Kemampuan berbahasa ketika bayi adalah luar biasa.
Bayangkan, ketika lahir, ia hanya menangis, selanjutnya ia mampu mengucapkan
kata pertama yang segera diikuti dengan rentetan kata-kata selanjutnya.
Perkembangan bahasa bayi berlangsung dalam tahapan yang tersusun
dan teratur. Bayi menghadapi tantangan yang lebih sulit dari pada ketika kita
belajar bahasa asing. Ia harus menyesuaikan diri dengan segala bunyi-bunyian
bahasa dari lingkungan di sekitarnya dan kemudian memahaminya. Pada sebagian
besar bayi, kemampuan dan keterampilan berbahasa didapatkan secara alami.
Banyak penelitian menyimpulkan bahwa bayi memiliki kemampuan
alami untuk belajar berbahasa. Jadi ketika lahir, bayi sudah mempunyai
kemampuan awal untuk memahami bunyi-bunyian yang nantinya berkembang menjadi
kemampuan berbahasa. Selain itu, ada factor lain yang juga berperan penting,
yaitu perangsangan bahasa oleh lingkungan.
TAHAPAN BERBAHASA
Apapun bahasa ibu si bayi, semua bayi di dunia memiliki
tahapan berbahasa yang sama dan terjadi pada kisaran usia yang sama pula. Tahapan
tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- - Tangisan dan bahasa tubuh (nnon verbal). Sampai sekitar usia 6 minggu, bayi tidak dapat mengeluarkan suara tertentu, kecuali menangis. Bentuk komunikasi lain adalah dengan bahasa tubuh, seperti gerakan lengan dan kaki, ekspresi wajah, dan kontak mata.
- Suara-suara adalah bunyi-bunyian vocal yang berulang, seperti ‘u…..u..’ atau ‘a…..a…’ yang disuarakan ketika ia merasa nyaman. Ini muncul ketika bayi berusia 2 bulan dan beberapa bulan kemudian, digantikan dengan kemampuan selanjutnya.
- Mengoceh (acak). Bunyi mengoceh (acak) adalah sekumpulan suara yang dikeluarkan bayi ketika mendapatkan perhatian orang lain. Sekitar usia 5 bulan, bayi mulai dapat mengeluarkan bunyi yang lebih bervariasi. Hal ini dimungkinkan karena pita suara dan kemampuan bernafas bayi sudah lebih matang dan lebih baik.
- cMengoceh. Untuk beberapa bulan ke depn bayi mengeluarkan ocehan dengan bunyi yang lebih terkendali, bahkan, mulai mampu mengobrol . Terkadang, mulai menggaunakan suara yang berualang dan lebih jelas seperti ‘papapapa’, ‘babababa’, ‘mamamama’.
- Bicara awal. Mendekati tahun pertama, anak sudah mampu mengeluarkan suara seaka-akan berbicara dengan ibu dan bapak. Ekspresi wajah dan intonasi suaranya sudah tampak seperti benar-benar berbicara, tetapi belum ada kata yang jelas di ucapkannya.
- Kata pertama. Jantung ibu dan bapak seakan berhenti berdetak ketika bayi mengucapkan kata pertamanya. Kosa katanya akan bertambah dengan pesat, sekitar 50 kata di usia 18 bulan.
MENDENGAR DAN BERBICARA
Manusia berkomunikasi dengan dua cara, berbicara dan
mendengar. Demikian pula dengan bayi. Pertema, bahasa reseptif, yaitu mendengar
suara dan bunyi-bunyian, kemudian mengartikan apa yang ia dengar. Keterampilan ini
membuat bayi mampu mamahami suara atau bunyi yang didengarnya. Misalnya, bayi
akan paham bila ibu-bapak menyuruhnya untuk meletakkan gelas di atas meja
meskipun ia belum mampu berbicara.
Kedua, bayi juga memiliki kemampuan bahasa ekspresif. Bayi mampu
membuat suara atau bunyi sendiri sehingga dapat berkomunikasi dengan ibu-bapak,
ketika melakukan perangsangan berkomunikasi, pusatkan perhatian pada keduanya,
bahasa reseptif dn ekspresif.
Biasanya kemampuan bahas reseptif berkembang terlebih
dahulu, dibandingkan bahasa ekspresif. Bayi memahami banyak kata yang didengar
dan menunjukkkan pemahamannya, missal, bayi akan tersenyum atau menengok ketika
ibu dn bapak memanggil namanya, mampu melekukan yang diminta, atau memerhatikan
ibu-bapak ketika berbicara dengan orang lain. Itu pertanda, bayi memiliki
semangat untuk memberikan tanggapan, meskipun belum mampu untuk berbicara.
Sumber: Seri bacaan orang tua direktorat PAUD Kemdikbud.
0 comments:
Post a Comment