Tuesday, April 19, 2011

MENGASAH KECERDASAN LINGUSTIK

Salahsatu peran pendidik adalah mengasah mental dan menstimulasi kecerdasan serta memberikan lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan seluruh potensi anak. Kualitas lingkungan memberi peran besar untuk mengasah kecerdasan anak.

Apabila pendidik memberikan rangsangan pembelajaran yang tepat, hasilnya akan baik puladan potensi anak akan berkembang dengan optimal. Sebaliknya apabila rangsangan pembelajaran yang diberikan kurang tepat, hasilnya kurang memuaskan.

Yang harus disadari ukuran keberhasilan pendidikan bukan hanya dilihat dari nilai akademis. Nilai akademis tidak dapat dijadikan patokan kesuksesan anak dimasa depan.

Lantas apa yang harus dilakukan agar anak memeiliki persiapan yang cukup untuk masa depannya? Membiasakan anak menulis diary bisa mengembangkan kecerdasan linguistik. Ketika menulis mereka beajar menyampaikan informasi yang ada dalam pikirannya, yang diubah menjadi kekuatan kata. Urut Sebagai orang tua atau pendidik, kita harus memberikan wadah bagi anak-anak yang suka menulis. Menulis diary tidak hanya bisa dilakukan dirumah, tetapi pendidik bisa mengagendakannya menjadi salah satu kegiatan belajar mengajar atau kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.

Manfaat dari menulis diary ini bisa mengasah keterampilan dan sebagai ajang letihan bagi mereka untuk menulis. Siswa bisa mengungkapkan perasaan saat itu dan bisa mengomunikasikannya dalam bentuk tulisan. Manfaat kegiatan ini tentu tidak hanya bisa dirasakan oleh anak didik, tetapi pendidik juga akan cukup terbantu untuk bisa lebih mengenal anak didik mereka lebih dekat. Bisa mengetahui karakternya, suasana hatinya saat itu, bisa lebih mengenal background keluarganya, bisa tahu ide-ide yang telah mereka pikirkan. Bisa jadi masih banyak hal baru yang kita dapatkan yang kadang itu diluar dugaan.

Banyak penulis cilik yang memulai karya-karya besarnya kerena hoby menulis diary. Seperti kisah Sarah Amany Wisista, Sarah hoby membaca, suka menulis puisi dan sering menuliskan pengalamannya sehari-hari. Padahal sewaktu usia enam bulan sarah terkena virus Toksoplasma yang menyerang jaringan otaknya.

Menurut dokter, virus ini bisa mempengaruhi mental dan otaknya, besar kemungkinan ia akan tumbuh menjadi anak yang idiot. Tapi, orang tua sarah selalu berikhtiar dan berdoa. Akhirnya Sarah dinyatakan sembuh saat berusia 3,5 tahun. Sarah kecil bisa menunjukkan kecerdasannya berkat peran orangtua yang memahami potensi anaknya.

Jadi selama orang tua dan pendidik mau berusaha mengembangkan kecerdasan anak, harapan dan kesuksesan tentu akan terwujud. Itu karena kecerdasan bukan warisan.

Penelitian menunjukkan faktor genetik saja tidak cukup untuk mengembangkan kecerdasan secara maksimal. Peran orangtua dan pendidik dalam memberikan latihan dan lingkungan yang kondusif jauh lebih penting dalam menentukan kecerdasan seorang anak.


Oleh: Rafiatul Khoiriyah, S.Si (Guru KBTKIT Mutiara Hati, Klaten)
Sumber: Harian Republika 20 April 2011

0 comments: