“Kecil teranjak-anjak besar terbawa-bawa”, demikian salah satu pepatah Bahasa Indonesia yang menekankan pentingnya mendidik anak sejak dini. Demikian juga dalam kehidupan suku Batak Toba ada istilah atau peribahasa yang mengatakan “ Salah mandasor sega luhutan” yang artinya jika kita salah mendidik anak maka kesalahan tersebut akan terus dibawa sampai dewasa yang akibatnya akan buruk bagi diri dan lingkungan anak. Anak adalah masa depan bangsa, generasi yang akan meneruskan kehidupan dan martabat bangsa. Bagaimana Bangsa Indonesia mempersiapkan generasinya untuk tetap berharkat, bermartabat dan maju dalam segala bidang?
Dalam kurun waktu antara tahun 2000 sampai sekarang, perkembangan teknologi amat pesat. Anak-anak semakin pintar, permainan-permainan canggih juga sangat banyak. Di mana-mana terdapat permainan yang sangat diminati anak-anak bahkan seolah-olah menjadi ”kebutuhan” yang amat penting seperti video game, playstation dan lain-lain. Tetapi sungguh disayangkan kemajuan teknologi ini sangat sedikit memberikan pengaruh positif bagi anak-anak. Dengan bermain video game atau games on live (dalam internet) anak-anak tumbuh menjadi individual, kompetitif dan lingkungan sosialnya yang terbatas. Tontonan televisi juga banyak memberikan pengaruh negatif bagi anak dimana film dan kartun yang banyak menonjolkan kekerasan serta sinetron yang kurang mendidik seperti cerita mistik dan cerita yang tidak masuk akal. Banyak kasus kriminal yang terjadi di Indonesia yang dilakukan anak-anak, remaja bahkan orang tua terhadap anak merupakan dampak negatif dari kemajuan teknologi. Bahkan, hampir semua guru mengatakan bahwa tahun-tahun belakangan ini adalah masa-masa yang paling sulit untuk mendidik siswa-siswa di sekolah.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang akhir-akhir ini semakin santer terdengar adalah langkah pertama dan utama untuk menghindari kemungkinan permasalahan di atas terus berkelanjutan.
Melalui PAUD kita bisa membangun moral bangsa, sikap dan karakter dengan beberapa alasan yang sangat mendasar, antara lain :
Pertama, dasar pemikiran pentingnya PAUD adalah bahwa pembentukan karakter bangsa dan kehandalan sumber daya manusia ditentukan oleh perlakuan yang tepat kepada anak sedini mungkin, artinya pembelajaran diarahkan kepada pembentukan karakter agar anak bisa mandiri, bertanggung jawab, berani mengambil keputusan serta menghindari pendidikan yang sifatnya mengancam dan menakut-nakuti.
Kedua, tujuan PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang berkualitas dimana anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal untuk memasuki pendidikan dasar serta fase kehidupan selanjutnya.
Ketiga, hasil yang diharapkan adalah anak mendapatkan rangsangan dan kesempatan yang besar untuk mengembangkan potensi dirinya dalam suasana penuh kasih sayang, aman, terpenuhi kebutuhan dasarnya dan kaya stimulasi.
Keempat, visi program PAUD terwujudnya anak usia dini yang sehat, cerdas, ceria, berbudi pekerti luhur serta memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam memasuki pendidikan dan kehidupan selanjutnya.
Kelima, misi program PAUD mengupayakan layanan pendidikan bagi seluruh anak di Indonesia tanpa terkecuali dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yaitu insan yang beriman, bertaqwa, disiplin, mandiri, inovatif, kreatif, memiliki kesetiakawanan sosial yang tinggi, berorientasi masa depan, serta mempunyai kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Keenam, pendidikan akan menghasilkan tiga perubahan yakni; pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif).
Bagaimana suatu bangsa akan kokoh bila moral masyarakatnya tidak lagi diperdulikan? Bagaimana suatu bangsa akan sejahtera bila anggota DPRnya adu jotos di kursi terhormat, bila pejabat atau pemerintah tidak lagi menganggap korupsi sebagai dosa? Tidak ada jalan lain untuk memperbaiki moral bangsa selain pendidikan yang baik dan benar serta berkelanjutan yang tentunya dimulai dari usia dini.
* Penulis: Eli Tohonan Tua Pane,S.Pd (Pamong Belajar BP-PNFI Reg.I
dan Anggota National Earlychild Specialist Team (NEST))
0 comments:
Post a Comment