Monday, December 3, 2007

DUNIA PENDIDIKAN DULU, KINI DAN AKAN DATANG

Pasar kerja saat ini semakin sulit untuk dimasuki, hanya orang orang yang memiliki keterampilan mampu bersaing untuk mendapatkan satu posisi dalam pasar kerja. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang berorientasi keterampilan sehingga mampu mencetak alumninya menjadi manusia yang siap memasuki pasar kerja.
Kenyataan yang terjadi saat ini justru lebih banyak lembaga pendidikan yang cuman menjadi sebuah pabrik sarjana dibanding menciptakan sumber daya yang berkualitas, banyak lembaga pendidikan tinggi yang berdiri hanya berorientasi bisnis dibanding lembaga yang berdiri demi memajukan pendidikan atau mencetak SDM yang berkualitas, hal itu terbukti dengan posisi peringkat pendidikan di indonesia yang masih bertengger pada urutan 102 dari 104 negara di tingkat asia maupun asia tenggara.
Dulu...
Tingkat pendidikan di indonesiaku tercinta memisahkan antara pendidikan untuk calon praktisi dan calon analis sejak awal.
Untuk para calon praktisi tersedia Sekolah Kejuruan seperti Sekolah Teknik (ST), Sekolah menengah Ekonomi Pertama (SMEP) dsb, untuk tingkat SLTP, dan SGO, SPG, STM, SMEA untuk tingkat SLTA, sehingga terjadi sebuah transfer ilmu yang berkesinambungan (pada konsepnya), meski pada kenyataannya tidak terjadi seperti konsep awalnya, karna sekolah kejuruan tersebut di anggap sebagai sekolah nomor 2 (karna yang selalu nomor 1 adalah kecapnya, hehehehe), sehingga lebih banyak orang masuk di SMEA ataupun STM lulusan SMP, begitu juga di tingkat perguruan tingginya, lebih banyak orang masuk ke program diploma jurusan jurusan tersebut dari SMA, sementara program diploma adalah program pendidikan bagi calon praktisi di perguruan tinggi, sehingga selalu terjadi pengulangan proses pembelajaran, bukannya berkesinambungan
Untuk para calon analis melalui jalur Sekolah Menengah Atas atau SMA, di mana pada proses pembelajarannya sangat kecil persentase pembelajaran keterampilannya.
Kini .....
Sekolah Kejuruan tingkat pertama telah tiada, bahkan beberapa sekolah kejuruan tingkat atas pun menjadi tinggal cerita.
Gejolak negatif pendidikan semakin diperparah dengan munculnya beberapa perguruan tinggi swasta di tingkat kabupaten tanpa memperhatikan kelayakan tempat pendidikan, ada yang menggunakan fasilitas gedung SMP, SD, bahkan masjid sebagai tempat pembelajarannya, apa yang akan dihasilkan oleh lembaga semacam ini,
Seorang intelektual ?
Orang siap kerja ?
masih menjadi tanda tanya .....
Banyak terjadi penipuan publik tentang perguruan tinggi, karna lembaga-lembaga pendidikan yang tidak terakreditasipun berani melakukan proses pembelajaran, bahkan menerbitkan ijazah tingkat diploma maupun sarjana.
Masa yang akan datang ....
Bila saat ini pendidikan semakin dipertanyakan alumninya, apa yang bisa kita ceritakan untuk masa datang, mungkin hanya pertanyaan tanpa jawab yang akan timbul di benak kita, (seperti tatapan mata kosong sang anak dalam gambar) yang bisa dilakukan cuman berdoa semoga pendidikan di Indonesia semakin membaik dan Indonesiaku tercinta akan semakin jaya...

oleh : Dwi Sarmulyanto, pemerhati pendidikan nonfomal dan informal



0 comments: