Tuesday, January 13, 2015

Bagi Anak Laki-Laki Menunda Waktu TK tak Selalu Buruk

anak bermain


Memilih sekolah bagi anak memang tidak pernah mudah. Sejumlah faktor perlu jadi pertimbangan matang orang tua. Bagi orang tua dengan anak laki-laki faktor sekolah yang tepat, waktu yang istirahat yang memadai, serta semangat yang terjaga adalah unsur yang harus jadi perhatian orang tua. 

Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan orang tua dari anak laki-laki. Berikut beberapa diantaranya, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com. 

Beri dia perhatian
Meskipun Anda ingin memberikan pengajaran di rumah, hindari untuk mengajak anak belajar membaca atau menulis ketika mereka baru pulang dari sekolah. Setelah seharian belajar di kelas, anak perlu waktu untuk berlari-lari dan bermain. 

“Biarkan putra Anda memanjat, melempar, bermain sepeda, tembak-tembakan, atau apa saja yang ingin dia lakukan,” ujar Dr. Thompson. Memberikan dia kesempatan bergerak akan meningkatkan kewaspadaannya ketika tiba waktunya belajar.

Jangan terlalu cepat memberi label
Anak-anak laki-laki yang penuh energi dan emosional adalah magnet yang kuat untuk label ADHD. Tetapi dokter dan psikolog mengingatkan, cukup sulit untuk mendiagnosis secara akurat adanya kelainan pada anak di bawah 6 tahun. 

Kalau guru anak Anda mengungkapkan keprihatinan mengenai perilaku dan perhatiannya, tanyakan kepadanya secara spesifik. Menggeliat-geliat selama pelajaran yang panjang tidaklah berkaitan dengan ketidakmampuan mengikuti arahan dan menunjukkan perilaku yang berbahaya dan impulsif (seperti berlari ke jalan mengejar bola selama istirahat). 

Doker anak Anda bisa menolong anak dengan memisahkan perilaku anak (lelaki) normal dari perilaku anak-anak yang berpotensi mengidap kelainan. Dan kalau kemungkinannya ADHD, dia bisa merekomendasikan kursus-kursus yang membantu untuk meminimalkan efeknya.

Pertimbangkan untuk menunggu di tahun berikutnya
“Redshirting”, praktik menunggu atau menunda satu tahun untuk masuk TK, telah menjadi cara yang sangat umum untuk memberi waktu anak untuk menyesuaikan diri dengan ruang akademik dan sosial. Ini mungkin akan terasa sempurna bagi Anak Anda. Bicaralah dengan guru TK-nya untuk mengukur apakah dia sudah siap untuk langkah berikutnya. 

Jika dia sudah bisa bermain dengan baik bersama anak lainnya; melihat buku, huruf, angka yang diminatinya; dan sudah bisa fokus bermain puzzle dan menggambar hingga 5 menit, berarti dia sudah siap.

Kalau Anda memutuskan langkah terbaik baginya adalah menunggu, tidak perlu khawatir anak Anda akan tertinggal di belakang teman-teman sebayanya. “Pendidikan bukankan pertandingan,” kata Dr. Sax. “Tujuannya bukanlah untuk melihat siapa yang duluan bisa melakukan sesuatu tetapi mengembangkan rasa cinta belajar."

sumber: http://gayahidup.republika.co.id/

0 comments: