A. LATAR BELAKANG
Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan, sehingga banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Dalam Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkembangan anak yang merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem makro. Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan orangtua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.
Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso, semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.
Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh pada kesulitan anak untuk tidur.
Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.
Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan program parenting yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di kelompok bermain dan di rumah. Parenting ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses perkembangan anak.
Kegiatan parenting (pertemuan orangtua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin
Pengetahuan tentang pendidikan anak dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan, misalnya kegiatan parenting baik yang dikelola oleh satuan pendidikan maupun pengelolaan secara mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan program parenting ini sudah sangat jelas, dengan adanya: (1) Undang-undang No 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No 23/2002, tentang Perlindungan Anak (3) Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian, kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan, orang tua (keluarga) dan pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan pendidikan terutama pada anak usia dini, dapat dioptimalkan.
B. MANFAAT PARENTING
Kegiatan parenting akan menjadi suatu wadah yang dapat memberikan keuntungan pada semua pihak, baik kepada orang tua, kelompok bermain, maupun pemerintah. Ada beberapa manfaat dalam pelaksanaan parenting adalah : (1) terjalinnya mitra kerja lintas sektor, misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, (2) terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak, (3) berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, (4) terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing, (5) terciptanya hubungan antar keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan (6) terjalinnya mitra kerja antar sesama anggota parenting.
C.LANGKAH-LANGKAH
Dalam melaksanakan parenting langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh kelompok bermain adalah : (1) adanya komitmen bersama antara pengelola dan orangtua pada saat mendaftarkan putra-putrinya di kelompok bermain, (2) menyiapkan penanggungjawab kegiatan parenting atau kepengurusan pada kelompok bermain, (3) mengidentifikasi kebutuhan informasi (isu-isu penting seputar pendidikan dan tumbuh kembang anak) yang ingin diketahui oleh orangtua, (4) menyusun program-program kegiatan yang akan dilakukan untuk kegiatan parenting, dan (5) menyusun jadual kegiatan sekaligus menentukan narasumber atau sponsor, misalnya, kegiatan dapat dilakukan seminggu sekali, sebulan sekali, atau memanfaatkan hari-hari libur nasional, tergantung kebutuhan.
D.BENTUK-BENTUK KEGIATAN PARENTING
Kegiatan parenting akan lebih bermakna jika kelompok bermain dapat menyusun suatu kegiatan parenting sehingga “kumpul-kumpul orangtua” mempunyai makna. Bentuk bentuk kegiatan parenting yang dapat dilakukan antara lain:
a.Think-thank, yaitu sumbang saran yaitu mengeluarkan pendapat dan diskusi tentang pembelajaran yang paling tepat bagi anak usia dini misalnya pembelajaran tematik, setiap anggota dapat menyampaikan gagasan-gagasan atau permasalahan-permasalahan yang ada sekaligus melakukan pembahasannya.
b.Arisan Bicara, yaitu setiap anggota, secara undian bergilir menjadi pembicara untuk menyampaikan gagasan sesuai topik yang telah ditentukan.
c.Seminar, mengundang narasumber dan sponsor.
d.Praktek ketrampilan, misalnya membuat alat permainan edukatif, memasak makanan bergizi untuk anak, dan sebagainya.
e.Outbond, yakni kegiatan di luar ruangan yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua anggota keluarga, yang disisipkan kegiatan diskusi atau praktek permainan-permainan yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga secara bersama-sama.
f.Kunjungan Lapangan, yaitu kegiatan kunjungan ke tempat–tempat khusus yang bersifat mendidik, misalnya ke museum, perpustakaan umum, panti asuhan, panti jompo, ke kebun atau pertanian, dan sebagainya.
E. PENUTUP
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Pendidikan anak tidak dapat dilepaskan begitu saja terhadap lembaga pendidikan khusunya kelompok bermain. Orangtua perlu mengetahui dan menindaklanjuti kegiatan atau perlakuan yang diberikan oleh tenaga pendidik dalam menstimulus kecerdasan anak usia dini sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Daftar pustka
Gordon, T. (1993). Menjadi Orang Tua Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hanafi Taufik (2009) Makalah STRATEGI NASIONAL Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Junaedi, Uken. (2005). Membangkitkan Sikap& Sifat Positif Anak, Bandung: Ikhtiar Publishing,
Saifullah,Ach. (2004). Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak . Yogyakarta: Kata Hati.
oleh: Mefrida Harahap, M. Pd (Pamong Belajar BPPNFI Regional 1 Medan)
Sumber :www.bppnfi-reg-1.go.id
0 comments:
Post a Comment