Wednesday, November 7, 2012

APE, Tingkatkan Perkembangan dan Kreativitas Anak


Dunia anak adalah dunia bermain. Mulai dari bayi hingga masa kanak-kanak anak senang bermain. Kebutuhan atau dorongan internal (terutama tumbuhnya sel saraf di otak) sangat memungkinkan anak melakukan berbagai aktivitas bermain tanpa mengenal lelah. Dengan bermain anak dapat menyalurkan kelebihan energi yang terkandung dalam tubuhnya sekaligus belajar atau berlatih dalam suasana riang gembira untuk meningkatkan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan anak, pemahaman yang cukup bagi pendidik dan orang tua mengenai alat permainan edukatif (APE) sebagai sumber belajar amat diperlukan.
APE adalah sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu dengan bermain, baik menggunakan teknologi modern maupun tradisional. APE dibuat sebagai upaya untuk merangsang kemampuan fisik motorik anak (aspek psikomotor), kemampuan sosial emosional (aspek afektif) serta kemampuan kecerdasan (kognisi).
Kegiatan bermain yang mengandung edukasi akan merangsang perkembangan emosi, perkembangan sosial dan perkembangan fisik anak. Setiap anak, memiliki kebutuhan bermain yang berlainan sesuai dengan perkembangan anak. Semakin besar fantasi yang bisa dikembangkan anak dari sebuah mainan, maka akan semakin lama mainan itu menarik baginya.
Dari segi pendidikan, bermain memberi peluang pada anak untuk berswakarya, melakukan dan men ciptakan sesuatu dari permainan itu dengan tenaganya sendiri.
Dr. Anggani Sudono MA dalam seminar Pendidikan Anak Usia Dini di Aula Pasca Sarjana IAIN Imam Bonjol Padang beberapa tahun silam menyatakan peran bermain dengan APE sangat membantu meningkatkan kematangan sampai tingkat pencapaian perkembangan anak. Ketika anak bermain berulang-ulang dengan spontanitas, bereksplorasi kemudian dilakukan intervensi tepat yang bermakna, maka anak mulai memahami APE yang dimainkannya. Sehingga dalam memilih dan menentukan alat alat permainan yang dianggap dapat mendidik tersebut, orang tua dan guru dituntut bijak dalam membelanjakannya, sebab tidak semua alat yang harganya mahal dan dicap “modern” itu bersifat mendidik, bisa jadi hanya akan menanamkan mental instant dan konsumtif kepada anak.

Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, pendidik sangat mengharapkan proses pembelajaran secara efektif, efisien, dan berkualitas. Untuk itu diperlukan media instruksional. Media instruksional adalah “sarana komunikasi yang digunakan dalam proses belajarmengajar untuk mencapai tujuan instruksional yang efektif dan efisien melalui perangkat keras maupun lunak” (Ahmad Rohani, 1997: 4).
Tingkatkan kreativitas anak
Bagi seorang anak, bermain adalah bagian terbesar dari kegiatan kesehariannya. Hampir semua jenis permainan anak membutuhkan peralatan. Pada intinya, peran APE ditujukan untuk mengembangkan kreativitas melalui tiga hal berikut:
Keterampilan motorik halus dan wawasan berpikir anak;
Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat. Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.
Kemampuan sosial-emosional;
Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal perkembangannya, orang tua merupakan kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan gurunya.
Kemampuan kognisi (kecerdasan);
Dalam proses bermain, anak juga bisa diperkenalkan dengan perbendaharaan huruf, angka, kata, bahasa, komunikasi timbal balik, maupun mengenal objek-objek tertentu. Misalnya bentuk (besar atau kecil) dan rasa (asam, manis, asin, atau pahit). Pengembangan kreatifitas sejak usia dini, tinjauan dari penelitian-penelitian tentang proses kreativitas,
kondisis-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkan menjadi sangat penting .Ada beberapa alasan, kreativitas seseorang perlu dipupuk sejak dini agar lebih bermakna dalam hidup dan kehidupan anak.
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia.
 Kedua, berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford, 1967).
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan lingkungan ) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Dengan demikian permainan edukatif dipandang sangat penting dalam meningkatkan kretaifitas anak terutama dalam hal kemampuan berbahasa, berpikir, serta bergaul dengan lingkungannya. Disamping
itu, permainan edukatif juga bermanfaat untuk menguatkan dan menerampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan hubungan antara pengasuh dengan anak didik, serta menyalurkan kegiatan anak.

Sumber: Warta PAUDNI Edisi Februari 2012

0 comments: