Monday, December 10, 2012

DESA VOKASI VS URBANISASI


Berikut bentuk dasar (prototype) model pengembangan desa vokasi yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Ditjen PAUDNI).





Keterangan Skema Model Desa Vokasi:
Garis Tebal Hitam
Garis tebal hitam merupakan kebijakan pemeritah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui program kewirausahaan berbasis pada potensi unggulan lokal. Oleh karena itu, pemerintah menunjuk pihak-pihak yang terkait untuk melakukan studi eksplorasi vokasi berbasispada potensi unggulan lokal.

FGD (Focus Group Discussion)
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah diskusi yang terfokus pada sumber vokasi yang berbasis pada
potensi unggulan lokal. Diskusi ini dilakukan dengan melibatkan aparat desa dan tokoh masyarakat. Hasil
yang diharapkan dari FGD ini adalah terpilihlah sentra- sentra vokasi dan pengurus desa vokasi.

SV (sentra vokasi)
Sentra vokasi adalah kelompok kegiatan keterampilan yang berbasis potensi unggulan lokal desa yang dibentuk
oleh pengurus desa vokasi secara mufakat dan demokrasi. Setelah itu dilakukan orientasi dan diklat
penumbuhan dan penguatan sentra vokasi. Adapun materi orientasi dan diklat adalah: (1). Dinamika Sentra;
(2). Membangun Kewirausahaan; (3). Pengelolaan Keuangan Sentra; (4). Penjelasan Teknis Pembelajaran Vokasi.
PV (Pembelajaran Vokasi)
Pembelajaran vokasi adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di masing-masing kelompok vokasi (keterampilan). Persentase PV adalah 20 persen teori dan 80 persen praktek. Kegiatan PV ini menghadirkan
narasumber teknis (NST) ahli dalam vokasi sentra. Selama proses PV didampingi oleh pengurus desa vokasi dan pihak-pihak terkait dalam pemberdayaan desa vokasi sampai proses pengembangan, pelayanan, pemeliharaan dan inovasi desa vokasi berbasis pada potensi unggulan desa.***
Secara spesifik, program desa vokasi merupakan wujud implementasi program pendidikan kecakapan hidup dalam spektrum perdesaan dengan pendekatan kawasan, yaitu kawasan perdesaan.
Alternatif penanggulangan urbanisasi ini adalah melalui pendidikan keterampilan terpadu sesuai dengan kebutuhan atau situasi dan kondisi masyarakat berdasarkan kerjaama yang baikantara masing-masing bidang keterampilan itu, juga kerjasama antar kementerian dan pemerintah daerah. Mengisi periode kedua pembangunan pendidikan yang bertema penguatan pelayanan pendidikan,
Ditjen PAUDNI, pada tahun 2011 melanjutkan dan memperkuat pelayanan pendidikan kecakapan hidup (life skills) bagi warga masyarakat putus sekolah, menganggur dan miskin. Salah satu bentuknya melalui program desa vokasi.
Program ini diharapkan dapat melahirkan wirausahawan baru yang dapat menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif dan produktif di suatu desa yang dapat dijadikan sumber potensi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Dengan demikian setidaknya membantu pemerintah menekan angka urbanisasi yang samakin meningkat setiap tahunnya bahkan dengan desa vokasi tersebut masyarakat yang tidak berhasil sebagi urban dapat kembali ke tempat tinggalnya di desa dan dapat mengembangkan kebisaannya melalui peningkatan ekonomi kreatif pedesaan yang memiliki daya jual tinggi.


Oleh Dadan Mulyana, S.Si (staf Bagian Hukum dan Kepegawaian Sekretariat
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal,
dan Informal)
Sumber : Bulettin Warta PAUDNI Maret 2012

0 comments: