Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional melalui survey. Pusat Statistik Pendidikan 2010 jumlah penduduk buta aksara di Indonesia tercatat masih cukup banyak, yaitu 8,3 juta orang atau 5,1
persen dari jumlah penduduk. Sedangkan berdasarkan hasil Sensus Penduduk yang dilaksanakan BPS tahun 2010 tercatat masih 11,3 juta orang. Meski begitu, capaian Pendidikan Kekasaraan yang telah dilaksanakan menurut UNESCO hasilnya sudah menunjukkan hal yang menggembirakan karena dapat malampaui target Education for All (EFA) yang menargetkan 5 persen hingga tahun 2015.
“Dari jumlah penduduk buta aksara yang disebutkan di atas, 80% berusia 45 tahun ke atas. Berdasarkan data ini, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat tahun 2011 ini memberikan prioritas pada pendidikan keorangtuaan (parenting education),” ujar Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ella Yulaelawati PhD
Menurut Ella, program parenting education merupakan program layanan pendidikan yang pelaksanaannya lebih mengarah pada pemberantasan kemiskinan ekonomi, pendidikan pola asuh anak, perbaikan kesehatan ibu dan bayi, dan pemberdayaan perempuan. Program ini dilaksanakan melalui penguatan Taman Bacaan Masyarakat, penataan kelembagaan, kelompok belajar bersama, PUG Provinsi, PUG tingkat Kabupaten dan Kota, serta seluruh lembaga mitra penyelenggara pendidikan masyarakat. Ada pandangan sepihak yang menyatakan usia 45 tahun merupakan usia lanjut yang dengan sendirinya akan berakhir, sehingga dinilai tidak berpengaruh.
“Pandangan tersebut kurang tepat, justru Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menilai sebaliknya, yaitu usia yang berpengaruh kuat terhadap pendidikan anak dalam keluarga. Hal inilah yang menyebabkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menitiberatkan programnya tahun 2011 lebih pada parenting education,” tukasnya. Dijelaskan, program pendidikan masyarakat tahun 2011 ini pada
prinsipnya berfokus pada dua program pokok, yaitu program pendidikan yg dapat membaca, menulis, berbahasa nasional, dan berhitung; sedangkan pendidikan yakeaksaraan dasar dan pemberdayaan yang
berbentuk multi keaksaraan.
Pendidikan keaksaraan dasar adalah layanan pendidikan yang diselenggarakan untuk menjadikan masyarakng memberdayakan adalah pendidikan yang bersifat fungsional dalam arti pemberian makna dari
apa yang diketahui untuk mengantar cakrawala berpikir mereka kearah yang lebih luas, sehingga mereka dapat melakukan perubahan hidup kearah yang lebih baik. Hal senada diungkap Plt Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal, Hamid Muhammad yang menyambut baik pengembangan pendidikan keorangtuaan. Pendidikan orang keorangtuaan atau pendidikan orang dewasa dikembangkan melalui pendidikan keluarga. “Hal ini penting dilaksanakan karena pendidikan keluarga merupakan satu system program pendidikan yang berpengaruh terhadap kesuksesan program pendidikan nasional,” ujar Hamid.
Pendidikan Masyarakat, sambungnya yang paling utama untuk dikembangkan adalah pendidikan yang memiliki pola memberdayakan masyarakat dari segala aspek khusunya pada aspek sosial budaya dan lingkungan. Walaupun demikian program keaksaraan dasar masih tetap menjadi prioritas untuk dituntaskan.
Prinsip Pendidikan
Sementara itu, tokoh pendidikan Prof Dr Arief Rahman menegaskan secara prinsip dalam pendidikan keorangtuaan yang harus dilakukan adalah kegiatan saling belajar (kerjasama) ini bisa terjadi apabila tidak ada
pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa sungkan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak harus saling mendengarkan.
“Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa manjadi sumber belajar, dan ini berarti bahwa setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman,” ujarnya.
Artinya dalam membentuk masyarakat belajar yang perlu dikembangkan konsep pilar belajar dari UNESCO perlu dikembangkan seperti; learning to know, learning to do, learning to be, learning to life together,
and learning to believe in God, yang merupakan akumulasi dari berbagai pengetahuan keterampilan yang diperoleh sejak masa kanak-Manusia yang telah dibekali dengan pilar Learning to know akan memiliki sejumlah pengetahuan dan ketrampilan berpikir.
Menurut Arief, pendidikan secara umum adalah sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada intinya pendidikan keorangtuaan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup
ditengah-tengah masyarakat. Prinsip dasar dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani dan mampu menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu, dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi, sehingga terdorong untuk memelihara diri sendiri maupun hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
0 comments:
Post a Comment