Wednesday, June 29, 2011

3 Contoh Pembunuh Kreativitas Anak

Sebagai orang tua, guru dan orang dalam lingkungan terdekat anak, bisa saja kita menjadi “pembunuh” kreatifitas anak. Kejenuhan, rasa kesal, atau pekerjaan yang menumpuk membuat orang dewasa lupa kalau anak di usia dininya membutuhkan perhatian penuh. Rasa peka mereka bisa jadi belum terasah dalam melihat masalah di sekitarnya. Bagi anak, mereka selalu ingin menjadi pusat perhatian (egocentris).
Sebelum terlanjur menjadi pembunuh calon kreator, ada baiknya kita tahu beberapa hal penyebabnya.
Berikut ini 3 contoh pembunuh kreatifitas anak:

1.Penyuka ketenangan yang berlebihan

Biasanya kata-kata yang sering diucapkan adalah : “ Jangan ribut terus...!”, atau “ Berisik banget sih!”, atau juga “ Jangan mengganggu orang lain!”

Jika hal ini berlanjut terus, maka bahayanya adalah anak akan belajar bahwa mengekspresikan dirinya dengan suara dan menjelajahi kekuasaannya adalah buruk dan anti sosial.
2.Pencela atau penggerutu

“ Gambarmu jelek!”, atau “Suara kayak gitu mau nyanyi..!”. Lalu dilanjutkan dengan, ” ....melakukan begitu saja tidak bisa. Mau jadi apa besar nanti?”

Bahayanya jika terus mendapat celaan seperti ini maka saat sekali waktu kita memintanya melakukan sesuatu, otak anak akan menolak melakukannya. Komentar-komentar buruk kita sudah membuktikan bahwa ia tidak bisa.
3.Over protektif

Ketakutan-ketakutan orang dewasa bisa menjadi penyebab matinya kreatifitas anak. Contoh kalimat yang biasanya keluar adalah ,” Jangan main-main dengan guci Mama,nanti pecah!” atau, “ Jangan naik-naik, nanti jatuh!” dan bisa juga, “ Jangan main kesana, berbahaya!”.

Kita harus tahu bahwa dengan serba melarang dapat membuat rasa ingin tahu anak menjadi terhambat. Ubahlah kalimat larangan menjadi misalnya, “ Guci Mama ini mudah pecah. Kalau pecah nanti Mama sedih lho.”


sumber:http://desri.web.id

0 comments: