Saturday, May 26, 2012

PENDIDIKAN KESADARAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK ANAK USIA DINI

Pendidikan lingkungan hidup

Kecintaan terhadap lingkungan hidup merupakan manifestasi kecintaan pada tanah air, yang didalamnya mencakup proses interaksi untuk saling menjaga, membagi dan mengisi antara anak bangsa dalam semangat kesatuan dan persatuan dan memahami bahwa ruang Indonesia adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama yan gperlu dijaga kelestarian dan fungsinya.

Dalam spirit keagamaan dimulai dari ufuk timur dengan berkembangnya agama Hindu, Budha, Konfusius, Tao yang meyakini dan mengakui bahwa manusia adalah bagian integral dari alam dan tidak mempunyai kedudukan khusus dihadapan penciptanya. Dari semua agama, meyakini bahwa semua yang ada dialam ini adalah indah dan harmoni. Dengan ketentuan yang riil, mantap dan tegar serta segenap daa atau ketahanan alami yang ada untuk kelangsungan kehidupan. Apa yang kita miliki sebenarnya hanya titipan yang mungkin juga diperlukan oleh yang lain. Binatang maupun tumbuhan tidak layak untuk dibunuh atau dimatikan kecuali untuk memenuhi kebutuhan akan makan karena manusia memang monivor. Jadi manusia harus hidup dari sesuatu yang organik dari tumbuhan maupun hewan

Pedidikan lingkungan hidup sarat dengan pesan, spiritual, moral lahir dan batin, pesan lahir itu tidak hanya berupa materi, tetapi juga jati diri, persahabatan, empati, mengenal perasaan pihak lain. Disamping pendidikan nasional mencakup pengertian lintas waktu dan menggapai berbagai ilmu dan keterampilan secara lisan disiplin, karena wawasan atau filsafat tentang lingkungan hidup juga perlu dikembangkan sejak dini bahkan sejak sesorang masih dalam kandungan ibu sampai akhir hayat.

Pendidikan lingkungan formal, nonformal maupun informal untuk mengelola lingkungan hidup. Konsep dasar tentang lingkungan hidup juga memerlukan kompromi yang didukung oleh kesepakatan dan perilaku bersama. Sikap dan perilaku yang benar terhadap lingkungan hidup dimana kiprah pengabdian diri kita, kalau sejak dini sudah ditanamkan hemat materi, hemat air dan energy; pasti tidak ada sumber daya padat. Sumberdaya air dan energy yang tersia-sia. Untuk mengajarkan pendidikan lingkungan hidup pada anak usia dini, ajarkan mulai dari usia dini untuk sadar lingkungan. Tidak membuang sampah sembarangan di segala tempat seperti di selokan dan sungai. Air tidak lancar karena trsumbat oleh sampah. Sungai akan banjir karena tumpukan sampah yang menggunung contoh seperti kota jakarta, kota metropolitan sering banjir karena manusia tidak sadar lingkungan, membuang sampah seenaknya.

Kita dapat juga mengajak anak-anak melihat sungai yang penuh sampah atau sungai ciliwung yang menghanyutkan semua sampah. Kemudian bisa juga kita memperlihatkan sampah yang dibuang sembarangan akan menimbulkan bau sampah yang luar biasa, bau sampah akan mengganggu kesehatan. Jika lingkungan yang kotor, bau sampah, lalat datang membawa penyakit menetes dimana-mana saja tempat yang kotor, bau kurang sedap.

Lingkungan dan Masyarakat

Manusia hidup bergantung pada lingkungan, manusia dapat berkembang dan mempertahankan hidup lingkungannya. Manusia sebagai makhluk sosial, hidup berkelompok, bekerjasama dan berhubungan satu sama lain. Dengan hidup berkelompok, manusia saling tergantung stu dengan yang lainnya serta dengan lingkungannya. Manusia mempertahankan dirinya dari pengaruh lingkungan yang tidak menyenangkan. Manusia juga mengolah keadaan alam sebagai sumber penghidupannya. Untuk melakukan semua itu manusia harus menggunakan akal dan pikirannya. Berawal dari penemuan teknologi modern, manusia trus berusaha untuk memanfaatkan sumber alam. Lingkungan baik karena dijaga kelestariannya, lingkungan yang rusak karena tidak adanya kepedulian.

Kesadaran Lingkungan di rumah bagi anak usia dini

Pendidikan pertama bagai anak dimulai dari keluarga. Seorang anak akan lurus dan bengkok berawal dari keluarga. Bagaimana anak bisa peka trhadap lingkungannya tergantung cara keluarga memberikan konsep keteladanaan buat buah hatinya. Misalkan orang tua memberikan konsep dari agama “ kebersihan adalah sebagian dari iman” anak yang suka kebersihan akan disayang Tuhan setelah itu harus ditindak lanjuti dalam perbuatan yaitu tidak sembarangan membuang bungkus makanan, permen, anak akan tahu persis dimana letak tempat sampah yang ditaruh orang tuanya. Jika tidak menghabiskan makanya, akan ingat binatang piaraannya. Sebagaimana orangtuanya selalu menyayangi binatang dan selalu memberikan jatah makanan. Anak dibiasakan diajak menyirami tanaman, sambil diberikan pengertian-pengertian ringan, yaitu sesuatu yang hidup perlu makan dan minum seperti manusia. Dari hal-hal yang sederhana dan pengalaman ringan yang selalu dalam bimbingan, akan tumbuh dan berkembang pada kepribadian anak yang selalu sayang dan menyayangi di lingkungan keluarga baik dalam hal kebersihan, tanaman, binatang piaraan.

Kesadaran Lingkungan di luar Sekolah dan Di Luar Rumah Bagi Anak Usia Dini

Pengalaman dalam bermain adalah suatu pelajaran bagi anak yang mana masa penjelajah, mengeksplorasi, mengamati, meneliti dan menemukan. Anak akan berhadpan langsung dengan pengalamannya. Bersama teman-teman atau sendiri. Dalam bermain di lingkungan luar sekolah atau luar rumah, masih perlu pengawasan dan bimbingan, jangan sampai sebagai orang tua mendidik anak.

Peran pendidik dan atau orang tua adalah memandu dan memfasilitasi. Mengamati anak dan mendengarkan apa yang mereka ucapkan saat mereka mempelajari tentang kesadaran lingkungan. Tidak merendahkan kemampuan anak, jangan memaksakan anak untuk melakukankegiatan yang belum siap dilakukan anak tersebut. Dengan sikap-sikap tersebut akan menumbuhkan pada diri anak secara alami dan kesadaran terhadap lingkungannya akan kuat. Karena menemukan sendiri untuk selalu menyayangi lingkungannya tanpa paksaan atau tekanan.

Stop Global Warming

Sudah akrab dengan slogan itu? Kita mulai sadar untuk menjaga lingkungan. Bisa di bayangkan bagaiman seandainya es dikutub mencair, suhu lautan meningkat, kekeringan berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, belum lagi banjir besar-besarandan gelombang badai hebat. Hal mengerikan itu bisa terjadi jika kita tidak mencegah perubahan iklim. Apa kita tahu penyebab perubahan iklim? Perubahan iklim disebabkan penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas bumi yang terus menerus. Misalkan pemborosan premium, listrik menggunakan baterai atau seperti yang paling sering kita lakuakn buang sampah sembarangan.

Sadar tidak, kalau kita terus menerus membuang karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar tersebut. Rupanya sikap kita itu dapat meningkatkan suhu iklim dunia yang akhirnya memicu perubahan iklim. Perubahan yang tidak dapat diprediksi seperti itu juga mematikan, padahal yang akan terkena dampaknya paling besar dari perubahan iklim adalah negara pesisir pantai, Negara kepualauan diwilayah negara berkembang seperti Asia Tenggara. Indonesia pastinya termasuk dalam kateegori wilayah ini. Nah kalau begitu jangan ditunda-tunda lagi mulai dari sekarang kita bersikap ramah terhadap lingkungan dan hemat energy. Sebagai langkah awalkita bisa menyukseskan kampanye WWF dalam program “Earth Hour” apa itu? Merupakan kampanye perubahan iklim global WWF. Individu, pelaku bisnis, sampai pemerintah dari berbagai negara di semua belahan dunia akan mematikan lampu selama satu jam sebagai pernyataan dukungan supaya penanggulangan perubahaniklim pada sabtu 28 maret pukul 20.30 – 21.30 (waktu setempat). Nah di tahun ini Earth Hour akan menjangkau satu milyar orang memadamkan lampu mereka sebagai bagian dari aksi bersama dunia. Sebagai tanda kita peduli lingkungan, ayolah kita sama-sama mulai mematikan lampu satu jam pada malam tersebut.

PADAMKAN LAMPU DEMI MASA DEPAN BUMI

Mengajak anak kita melakukan gerakan hemat energi yaitu tidak menghambur-hamburkan listrik, misalnya dengan cara ajarkan kepada anak didik kita menonton televisi seperlunya, menyalakan TV, Radio, mematikan lampu jika sudah tidak diperlukan lagi.

Anak diajarkan untuk berhemat dalam pemakaian air disekolah, dirumah maupun ketika mereka diluar rumah. Disekolah, misalnya guru mengajarkan anak untuk membuka kran air tidak terlalu besar, ketika mencuci tangan menggunakan air seperlunya dan segera matikan kran bila sudah selesai. Guru mengajarkan kepada anak untuk disiplin dalam membuang sampah dengan cara memulai dari diri sendiri, misalnya membuang bekas makanan yang dibawanya ke dalam tong sampah, kalau lagi jalan-jalan tidak menemui tong sampah menyimpannya di kantong plastik. Jika menemukan sampah di jalan memungut sampah tersebut dan membuangnya ke tong sampah dengan disiplin membuang sampah akan mencegah terjangkitnya penyakit dan bahaya banjir. Selain menghemat energy, anak juga diajak untuk menghemat dalam pemakaian kertas karena dengan menghemat kertas berarti mengurangi pemakaian kayu.

PENGARUH LINGKUNGAN PADA TINGKAH LAKU ANAK

Bagi kita semua anak-anak amat sangat penting untuk membangun lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif dalam pola pembelajaran akan mendorong anak-anak lebih menghayati nilai-nilai kebaikan.

Nilai-nilai kebaikan adalm tindakan yang sepele seperti saling berbagi, saling menjelaskan tentang pengaruh lingkungan yang positif., seperti yang dikatakan oleh Ramadian Al- Gadzadzafi adalah menempati posisi lingkungan. Lingkungan adalah ruang dimana seseorang hidup. Baik ruangan fisik, mental maupun spiritual. Lingkungan itu sendiri sebenarnya netral, tidak mempengaruhi apa-apa jika hanya dilalui sepintas kilas. Ia baru mempengaruhi manusia ketika menstimulasi manusia secara berulang-ulang, terus-menerus, dalam waktu yang lama. Pengaruh lingkungan terhadap manusia bisa berupa membentuk atau mengubah tingkah laku, bisa positif, bisa negatif bergantung kepada faktir-faktor apa yang relevan dengan kegiatan atau dengan kegiatan manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang dapat dipengaruhi oelh lingkungan dimana ia berada. Seringkali pengaruh lingkungan itu sangat besar sehingga bukan hanya mengubah atau meluruskan, tetapi sampai mengalahkan tabiat asal seseorang.

Jika seseorang dalam merespon lingkungan tetap berpegang teguh pada tuntunan agama, dan taat kepada Allah SWT, maka orientasinya akan mengarahkan tingkah lakunya kearah kebaikan dirinya. Baik kebaikan didunia maupun akhirat. Sebaliknya jika dalam merespon lingkungan itu mengikuti dorongan nafsu dan fikiran rendah, maka ia akan terbawa kepada tingkah laku yang mencelakakan dirinya, terutama jika dilihat dari kacamata agama. Saat semua orang dilingkungan anda adalah orang dengan aurabaik, dengan tutur kata yang sopan, dan santun dalam ruang sikap baik, maka pikiran dan emosi anda juga akan selalu dalam kondisi damai, nyaman, dan senag. Sifat dan sikap itu bisa menular seperti virus, anda wajib membangu daya tahan mental agar virus-virus negatif tidak mebuat kualitas dari sifat dan sikap baik anda menurun

Oleh : Dwinita Yunus, SE, M.Pd

Sumber: Buletin PAUD volume 10 Tahun 2011

0 comments: