Wednesday, May 30, 2012

PENDEKATAN EKOLOGI DALAM MEMBANGUN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN PADA ANAK USIA DINI

PENDAHULUAN

Kewirausahaan (enterpreneurship) adalah faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi dalam pembanunan suatu negara karena akan mendorong kepada pertumbuhan secara kuantitatif dan kualitatif. Kewirausahaan akan melahirkan banyakpengusaha, dan mereka yang membuka peluang kerja dan menyediakan berbagai barang dan jasa. (Baum & Locke, 2004). Pengusaha yang menggerakkan kehidupan ekonomi dan meningkatkan dayasaing nasional (Zahra, 1999). Oleh karena itu banyak peneliti beranggapan bahwa pengusaha merupakan agen utama perubahan dan kemajuan sebuah negara (Kirzner, 1979, Elliot, 1983, dan Giersch, 1984 dalam Warneryd, 1988)

Banyak negara telah membuktikan betapa pentingnya peran pengusaha dalam pembangunan ekonomi, Hamilton (1999). Mencontohkan Taiwan sebagai negara industri baru (Newly Industrial Country) yang dapat mencapai kemajuan kerena memiliki banyak pengusaha, terutama pengusaha kecil dan menengah. Demikian juga dengan negara-negara industri lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Itali menurut Verma & Singh (2002) dan Tan Wee Liang (2004) yang mencapai kemajuan ekonomi karena peranan pengusaha kecil dan menengah.

Pengalaman negara-negara tersebut dapat menjadi cermin bagi Indonesia untuk mendorong kewirausahaan pada masyarakat. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar memiliki potensi untuk menjadi negara maju, terutama apabila dapat mengembangkan kemandirian ekonomi. Kemandirian ekonomi suatu bangsa tidak terlepas dari kemandirian masyarakatnya. Hanya Masyarakat mandiri yang dapat mengembangkan dirinya mencapai semua ha yang diinginkan dan tidak tergantung pada pihak lain.

Keberadaan pengusaha tidak dilihat dari jenis pekerjaannya, tetapi melihat karakter yang dimiliki oleh individu, Schumpeter (dalam Hisrich, 1990); Seorang ahli ekonomi yang sangat penting dalam kajian kewirausahaan menjelaskan bahwa yang disebut pengusaha adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu yang berbeda. Kewirausahaan adalah karakter atau jiwa yang bersifat khusus, karakter yang akan terefleksi dalam tingkah laku, karakter pencipta ini yang mendorong individu atau mandiri, baraini mencoba sesuatu, dan siap menanggung resiko atas sebuah pilihan. Dalam tinjauan psikologi, pengusaha adalah orang yang memiliki dorongan berprestasi yang tinggi, selalu berusaha menyempurnakan setiap tugas, dan berupaya membebaskan diri daripada pengawasan dan kendali orang lain (Crane & Crane, 2007) apabila karakter ini yang banyak dimiliki oleh anggota masyarakat maka akan lebih abnyak pengusaha (Hisrich, 1990)

Menjadi pengusaha tidak berarti memiliki kemampuan berbisnis dimasa dewasa, tetapi dapat mulai dibina pada usia dini, Uri Bronfenbrenner (1986) menggunakan pendekatan ekologi untuk menerangkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pembentukan karakter dan kepribadian individu.

TEORI EKOLOGI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN DAN KARAKTER INDIVIDU

Pendekatan ekologi dalam menjelaskan perkembangan manusia diperkenalakan oleh Uri Bronfenbrenner (1986); seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat. Menurutnya perkembangan anak sangat berorientasi pada lingkungan (Santrock, 2003). Ada 5 sistem utama dalam ekologi yaitu: sistem mikro, sistem meso, sistem ekso, sistem makro dan sistem krono (Thomas, 2000). Kelima sistem tersebut membantu perkembangan individu dalam membentuk ciri-ciri fisik dan mental tertentu. Sistem mikro adalah lingkungan dimana individu tinggal, konteksi ini meliputi keluarga individu, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tampat tinggl (Bronfenbrenner & Ceci, 1994). Dalam sistem mikro terjadi banyak interksi secara langsung dengan agen sosial, yaitu orang tua, teman dan guru (santrock, 2003),

Individu dalam proses interaksi bukan sebagai penerima pasif, tetapi turut aktif membentuk lingkungan. Setiap individu mendapatkan pengalaman dari setiap aktivitas, dan memiliki peranan dalam membangun hubungan interpersonal. Menurut Bronfenbrenner (1986).Aktifitas adalah sesuatu yang dilakukan bersama dengan orang lain, peranan adalah perilaku positif yang diharapkan oleh orang lain, dan hubungan interpersonal adalah cara individu berhubungan dengan orang lain, melalui perkataan apa yang disampaikan secara lisan dan perilaku yang dimunculkan ketika hidup bersama. Aktivitas, peranan dan hubungan interpersonal yang terjadi dalam setting lingkungan dimana individu tinggal. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sosial yang terdiri dari orang tua, adik-kakak, guru, teman-teman dan guru. Lingkungan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan individu terutama pada anak usia dini sampai remaja.

Sisstem Meso mencakup hubungan antara 2 konteks mikro melibatkan hubungan antara dua konteks, atau latar lingkungan (rumah, sekolah, dan teman nsebaya) yang mengkontrol perkembangan individu. Perhatian sistem meso dofokuskan kepada efek sinergi dari pencapaian masa depan dengan proses yang tejadi dalam setiap seting sistem mikro (Thomas, 2000). Lingkungan sekitar rumah (tetangga) merupakan unit lingkungan mewakili sistem meso, didalamnya meliputi aspek lingkungan sekitar rumah, sekolah, kelompok teman sebaya dan kelompok orang dewasa. Keseluruhan aspek lingkungan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak-anak (Bronfenbrenner, & ceci 1993)

Sistem Ekso terdiri dari lingkungan tempat kerja orang tua, kenalan saudara (adik, kakak, atau saudara lain) dan peraturan dari pihak sekolah (Thomas, 2000). Ketiga elemen sistem ekso ini dapat mempengaruhi perkembangan tingkahlaku anak-anak dan remaja, baik secara langsung atau tidak langsung melalui nilai dan pengaruh yang diterapkan dalam sistem meso. Dalam sistem meso pengaruh tersebut disalurkan baik secara langsung atau tidak langsung kepada setiap set sistem mikro, dirumah, sekolah, atau teman sebaya (Bronfenbrenner, 1986). Akhirnya perkembangan tingkah laku anak-anak dan remaja secara keseluruhan dapat dilihat melalui model sistem makro.

Melalui model sistem makro, budaya memberikan pengaruh kepada individu. Budaya dalam hal ini adalah pola tingkah laku, kepercayaan dan semua produk dari sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sistem Krono dalam teori ekologis mencakup pola-pola kejadian lingkungan sepanjang perjalanan hidup dan kondisi sosial sejarah yang dialami oleh individu.

PEMBAHASAN

Teori ekologi dapat menjelaskan cara lingkungan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu, termasuk dalam pengembangan karakter. Untuk mengembangkan karakter kewirausahaan sejak usia dini, sistem yang sangat memberikan peran berada pada level sistem makro, meso, dan krono. Interaksi antara orang tua dan anak serta interaksi anak dengan lingkungan sekitar rumah akan memberikan pengaruh yang besar. Menurut kajian Larissa (2006) sebagian besar pengusaha memiliki orang tua yang juga pengusaha. Dalam prespektif ekologi keadaan ini bukan disebabkan oleh faktor genetik, melainkan oleh faktor interaksi dalam sistem mikro dan meso. Seorang anak setiap waktu berinterksi denga orang tua, dan mereka tidak hanya melihat apa yang dilakukan oleh orangtuanya, tetapi juga mendengar isi pembicaraan yang umumnya berkaitan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan.

Papda keluarga pengusaha faktor ekologi dapat menjelaskan mengapa setiap orangtua pengusaha umumnya memiliki anak yang juga akan menjadi pengusaha. Orangtua secara sadar atau tidak sadar telah melatihkan anak-anaknya melalui contoh dan interaksi yang intensif mengenai kgiatanusaha dalam sistem mikro.

Pada banyak kegiatan usaha makro, kecil dan menengah kegiatan produksi umumnya dijalankan di dalam rumah dan sekitar rumah. Sebagai contoh industri kerajinan, kebanyakan dikerjakan didalam rumah masing-masing pengrajin atau pegawai adalah anggota keluarga, termasuk paman, bibi, sepupu, keponakandan tetangga. Dengan demikian seorang anak yang berada dalam pengasuhan keluarga pengusaha akan selalu berinteraksi dengan kegiatan usaha. Orangtua mereka adalah orang yang bekerja ditempat tinggal, kakak mereka atau saudara yang lain juga merupakan pekerja. Kondisi ini juga secara tidak langsung membuat kehidupan kerja merupakan bagian yang tidak terhindarkan.

Dede Rahmat Hidayat (2009) mendapati bahwa karakter ini dapat dibangun melalui berbagai bentuk pembiasaan interaksi yang terus menerus membeuat terjadiproses internalisasi pada anak. Kehidupan mereka yang selalu bersentuhan dengan kegiatan produksi, perbincangan mengenai proses produksi, termasuk juga perhitngan untung rugi. Secara berkelanjutan menyebabkan anak-anak juga memiliki cara perhitungan dan car berfikir yang sama dengan orang tua. Sementara komponen sistem ekso untuk tingkat usia dini belum banyak memberikan pengaruh, terutama dalam kaitannya dengan kegiatan persekolahandan penanaman nilai budaya komunal.

Bagi keluarga yang bukan pengusaha, membangun karakter pengusaha tidak selalu dimaknai dengan berbagai pembahasan dan isi pembicaraan yang berhubungan dengan kegiatan usaha, tetapi dilakukan dengan melatihkan berbagai keterampilan yang menjadi dasar bagi pengusaha, seperti yang dijelaskan oleh Baum & Locke (2004). Beberapa karakter dasar penting bagi pengusaha adalah kemandirian, tanggungjawab pribadi, dan pengambilan keputusan, sementara menurut Mc. Clelland, karakter utama dari pengusaha adalah memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (N.Ach). Karakter tersebut didapat melalui pembiasaan yang bersifat mendasar dan sederhan. Kebiasaan untuk merapihkan mainan ketika selesai bermain, meletakkan piring makan ditempatnya. Melatihkan pengambilan keputusan anak sejak awal diberikan kesempatan untuk menentukan pilihan makanan, pakaian, dan kegiatan yang akan dimainkannya, sehingga mereka terbiasa menentukan pilihan sendiri dan orang tua akan menanyakan alasan mengenai pilihan-pilihan tersebut, serta menekankan kepada konsekwensi yang akan mereka terima dengan pilihan tersebut.

KESIMPULAN

Kewirausahaan adalah sifat penting yang harus dimiliki oleh pengusaha. Pengusaha untuk dapat memajukan perekonomian sebuah negara. Pengusaha bukan semata-mata sebuah kegiatan usaha, tetapi yang paling mendasar adalah karakter. Pembangunan karakter dan kepribadian terbangun sejak usia dini. Pendekatan ekologi memberikan kontribusi untuk menjelaskan mengenai interaksi yang terjadi pada seorang individu dan mendorongnya untuk menjadi pengusaha, terutama dalam sistem mikro dan meso. Interaksi yang bersifat memandirikan dan mendorong keberanian untuk mengambil keputusan akan membantu membentuk karakter sebagai pengusaha yang gigih, bertanggungjawab, dan berani mengambil keputusan.

RUJUKAN

Baum, RJ & Locke, E. 2004. Relationship enterpreneurial traits, skill, and motivation and subsequent venture growth, Journal of applied Psychology, 89 (4)

Bronfenbrenner, U. 1986. Ecology of the family as a context for human development Research perspectives, developmental psychology, 22 (6)

Bronfenbrenner, U & Ceci, SJ. 1994 Nature-Nurture Reconceptualized in Development Perspective; A Bioecological Model. Psycoligical Review IOJ (4); 568-686

Oleh: Dede Rahmat Hidayat (Dosen Jurusan BK FIP Universitas Negeri Jakarta)

0 comments: