anak, Roslina Verauli, mengatakan bahwa usia harus menjadi pertimbangan orang tua dalam mengambil keputusan untuk memulai pendidikan formal pada anak. Pasalnya, jika anak dipaksa bersekolah saat usianya belum sesuai maka dampaknya kurang baik ke depannya.

"Lihat usianya dulu. Jangan dipaksakan. Karena teman seusia atau sebaya dalam satu kelas itu bisa membuat mereka frustrasi," kata Roslina.

Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa ada anak-anak yang mampu menyesuaikan diri dan belajar bersama dengan teman yang usianya lebih tua. Contoh saja, siswa kelas satu SD biasanya berusia enam hingga tujuh tahun, tapi ada anak berusia lima tahun sudah duduk di bangku SD dan kemampuannya setara.

"Memang awalnya bisa. Tapi itu untuk saat ini saja. Kita harus lihat efek ke depannya," jelas Roslina.

"Sekarang kelas satu masih bisa sama dan mengejar pelajaran. Tapi saat kelas empat nanti, teman-temannya sudah memasuki fase yang berbeda karena beda usia. Ini akan membawa pengaruh bagi anak tersebut," imbuhnya.

Untuk itu, orang tua harus melihat usia buah hatinya. Jika memang masih terlalu kecil maka akan lebih bijak untuk memilihkan taman bermain yang sesuai karakternya. Meski terkadang anak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung pada usia dini, hal itu bukan jaminan anak siap bersekolah.

Dalam hal ini, yang perlu dikembangkan adalah pengajaran dari orang tua di rumah dan komunitas yang tepat bagi anak untuk bermain dan berinteraksi. Orang tua bisa terus mengasah kemampuan membaca dan menulis anak dengan sederhana.

Hal utama yang tak boleh terlupakan adalah mengenali kebutuhan anak Anda. Tak hanya soal kebutuhannya yang terkait usia, tetapi juga keunggulan dan kelemahannya, juga kesenangannya. Lalu,libatkan anak dalam menentukan sekolah yang tepat

Memilih sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Nantikan sejumlah pengalaman orang tua dalam mencari dan memutuskan sekolah yang tepat untuk buah hatinya.


sumber: edukasi.kompas.com